Perpisahan Sementara

1.4K 141 28
                                    

Yuhuu update guys

Don't forget to vote dan coment ya

Happy reading semuanya

💚💚💚💚💚💚💚

*******

Hari ini adalah hari di mana darren harus masuk asrama pelatihan selama kurang lebih 7 bulan lamanya. Seperti biasa seluruh anggota keluarga ikut turun tangan mempersiapkan segala kebutuhan darren selama menjalani masa pelatihan nantinya.

"Jangan lupa peralatan mandinya ren" ujar ayah gunawan sembari membantu melipat baju milik darren yang akan di masukan kedalam tas yang akan di bawanya.

"Siap yah" ucap darren tak lupa memberi hormat ala ala prajurit kepada ayahnya.

"Jaket jangan lupa di bawa juga, terus obat-obatan jangan tinggal. Gak lucu kalo kamu nanti pulang ke rumah cuman gara gara masuk angin kan" kali ini alan yang memberikan nasehatnya kepada darren. Melihat anggukan dari kepala darren membuat alan menyimpulkan jika sang adik mendengarkan ucapannya.

Semua orang sibuk ikut membantu menyiapkan segala macam keperluan yang dibutuhkan darren. Tak terkecuali si bungsu tama.

Namun ada yang aneh dari tama hari ini, karena sejak tadi tama sama sekali tidak mau memandang langsung ke arah siapapun saat di ajak berbicara. Ia lebih memilih memandangi semua baju milik darren yang sedang ia susun bersama sang ayah.

Jika ada yang mengajaknya berbicara, maka tama hanya akan menjawabnya seadanya saja. Hal ini membuat semua orang ter heran heran melihat kelakuan dari si bungsu hari ini.

"Cieee yang bakalan punya kamar sendiri. Pasti seneng tuh, kan tiap hari ribut mulu minta pisah kamar"fakhri menggoda tama yang sedari tadi terdiam. Tak lupa ia mencolek colek pipi chubby milik sang adik.

Tama menjauhkan tangan mas fakhri yang berada di pipinya "apaan sih biasa aja" ucapnya lalu kembali fokus ke baju baju darren yang sebenarnya sudah tersusun rapi.

"Pasti bakalan kangen tuh. Kan biasanya berdua terus sama darren, nanti malem bobonya sendirian loh tam. awas loh nanti ada yang nemenin di kamar"

Tama memandang penuh dengan tatapan permusuhan kepada elvan yang baru saja berbicara. Ingin sekali rasanya tama mengunci mulut abangnya itu agar tidak bisa berbicara satu hari saja.

"Idih siapa juga yang bakalan kangen. Gak akan, gak ada sejarahnya seorang Malik Adhitama ngangenin orang" ucap tama dengan penuh penekanan di setiap kalimatnya.

Semua orang mendadak berusaha menahan tawa mereka masing-masing. Sebenarnya mereka tau kalau diamnya tama karena ia tidak rela harus berpisah dari darren. Namun gengsi anak kecil itu terllalu tinggi untuk mengakuinya.

"Iya deh yang gak bakalan kangen sama abang" ucap darren menjeda kalimatnya sembari melirik sekilas tama "kalo abang nanti betah di sana gak usah pulang aja ya bund sekalian" lanjut darren sembari memandang bunda mala dengan tatapan jahil miliknya.

"Yaudah tinggal aja di sana gak usah pulang sekalian" ucap tama yang langsung pergi meninggalkan semua orang yang memandang heran ke arahnya.

Setelah kepergian tama butuh 10 detik untuk semua orang mencerna kejadian yang baru saja terjadi. Dan tak lama setelah itu terdengar suara tawa yang saling menyahut satu sama lain di kamar milik darren dan juga tama.

Anak Bontot Ayah GunawanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang