Bagian 17 : Pertemuan

81 41 5
                                    

Tahun 2007

Bugh! Bagh!

Segerombolan siwa sedang memukul seorang anak bertubuh gempal.

"Rasakan!"

"Tolong jangan pukul aku! Tolong."

Mendengar ucapan yang keluar dari bibir anak itu. Salah satu siswa dengan perawakan sangar maju kemudian berjongkok. Menatap tajam siswa gempal itu.

PLAK! Siswa berwajah sangar itu menampar pipi siswa gempal.

"Ini hukuman buat kamu Yohan karena lapor guru! Mentang-mentang anak kaya. Kamu seenaknya?"

"Bukan aku," lirih Yohan dengan air mata mengalir di pipinya.

Namun, tiba-tiba saja seorang siswa muncul. Di telinga kanan penuh tindikan dan seragam sekolahnya agak berantakan.

"Apa! Aku yang lapor!" teriak siswa itu kemudian memegang kerah baju siswa berwajah sangar.

"Sialan kamu Kenzo!" Siswa sangar itu langsung melayangkan tinju pada wajah Kenzo. Kenzo langsung menepis dengan tangan kanannya.

Yohan bingung karena di hadapannya. Kenzo melawan mereka seorang diri. Segera Yohan langsung menelepon pihak sekolah. Pertengkaran usai. Pihak sekolah memanggil orangtua murid masing-masing. Namun, gara-gara itu Kenzo justru dikeluarkan dari sekolah. Karena Kenzo beberapa kali mendapat sanksi dari sekolah.

PLAK! Ayah Kenzo menampar putranya.

"Memalukan!" Ayah Kenzo berlalu setelah melampiaskan kemarahan pada Kenzo.
Yohan menyaksikan Kenzo ditampar ayahnya di lorong sekolah. Ia pun dengan rasa malu, takut menghampiri Kenzo.

"Kenzo aku minta maaf mempersulit kamu."

Kenzo menoleh lalu menepuk pundak Yohan.

Berkata,"Memang aku sengaja tengkar sama mereka. Aku mau bebas dari kelompok siswa seperti itu."

"Habis ini mau ke mana, Kenzo? Kita gak mungkin lulus bareng nanti ... UN beberapa hari lagi?" tanya Yohan.

"Aku mau ambil jalan hidup sendiri. Kejar paket C," balas Kenzo kemudian berlalu dari hadapan Yohan.

Yohan menunduk. Ia merasa sangat bersalah.
Yohan kemudian memanggil Kenzo.

"Kenzo! Aku akan membantumu!" Wajah Yohan berseri-seri.

•••••
Di kamar Yohan. Yohan sedang menata beberapa berkas karena minggu depan rapat dewan. Yohan harus mempersiapkan serapi mungkin. Beberapa saat kemudian, Yohan telah menyelesaikan pekerjaan. Ia meregangkan otot pundak.

Tak sengaja Yohan menatap sebuah pigura di atas meja kerja. Foto masa muda Yohan bersama Kenzo. Yohan tersenyum kecil. Sudah empat belas tahun berlalu. Banyak perubahan dalam dirinya begitu pun Kenzo.

Esoknya. Yohan mengambil kunci mobil di rak meja. Yohan sudah mempersiapkan diri, ia akan berangkat kerja. Sesekali Yohan memeriksa ponsel. Membalas beberapa surel terkait perusahaan.
Di dalam mobil. Yohan merapikan rambutnya.

"Yosh!" Yohan menyalakan gas mobil. Meninggalkan kediaman.

•••••

Ria terlihat bolak-balik ke luar kamar lalu ke dalam kamar lagi. Ia melupakan surat izin magangnya.

"Ah, jam berapa sekarang?" Ria langsung menatap arloji di tangan kanannya. Berkata,"Masih ada waktu." Ria segera menuju garasi kemudian menyalakan mobilnya.

Ufuk TimurTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang