3

79 12 0
                                    

.
.
.
.
.

"Du du du du d-"
"O-oikawa!" Panggil seorang anak laki-laki bersurai hitam yang menghentikan senandung Oikawa.
"Waah Iwa Chan~. Kau benar-benar ke sini lagi? Waah" teriak Oikawa girang.
"Soal yang kemarin, t-terimakasih. Aku ingin tanya sesuatu"
"Um, tanya saja. Tapi kita cari tempat yang enak dulu yuk, disini panas" ajak Oikawa.

Ya, hari ini sebenarnya Oikawa ikut mempersiapkan penyerangan, tapi semua aktivitas nya terhenti tatkala mata rubi nya menangkap siluet anak kecil berambut hitam yang ia kenal. Seperdetik kemudian, ia merubah tubuh tegapnya kembali menjadi anak kecil seusia 5 tahun.

Di sepanjang jalan yang dilalui, mereka hanya saling diam. Dan sebenarnya, Oikawa terus mengajak jalan Iwa Izumi agar ia dapat menjauh dari persiapan penyerangan.

"Ne Iwa Chan, kau tadi ingin tanya apa?"
"Umm itu"

'Iwa Chan kawaii ( ≧Д≦) aduuh tampang ragunya sangat imut' batin Oikawa berteriak.

"Um? Nani Iwa Chan? Tanya aja"
"Kenapa saat aku pulang, orang orang bilang kalau aku hilang selama 3 hari?" tanya Iwa Izumi lugu.

"Hmm, mungkin karena secara dimensi, Iwa Chan masuk ke area para iblis. Jadilah distorsi waktu"

Iwa Izumi yang mendengar itu hanya ber oh ria.

"Apa sekarang, kalau aku pulang, aku juga akan hilang tiga hari lagi?"

"Tidak, tapi mungkin cuma hilang satu hari, karena kau di sini masih dua jam belum sampai. Aku bisa mengatur waktu juga, jadi tenang saja" 

"Oh" ucap Iwa Izumi dengan polos.

Oikawa hanya menatapnya dengan pelan menatap dan mencoba menerka apa yang sedang dipikirkan anak kecil bersurai hitam di sebelahnya sembari berharap anak itu tidak melihat atau mulai curiga dengan apa yang direncanakan Oikawa.

"Apa Iwa Chan sudah tidak takut dengan ku?"

"Aku takut tapi aku penasaran. Aku kira semua iblis itu sama, tapi kenapa kau mau menolongku Oikawa?"

"Sa~ Aku tidak tahu aku hanya merasa kasihan melihat mu terluka dan dipukuli oleh anak-anak sialan itu"

Mereka terus berjalan di sepanjang hutan menghiraukan para hewan yang mulai berkeliaran tak tentu arah.

Perlahan namun pasti Oikawa merasa sedikit penasaran dengan apa yang akan dilakukan Iwa Izumi saat dewasa nanti

"Iwa Chan kalau besar mau jadi apa?'

"Aku tidak tahu, aku hanya masih ingin seperti ini. Aku belum memikirkan apa yang ingin aku lakukan. Mungkin untuk beberapa hari ke depan atau beberapa tahun ke depan, kalau boleh aku akan sering bermain ke sini mungkin".

"Waah, Iwa can mau kesini lagi? Boleh kok. Kalau kau ingin berlatih sesuatu aku bisa mengajarinya. Aku akan memperlihatkan beberapa sihirku"

"Iwa Chan nanti pulang nya lewat bukit itu lagi mau?"
"Yaa, aku memang akan lewat situ"
"Waah. Ne Iwa Chan, mau main dulu?"
"Main?umm"

'kawaiii( ≧Д≦)'

"Iwa Chan bingung? Umm, lihat ini" Oikawa menunjukkan tangannya yang terbakar api.

"Waaah api, Oikawa! Itu berbahaya!" teriak Iwa Izumi sembari memukul pundak Oikawa kecil.

"Xixixi, tenanglah. Ini tidak panas. Ne ne, aku juga bisa menggunakan sihir penyembuh 😋"

"Hm? Jadi itu juga yang kau lakukan padaku kemarin?"

"Nice Iwa Chan <( ̄︶ ̄)>"
"Bagaimana cara kerjanya?" tanya Iwa Izumi dengan penuh semangat.

DisguiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang