Bagian 4 : Tunggakan

302 104 18
                                    

Melihat kejadian di depannya. Brian segera menghampiri Anggun.

"Anggun? Ngapain kamu?" tanya Brian dengan nada agak penuh penekanan.

Mendengar panggilan Brian. Anggun seketika menoleh. Tidak jauh dari posisi Anggun yang sedang duduk jongkok sembari merapikan peralatan. Kenzo menatap lekat-lekat kedatangan Brian.

"Ah, Brian! Sudah selesai seminarnya?" tanya Anggun dengan raut wajah sedikit masam.

"Iya dari tadi, Anggun. Enggak masalah itu sekarang. Kamu ngapain bersih-bersih tenda orang di siang bolong gini?" ucap Brian.

Anggun menjawab dengan mulut membentuk garis lurus. Tanda malu, "Aku meruntuhkan tenda orang itu." Anggun menunjuk Kenzo yang tidak jauh darinya.

Kenzo menyadari Anggun sedang membicarakannya. Kenzo pun mendatangi Brian dan Anggun.

"Temanmu menghancurkan tenda saya. Saya yang suruh memperbaikinya," kata Kenzo sedikit menyeringai. Kenzo berkata lagi,"Oh iya, saya lupa memperkenalkan diri. Saya adalah ....."

Belum selesai Kenzo memperkenalkan diri. Brian menarik Anggun pergi dari hadapan Kenzo.

"Lah, Brian! Aku belum selesai memperbaiki tendanya!" Anggun berusaha melepaskan genggaman Brian yang agak kuat.

Brian berhenti. Kemudian, berkata kepada Anggun,"Kamu gak perlu merasa bersalah. Tinggal minta maaf ke dia dan minta tolong satpam kampus yang bantu perbaiki."

"Ya ya ya. Tapi aku gak suka ditarik-tarik gitu. Memang aku anak kecil?" Anggun melepas paksa genggaman Brian. Meninggalkan Brian sendiri di koridor lorong kampus.

Ria menyaksikan pertengkaran kecil antara Anggun dan Brian. Ria menghampiri Anggun.

"Anggun! Dari mana aja kamu, nih!"

"Ah, aku kena masalah. Aku menghancurkan tenda bazar."

"Tenda bazar? Punya siapa?" Ria bertanya penuh menyelidik.

Anggun pun menarik Ria menuju lapangan kampus. Menunjuk pemilik tenda yang Anggun hancurkan.

"Dia." Anggun memberitahu Ria.

Ria menatap kaget pria yang ditunjuk Anggun.

"Dia? Anggun ya ampun! Kamu kena masalah besar kali ini. Dia narasumber terkenal yang diundang kampus kita!" ujar Ria bernada tinggi.

"Heh? Masak?"

"Makanya, lain kali ikut seminar, Anggun. Biar tahu orangnya. Buruan kamu minta maaf sama dia." Ria menyarankan kepada Anggun.

"Duh. Gak usah, deh Ria. Aku dah gak sopan ninggalin orang itu. Gara-gara si Brian narik tiba-tiba." Anggun menarik lembut lengan Ria untuk segera meninggalkan lapangan kampus.

Ria melihat ekspresi Anggun merasa bersalah bercampur malu. Ria merasakan posisi itu.

"Oke ... oke. Aku gak paksain. Kita balik ke kelas aja," ucap Ria hangat kemudian menepuk kecil pundak Anggun.

•••••

Sejak peristiwa di lapangan kampus. Menghancurkan tenda bazar narasumber ternama. Anggun merasa sering dibicarakan beberapa mahasiswa di kampusnya. Anggun merasa muak. Namun, di sisi lain Anggun merasakan tindakannya beberapa hari lalu. Sangatlah bodoh. Anggun masih terngiang-ngiang peristiwa itu.

Lamunan Anggun dipecahkan oleh Brian.

"Hayo! Mikirin apa?"

"Gak apa-apa," jawab Anggun dengan wajah datar.

Bria menyadari perubahan sikap Anggun. Brian melakukan hal itu beberapa hari lalu, karena tidak ingin Anggun dipandang rendah oleh orang lain.

•••••
Satu minggu kemudian.

Ufuk TimurTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang