31

41 7 6
                                    

"Apa aku benar-benar bisa hidup disana lag-"

Ting

Ting

Ting

"... k- kau"

.
.
.
.
.

"Kunimi Kindaichi?" ucap Bokuto tak menyangka jika dua orang adik kelas Oikawa akan ada disini.

Greb

"O-Oikawa san? Hiks ini benar-benar kau? Hiks hiks kau hiks masih hidup" ucap Kindaichi disela tangisnya sembari memeluk tubuh Oikawa erat. Begitupula dengan Kunimi yang menangis dalam diam.

Tanpa mereka sadari, Lucius atau Oikawa itu merasakan sebuah gelombang kejut yang sangat kuat tepat di jantungnya.

Di tempat lain, Iwaizumi dikejutkan dengan jatuhnya bingkai foto Oikawa dan dirinya di atas nakas.

"Oikawa?" ucapnya lirih sembari memungut foto itu.

'A-apa yang terjadi? Rasanya ada sesuatu yang menarikku barusan' ucap jiwa Oikawa setelah kembali berdiri karena jatuh terduduk dan tak sengaja menjatuhkan benda di nakas Iwa Chan nya.

Kembali ke kafe tempat Oik-Lucius bekerja, disana terlihat dua orang yang masih belum selesai menangis setelah melihat senpai mereka lagi meski sudah dijelaskan kronologis Oikawa bisa selamat dari kecelakaan pesawat.

"Kalian, bisa rahasiakan keberadaanku dari I-Iwa Chan?"

"Kenapa?!" tanya Kindaichi tak terima.

"Dia hanya ingin membuat sebuah kejutan untuk Iwaizumi" jawab Akashi dengan senyum penuh arti.

Bokuto sendiri mulai sadar dengan kebungkaman Lucius saat dipeluk dua adik kelasnya itu.

Tak salah lagi, pasti ada sesuatu yang terjadi saat tubuh Oikawa melakukan kontak fisik dengan orang orang yang dekat dengan Oikawa dunia ini.

"Baiklah, kuharap Oikawa san tidak terlalu lama lagi menyembunyikan diri"

"Kembalilah senpai"

Ucap Kindaichi dan Kunimi sebelum pamit pulang, tentu saja dengan beberapa makanan yang mereka beli dari sana.

"Kau lihat? Itu masih dua adik kelas Oikawa. Belum kedua orang tua Oikawa, sahabat-sahabatnya, dan Iwaizumi" celetuk Akashi setelah dua orang tamu tak diundang itu pergi.

Lucius sendiri terdiam membenarkan apa yang dikatakan reingkarnasi Hades didepannya.

"Jika kau tidak mau melepas tubuh ini untuk pemilik aslinya, sama saja kau merenggut kehidupan Oikawa. Membuatnya kehilangan keluarga dan sahabat serta kekasihnya" tambah Bokuto.

"Kalian pergilah. Ini sudah waktunya Cafe tutup"

"Luc-"

"Kubilang pergi!!! Pergi pergi" bentak Lucius.

"Baiklah, aku dan Akaashi akan pergi. Tapi pikirkan baik-baik apa yang Akaashi katakan tadi" ucap Bokuto sebelum pulang dengan Akaashi.




Di dunia yang berbeda, seorang siluman rubah putih yang entah tetap cantik meski tak memilik penglihatan, tengah berendam di sungai.

"Kita Sensei. Aku sudah dapat beberapa kelinci untuk santapan. Bisakah kau keluar dari sungai sekarang?" teriak seorang laki-laki bersurai hitam.

"Kita Sensei?" panggilnya lagi meski tak ada jawaban dari gurunya.

"Kita sen-" panggilan itu berhenti kala sosok siluman rubah putih bangkit dan mengibaskan tiga ekornya.

DisguiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang