Ria belum melepaskan pandangannya pada Yohan. Wajah pribumi yang khas. Poni depan dibiarkan jatuh di atas alis tebal Yohan. Garis hidung dan rahang Yohan begitu tegas. Dada yang bidang menambah aura wibawa Yohan. Menarik menurut Ria. Dari sekian pria yang dikencani Ria. Yohan, paling tampan. Ria sepertinya jatuh cinta pada Yohan.
"Hayo! Lihatin apa, Ria?" Sinta menatap penuh selidik.
Ria memutar bola matanya. Berkata,"Gak mikirin apa-apa, hilih."
Setelah perjumpaan itu. Ria melamun di meja kerja. Dalam pikiran terbayang-bayang senyuman Yohan.
"Ria, tolong buat salinan dokumen ini jadi dua. Nanti kamu kasih ke sekretaris Pak Yohan," ucap Bu Ratih, wanita yang menyambut Ria ketika masuk magang tadi pagi.
"Baik, Bu," balas Ria.
Ria memandangi judul dokumen itu. Proposal Inovasi Produk Multiguna. Ria penasaran, ia pun membuka halaman pertama. Pengharum Ruangan Pendeteksi Cuaca.
"Wow!" Ria terperangah.
Tiba-tiba Bu Ratih di sampingnya.
"Sudah?"
"Belum, Bu."
Bu Ratih melihat ekspresi Ria ketika mencetak proposal itu.
"Itu data produk. Pak Yohan yang menyempurnakan ide produk tim kita," ucap Bu Ratih sambil meraih beberapa lembar kertas yang sudah dicetak di mesin fotocopy. Kemudian berkata lagi,"Awalnya produk itu cuma pengharum ruangan otomatis. Pas disentuh, macam-macam wangi yang keluar. Nah, waktu rapat minggu lalu. Pak Yohan kasih ide tambahin pendeteksi cuaca. Lagian, Pak Yohan banyak relasi pabrik berbasis IT. Jadi gak terlalu menyulitkan perusahaan."
"Wow!"
"Oh, iya. Kalo kamu ada ide jangan sungkan-sungkan, ya," kata Bu Ratih kemudian berlalu dari hadapan Ria.
Mendengar ucapan Bu Ratih. Ria mengagumi Yohan. Selain tampan, Yohan pria yang cerdas. Ria ingin memiliki Yohan.
•••••
Anggun mencari Ria di Falkutas Ekonomi Bisnis.
"Eh, kamu lihat Ria gak?" tanya Anggun salah satu teman kelas Ria.
"Ria bukannya magang, ya. Ini juga aku mau ke tempat magang,"jawab teman kelas Ria.
"Oh, baiklah. Makasih infonya."
"Fakultasnya Ria jadwal magangnya cepat amat. Aku aja belum dikasih." Anggun membatin.
Di rumah makan Kenzo. Beberapa karyawan terperanjat karena Kenzo kembali membantu mereka menyediakan menu.
"Silakan lanjutkan. Sehabis menyelesaikan menu pembeli. Kita kumpul lagi di sini. Saya mau mengatakan beberapa hal," ucap Kenzo pada para para karyawannya.
"Baik, Pak," balas para karyawan serentak.
Beberapa jam kemudian.
"Senin kita kedatangan beberapa tamu penting. Saya harap kita bekerja keras untuk menunjukkan menu terbaik kita. Besok, saya menyerahkan resep terbaru."
Setelah mencicipi kue buatan Anggun. Kenzo mendapat gambaran. Ia dapat mengenali makanan dari harum maupun bau makanan. Daripada hilang gambaran itu, esoknya Kenzo segera bereksperimen di dapur. Ia menciptakan resep baru untuk rumah makannya.
•••••
Satu minggu berlalu. Anggun mengamati jam di ponselnya. Pukul lima. Ia segera beringsut menuju kamar mandi. Siap-siap ke kampus. Tak lama kemudian, Anggun sudah bersiap. Ia sedang mengikat tali sepatu sneakersnya. Namun, Anggun terhenti ketika mengamati alas sepatu, rusak. Anggun menghela napas. Sepatu ini satu-satunya yang dimilikinya, nenek yang membeli di toko sepatu dua tahun lalu. Mungkin karena sering dipakai. Sepatunya rusak. Anggun pun bangkit mengambil lem perekat di meja belajar kemudian mengoleskan pada alas sepatu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ufuk Timur
RomanceGenre : Drama, Romance, New Adult WARNING 21+ ☡ Kenzo seorang chef dan pengusaha yang mengelola K&1 Restaurant Seafood. Suatu hari, ia hadir sebagai pembicara di salah satu kampus. Agar menambah keuntungan usahanya, Kenzo membuka stan bazar. Namun...