Awan gelap bergerumbul, memekakkan telinga dengan dentuman dentuman kerasnya.
Membawa kesunyian di penjuru wilayah.Tumbuhan hijau nan rimbun seketika menjadi hamparan kayu tanpa daun. Kering, tandus, panas, mendung tanpa hujan. Situasi yang sangat mencekam bagi siapapun. Tak terkecuali oleh pasangan suami istri yang sedang kalut menunggu putranya lahir.
Sambaran petir paling kuat mengiringi kelahiran seorang bayi kecil berambut cokelat dengan mata merah layaknya darah.
Saat itu pula sang ibu tiada.
Bayi itu tak menangis, tapi justru tertawa.Laki-laki yang berstatus sebagai ayah anak itu hanya bisa menangis meratapi nasib istrinya yang harus tewas sebelum melihat putra mereka.
Dan jauh di kedalaman hutan belantara, seorang misterius bertudung merah juga menangis meraung penuh kesedihan. Bahkan hari hari berikutnya tubuh laki laki misterius itu semakin tak terurus. Beberapa kali ia mencoba bunuh diri dengan menusukkan pisau ke lehernya, namun semuanya gagal karena kekuatan misterius yang seakan menghadang dan menumpulkan mata pisau.
Dan sejak saat itu, laki laki misterius bertudung merah itu selalu merasa bahwa ada sosok tak terlihat yang selalu berada di sampingnya dan membisikkan sesuatu. Tapi yang pasti, ia bisa bangkit dari keterpurukannya juga karena bisikan samar yang selalu ia dengar.Hari hari gelap setelah kelahiran itupun berlalu menyisakan kelaparan bertahun tahun. Meski mereka berpindah tempat pun, kekeringan tetap melanda di setiap langkah mereka.
Di antara mereka tumbuhlah bayi kecil tadi menjadi anak yang riang meski mulai di jauhi dan di benci orang orang."Ayah lihat" panggil anak kecil itu yang masih berusia 5 tahun.
"Hm? Apa Oikawa?" tanya seorang laki-laki. Ayah dari bayi kecil bernetra merah itu yang kini sudah menjadi anak yang manis.
"Ayah lihat, aku bisa menggerakkan sesuatu dengan pikiran ku. Aku bahkan bisa memb-"
"Oikawa, hentikan. Ayah senang dan takjub melihat kekuatan Oikawa, tapi orang orang akan semakin membencimu nak. Kau tau kan, mereka menganggapmu apa" tegur ayah anak kecil bernama Oikawa itu dengan tulus.
"U-um, baik ayah. Tapi asal ada ayah, aku tidak peduli dengan cemoohan orang orang"
"Dasar putra ayah" jawabannya sembari mengacak surai coklat putranya.
"Yah, bolehkah aku bertanya?"
"Hm? Tanya apa?"
"Kenapa warna mataku berbeda dengan ayah? Warna mataku merah, menakutkan"
"Hm? Siapa yang bilang itu menakutkan? Oikawa, matamu itu indah. Sama indahnya dengan warna mata ibumu" jawabannya lembut.
"Ibu? Jadi warna mata ibu juga merah? Waah"Imut, matanya berbinar seperti anak anjing yang di beri makan. Itulah yang dipikirkan oleh sang ayah.
Hari demi hari, bulan berganti tahun anak itu jalani dengan tawa kebahagiaan kecil yang ia dapat dari sang ayah, sampai hari itu. Hari dimana ulang tahun ke tujunya.
Ayahnya adalah dunianya. Apapun akan ia lakukan demi sang ayah, meski harus membunuh bahkan membantai manusia pun akan ia lakukan. Asal itu mampu membuatnya selalu bisa bersama sang ayah. Itulah yang selalu dipikirkan Oikawa.
"Dia anak iblis! Anak itu anak iblis! Aku melihatnya menggunakan sihir pada tanah ayahnya di ladang!" teriak salah seorang warga desa.
"Tidak! Anakku bukan iblis! Dia malaikat kecilku! Kalian lah yang iblis! Kalian selalu kejam pada putraku!" bela sang ayah yang terbungkam dengan gaduhnya suara warga.
"Kita bakar saja mereka!" Seru salah seorang warga yang dengan mudahnya disetujui oleh warga yang lain.
"Larilah Oikawa"
"Tidak ayah! Aku akan menghabisi mereka agar Oikawa bisa hidup dengan ayah" tangis nya.
"Jangan sakiti mereka Oikawa! Larilah dengan sihirmu! Sembunyilah! Hiduplah! Cepat!"
"Tapi ayah akan di bakar"
"Cepat sebelum mereka bisa masuk ke rumah kita!"
"Hiks hiks ayah, ayah ikut Oikawa yaa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Disguise
FantasiCERITA ACAK!!!! Ku gk tau kenapa ni cerita jadi acak. Padahal gw up sesuai urutan kok. Mana gk bisa dibenerin 😫 ‼️ Seluruh karakter hanya milik Haruichi Furudate, mangaka Haikyuu‼️ ‼️ Semua art ku ambil dari Pinterest. Jadi BUKAN PUNYA SAYA‼️ ‼️...