12

37 6 0
                                    

"Ushijima Wakatoshi, bagaimana?" tanya Daichi dengan tenang.

Sawamura Daichi, Asahi, dan Sugawara sekarang merundingkan rencana untuk pelatihan bagi para anak ketua clan.

"Aku setuju setuju saja. Meski terlihat sudah baik, aku masih lemah. Aku juga akan ikut pelatihan. Tapi siapa yang akan melatih? Dan dimana tempatnya?" Tanya Ushijima Wakatoshi.

"Bergilir di setiap kediaman Ketua clan. Kita bisa memanfaatkan para veteran di wilayah clan masing-masing" usul Asahi.

"Bagus. Lagipula setiap clan memiliki kelebihan masing-masing. Clan Ushijima lebih unggul dalam memimpin penyerangan secara langsung. Clan Sawamura lebih unggul dalam penyerangan maupun pertahanan. Clan Kozume lebih unggul dalam strategi dan formasi perang. Clan Kageyama lebih unggul dalam penyerangan jarak jauh. Dan, clan Iwa kita tidak tahu karena mereka-" terang Daichi terpotong suara Iwa Izumi yang masuk ruangan tanpa izin.

"Kalian latihan saja, untuk clan Iwa Izumi, aku bisa menggantikan seluruh kekuatan clan itu" ucap Iwa Izumi dengan suara sedikit besar?

"Iwa tap-"

"Oh aku lupa, aku bukan Iwa Izumi Hajime. Aku Akashi, anggap saja seorang dewa dari pedang Iwa Izumi memihak kalian" jawab Iwa yang tubuhnya di ambil alih Akashi.

"... Apa maksudmu?" tanya Ushijima Wakatoshi bingung

"Intinya, aku adalah jiwa yang ada di pedang Izumi. Dan ada satu jiwa lagi, tapi akan lebih baik kalian para manusia untuk tidak mengenal kami lebih dalam. Dan untuk Iwa Izumi, kami akan menjaganya"

"Baiklah Iw-akashi san"

Setelah itu Iwa Izumi keluar ruangan tanpa pamit. Meninggalkan para penghuni ruangan yang masih bingung tentang apa yang baru saja terjadi.

"Jadi...."

"Apa kita bisa mempercayai makhluk itu?" tanya Asahi dengan keringat dingin.

"Kurasa kita bisa mempercayai nya. Mungkin mereka jugalah yang menjadi alasan kenapa Iwa Izumi selalu selamat pergi ke wilayah perbatasan meski tanpa seorang pengawal"

"Kau benar Ushijima. Baiklah berarti pelatihan mulai dilakukan Minggu depan di wilayah Sawamura terlebih dahulu" putus Sawamura Daichi.



Di lain tempat, di dalam istana Oikawa, Kuroo masih nyaman dengan tidurnya meski sebagian besar sihirnya telah kembali.

"Meow" panggil kucing kecil di samping kaki Kenma.

"Eh? Kau lapar hm?" Tanya Kenma dengan mengelus kepala kucing itu sebelum memberinya ikan segar yang ia bawa.

"Meow"

"Kau sangat manis kalau berwujud seperti ini Kuroo. Tapi jika kau terlalu lama keluar dari tubuhmu, kau akan mati" ucap Kenma khawatir.

"Meow meow"

"Ne Kuroo, aku bisa melihat semua masalalumu setiap mengelus kepala kucing mu. Kau sangat tangguh Kuroo, kau baik" ucap Kenma dengan terus mengelus kepala kucing di depannya yang sedang menyantap ikan.

"Meow meow"

"Haah, apa setelah kau sadar kau akan lupa dengan semua ini? Kuroo"

"Meaw"

"Kau benar  benar tak mendengar ku kucing sialan" ucap Kenma frustasi melihat kucing hitam di depannya tak menghiraukan ucapannya.

"Meow meow meow" ucap kucing hitam itu sembari mendusel tangan Kenma.

"Hm, sama sama. Apa kau sudah kenyang? Sekarang kita lihat, apa kau sudah bisa kembali ke tubuhmu atau belum" ajak Kenma sembari menggendong kucing itu kembali ke istana Oikawa.

DisguiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang