Beberapa hari kemudian.
"Yosh, akhirnya selesai juga!"
Senyum cerah Anggun terlukis di wajah manisnya. Ia puas dengan masakan yang telah ditata rapi dalam kotak makan plastik. Anggun mengeluarkan anggaran besar, karena pertama kali ia menitipkan masakannya di bazar kampus. Anggun bangun pagi-pagi buta untuk berangkat ke pasar, menyiapkan menu makanan yang akan dijual sejak minggu lalu.
"Jam berapa ya sekarang?"
Anggun segera meraih ponsel yang ditempatkan di atas meja belajar. Anggun memandanginya. Pukul sembilan pagi.
Sementara itu.
"Anggun di mana?" tanya Pak Kenzo pada Bu Tedjo yang tak sengaja lewat di depannya.
"Lah, 'kan dia udah gak magang lagi, Ken. Jadi ya ikut jadwal pegawai seperti biasa. Nanti sore mungkin Anggun datang," balas Bu Tedjo dengan tergesa-gesa. Ia cukup sibuk.
"Ok ok."
•••••
Setibanya di kampus. Anggun melempar pandangan ke semua penjuru tempat. Sepi.
"Kok, sepi?"
Bulir-bulir keringat turun di dahinya. Anggun cukup lelah karena membawa dua kardus berisi makanan yang akan dijual. Ia langsung mengambil ponsel dari tas. Menghubungi Brian.
Brian, kok kampusnya sepi?
Maaf, Anggun. Acara HUT-nya dibatalin karena covid
Lah? Gimana, sih! Harusnya beritau jauh hari!
Maaf banget Anggun
Ya udah
Anggun menutup teleponnya.
"Kalo gini ceritanya, aku gak akan buat dan kerja keras gini! Sialan emang Brian!" seru Anggun.
Tin Tin Tin
"Ria?" Anggun menoleh.
"Aku ditelepon Brian tadi pagi. Katanya, kamu gak bisa dihubungi."
"HP aku tak matiin. Biar fokus masak. Eh!"
Mata Ria membulat.
"Anggun, kamu yang masak makanan sebanyak itu?" tanya Ria.
Anggun tidak bisa menyembunyikan rahasianya lagi.
"Em ... haha ... aku ... selama ini bohong. Beli semua makanan di luar."
Garis senyum terlihat di wajah Ria.
"Buat apa, sih Anggun kamu gak jujur gitu. Lagian kalo kamu bilang, kamu yang masak. Aku pasti tetap habisin," ucap Ria.
"Aku ... takut ... kamu ngejek masakanku."
Ria langsung ke luar dari mobil menghampiri Anggun.
"Ngejek apaan, sih? Gak ada Anggun. Aku malah seneng malah."
Anggun tersenyum lebar.
"Ya udah bantuin aku jual makanan ini?" ajak Anggun.
"Eh, kok. Tiba-tiba Anggun? Kamu tau tempatnya?"
"Ya! Antar ke sana aja. Aku gak mau rugi."
"Ya ya ya."
Beberapa waktu kemudian. Ria dan Anggun kini berada di alun-alun kota. Banyak orang berlalu-lalang. Ya, mungkin efek malam minggu. Jadi cukup ramai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ufuk Timur
RomanceGenre : Drama, Romance, New Adult WARNING 21+ ☡ Kenzo seorang chef dan pengusaha yang mengelola K&1 Restaurant Seafood. Suatu hari, ia hadir sebagai pembicara di salah satu kampus. Agar menambah keuntungan usahanya, Kenzo membuka stan bazar. Namun...