Bagian 32 : Sangat Manis

111 20 19
                                    

SEASON 2



Anggun mengamati lekat-lekat wajahnya yang terpantul di kamera depan ponsel. Mata sayu, bibir pecah-pecah. Dalam tempo tidak sampai beberapa bulan, wajah Anggun tampak seperti wanita berumur empat puluhan.

"Haaa! Aku lelah." Anggun bersandar di bawah pohon ketapang, taman kampus.

Mungkin wajah Anggun terlihat tua karena kurang tidur menyelesaikan skripsi. Sebenarnya, bukan hanya fisik yang lelah. Otak Anggun juga seperti pecah. Entah bagaimana, setelah Kenzo menjadi tetangga barunya. Anggun harus berangkat pagi-pagi buta menghindari Kenzo.

"Kalo dipikir-pikir aku kan gak ada salah ya? Kenapa harus takut? Hah, sepertinya aku yang bermasalah sekarang ... bukan Pak Kenzo." batin Anggun sambil memejamkan mata.

Ketika Anggun sibuk dalam pikiran. Anggun tidak menyadari Brian menatap wajahnya. Brian tersenyum tipis, terlihat tangan kanan Brian menyentuh poni Anggun yang jatuh di dahinya. Anggun tersentak.

"Loh? Baru kelihatan Brian."

"Ah, aku habis ketemu dosen pembimbing Anggun."

"Kamu udah nyelesain bab berapa?"

"Yah, sekarang tinggal nambah beberapa sumber, sih Anggun. Udah hampir kelar. "

Anggun sedikit mengatupkan bibirnya. Anggun sudah menduga, Brian pasti cepat menyusun skripsi. Brian, pria yang cerdas. Di sisi lain Anggun memikirkan nasib revisi skripsinya.

"Ha, seandainya aku diberi otak berlian seperti Brian mungkin skripsiku bisa selesai cepat." Anggun membatin lagi.

"Ada yang susah kah?" tanya Brian.

"Gak ada gak ada. Gampang banget nyusunnya haha," belok Anggun. Ia berbohong.

"Kalo ada yang susah kita kerjain bareng kan bisa Anggun."

"Ya gak bisa Brian. Aku kan nyelesain skripsi sambil kerja paruh waktu. Jadi gak bisa kumpul bareng kamu sama Ria. Bentar, Ria akhir-akhir ke mana ya? Gak kelihatan?"

"Pastinya ngerjain skripsi. Mungkin dia lagi ke lapangan nyari sumber data," balas Brian.

"Hoh, ya udah aku balik dulu ya. Mau kerja." Pamit Anggun sembari menatap arloji di tangan kanannya.

"Gak makan dulu Anggun?"

"Enggak. Aku makan di tempat kerja."

"Tak anter?"

"Em, gak usah. Aku udah pesan ojek online. Kamu fokus nyelesain skripsimu aja. Dua minggu lagi kan ujian skripsi. Jadi ya kita harus fokus masing-masing."

"Baiklah. Semangat!" Brian menepuk pundak Anggun. Namun, tebersit di kepala Brian. Ia ingin membelai kepala Anggun, tapi Brian menghentikannya. Tindakan itu bukanlah cara pendekatan yang tepat.

Beberapa minggu lalu Brian tak sengaja mendengar dari Ria. Kenzo, pindah tempat tinggal di samping kos Anggun. Sebagai seorang pria yang mengalami jatuh cinta. Brian sangat mengetahui, Kenzo juga jatuh cinta pada Anggun. Brian pun memutuskan. Anggun akan menjadi miliknya. Tak boleh siapapun yang meraihnya.

Ufuk TimurTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang