Mereka Yang Kamu Sebut Saudara

1.8K 189 19
                                    

Pagi ini mentari terlihat bersembunyi di balik gumpalan awan mendung yang menutupi lapisan langit yang luas membentang. Di sebuah kamar yang tenang dan sunyi terlihat gumpalan selimut yang semakin menutup seiring dengan masuknya semilir angin dari jendela yang sedikit terbuka.

Dari arah pintu kamar terlihat sesosok siluet yang berjalan mengendap ngendap menuju kearah tempat dimana gumpalan selimut itu berada. Dengan tubuh besarnya orang itu langsung melemparkan tubuhnya ke arah gumpalan selimut itu.

“astagfirullah mas fakhri, badan kayak kingkong se enaknya nimpa badan orang lain” gerutu tama yang menjadi korban dari keusilan fakhri pagi ini.

“salah sendiri, siapa suruh belum bangun sampe jam segini” fakhri yang masih berada di atas tubuh tama kembali memeluk sang adik gemas.

“geser bang, gak bisa napas ini”

Bukanya pergi dari atas tubuh tama, fakhri malah semakin memeluk erat tubuh si bungsu yang masih tertutup selimut bergambar frozen miliknya “ gak mau, meluk lo itu enak banget”

“BUNDA.... tolong tama, jelmaan kingkong nyiksa tama” bukanya marah saat mendengar teriakan tama, fakhri hanya tertawa geli saat mendengar teriakan adiknya itu.

Namun sepertinya nasip sial sedang menimpa tama, karena bukan bundanya yang masuk ke dalam kamarnya melainkan elvan yang memiliki sifat sebelas duabelas dengan fakhri tentunya. Bahkan menurut tama elvan itu raja dari segala raja dalam melakukan tindakan keusilan di keluarga ini.

“wah ada sesi berpelukan ni, ajak-ajak kali abang kan mau juga” ucapan horor dari elvan berhasil membuat tama semakin memberontakan tubuhnya agar bisa keluar dari dekapan kuat fakhri.

“gak ada ya, jauh jauh sana. Mending abang bawa mas fakhri pergi aja”

“idih ngusir abang ni ceritanyanya. gak boleh gitu, kapan lagi lo di peluk sama orang ganteng kayak gue”

“amit amit ya allah, itu yang bilang mas fakhri ganteng pasti punya gangguan mata”

“eh itu mulut ya, harus di kasih hukuman ini” setelah mengucapkan kalimat itu dengan santai fakhri mendaratkan banyak ciuman di pipi gembul tama, dan hal itu sontak membuat tama berteriak histeris dan semakin berusaha untuk melepaskan pelukan erat dari fakhri.

Elvan yang melihat kelakuan dari kedua adiknya itu hanya mampu tersenyum dan menertawakan kelakuan dari kedua adiknya itu. Perlahan elvan berjalan menuju ke arah tama dan fakhri, setelah dekat dengan kedua orang itu tanpa aba aba elvan langsung menjatuhkan tubuhnya di atas tubuh kedua orang itu. Dapat elvan dengar erangan kecil lolos dari kedua bibir adik kecilnya itu yang saat ini sedang berada di bawah tubuhnya.

“ya allah tolong tama, badan mas fakhri aja udah kayak kingkong berat di tambah badan bang el yang mirip badak bisa gepeng ini badan tama” .

“tau ni bang el, gak usah ikut ikutan napa jadi berat ini” elvan tidak tersinggung maupun marah saat mendengar keluhan dari kedua adiknya itu, dirinya malah tertawa dengan keras saat mendengar keluhan kedua adiknya itu. Baginya semua keluhan tama dan juga fakhri merupakan sebuah melodi indah yang menghiasi paginya saat ini.

“oh kurang ya pelukan abang bilang dong, kalo gitu abang tambah nih pelukannya” .

Bukannya melepaskan pelukannya dari kedua adiknya yang sedari tadi sudah memberotak di dalam kukungannya elvan malah semakin mengeratkan dekapannya.
Hal itu sontak membuat tama dan fakhri berteriak karena merasa semakin menipisnya pasokan oksigen yang di rasakan akibat ulah elvan ini. Setelah itu hanya suara teriakan yang terdengar dari dalam kamar tama tentu saja pelakunya elvan, tapi suara teriakan itu membuat seluruh penghuni rumah yang mendengarnya hanya mampu tertawa geli karena mereka bisa menebak bagaimana tersiksanya kedua orang yang sedang bersama elvan di dalam sana.

Anak Bontot Ayah GunawanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang