Seperti sungai yang mengalir, menciptakan lukisan erosi di sepanjang dinding aliran sungai. Waktu berlalu menyisakan ratusan bahkan ribuan keping memori.
Waktu yang merubah detik menjadi jam. Jam menjadi hari, dan hari melangkah menjadi tahun.
15 Tahun berlalu. Putra-putra ketua clan tumbuh menjadi kesatria kesatria tangguh bersama pasukan dan para kesatria lain yang siap memberikan kepalanya demi kemenangan dan kebebasan.
Begitupula dengan Oikawa dan para pasukannya di wilayah iblis. Sejak kepergian Iwa Izumi dan Kenma untuk berlatih di pegunungan Utara, Oikawa menyiapkan pasukan besar. Kekuatan iblis Oikawa telah menemui puncaknya. Oikawa juga sengaja menyamakan pertumbuhan usianya seperti Iwa Izumi, dan ya ia terlihat seusia dengan Iwa Izumi. Kekuatan para iblis semakin kuat dengan adanya dua siluman yang hampir setara kekuatannya dengan 6 ribu pasukan iblis. Ya, mereka adalah bawahan Kuroo, Terushima dan Shubaru.
"Iwa Chan, bukankah kau sudah terlalu lama pergi? Aku rasa, waktu kita tidak akan lama lagi. Ne Iwa Chan, bagaimana caranya aku memberitahumu kalau Oikawa yang kau kenal adalah seorang raja iblis?" monolog Oikawa dalam kamarnya sendirian.
"Oikawa" panggil Kuroo lekat dengan aura ke ayahan.
"Dunia sangat kejam ya?" Jawab Oikawa sembari menoleh ke Kuroo dengan senyuman tulus.
"Hah ya. Kau benar nak. Semoga di kehidupan berikutnya, kita bisa hidup lebih baik"
.
.
.
.
.Di lain dimensi, Bokuto masih setia dengan tidur panjangnya.
Dan sekarang mengunjungi Bokuto setiap pulang sekolah adalah rutinitas baru Akashi. Rumah sakit sudah seperti rumah kedua baginya.Tak jarang, semua rekan tim voli Fukurodani maupun Nekoma dan Karasuno ikut menjenguk Bokuto. Mereka semua berharap dapat melihat netra emas Bokuto dan selalu mendengar teriakkan khas nya.
"Oi Burhan, apa mimpimu sangat indah? Bagaimana caraku menyembelih mu di lapangan kalau kau tidur terus seperti ini? Apa kau ingin berubah menjadi seekor kerbau tukang tidur?" ucap Kuroo saat di ruangan hanya tersisa dirinya, Akashi dan Kenma.
"Kuroo, sudah hampir malam". tegur Kenma.
"Akashi, apa kau tidak ingin pulang? Pulang lah bersama kami" ajak Kuroo.
"Terimakasih Kuroo san, aku akan menemani Bokuto san sedikit lebih lama lagi" tolak Akashi dengan senyum lembut.
"Kau sangat baik Akashi, tapi ingat, kau adalah setter Fukurodani. Ada atau tidak adanya Bokuto, kau tetap akan menjadi setter. Istirahatlah, kau juga butuh istirahat" tegur Kuroo.
"Terimakasih Kuroo san. Kau jadi terlihat seperti seorang ayah yang mencemaskan anaknya" kekehan Akashi.
"Pffttt" tawa Kenma tertahan.
"Oi, berhenti menertawakanku" ucap Kuroo dengan semburat merah di telinga nya.
"Akashi san, kami pulang dulu" pamit Kenma.
"Um, hati hati di jalan Kenma san Kuroo san"
Beberapa waktu kemudian ruangan kembali terasa hening. Hanya suara monitor jantung yang terdengar di jelas.
Perlahan Akashi mendekati tubuh lemah Bokuto di ranjang.
"Bokuto san, apa yang sebenarnya terjadi? Kau tau? Kami sangat menghawatirkanmu. Jika aku bisa, aku ingin menghancurkan mimpi indahmu agar kau bisa cepat bangun. Hahaha, kau tau? biasanya kaulah yang paling banyak bicara. Mengoceh tentang ini itu. Membuat telinga ku merah karena teriakan mu. Tapi sekarang, lihatlah. Peran kita seakan tertukar. Hahaha" tawa Akashi dengan air mata yang mengalir membasahi tangan besar yang ia genggam.

KAMU SEDANG MEMBACA
Disguise
FantasíaCERITA ACAK!!!! Ku gk tau kenapa ni cerita jadi acak. Padahal gw up sesuai urutan kok. Mana gk bisa dibenerin 😫 ‼️ Seluruh karakter hanya milik Haruichi Furudate, mangaka Haikyuu‼️ ‼️ Semua art ku ambil dari Pinterest. Jadi BUKAN PUNYA SAYA‼️ ‼️...