28

29 4 6
                                    

Beberapa orang berdiri di depan gang gundukan tanah.
Tak semuanya berdiri, ada satu orang bersurai pirang terduduk dengan bahu bergetar.

"Kei" panggil seorang pemilik surai abu abu.

Tak ada tanggapan. Orang yang dipanggil Kei itu tetap terduduk dengan bahu bergetar. Sangat jelas ia sedang menangis tanpa suara.

"Kei, ayo kedalam. Kau sudah disini berjam-jam" ajak orang bersurai abu-abu lagi.

"Paman Suga, aku ke makam kak Ushiwaka dan ayah dulu" pamit Iwaizumi meninggalkan dua orang yang ada di sampingnya.

Langkah Iwaizumi sedikit berat saat semakin dekat dengan dua gundukan tanah dengan batu bertuliskan nama Ushijima.

"Ayah, kak Ushiwaka, aku kemari. Maaf aku baru bisa mengunjungi kalian sekarang" ucap Iwaizumi rendah dengan suara serak menahan tangis.

"Maaf aku tidak bisa menyelamatkan kalian hiks. Dan kau Ushijima Wakatoshi, kenapa kau tidak bilang sejak awal huh? Hiks tapi meski begitu, maaf hiks aku tetap tidak bisa membalas perasaanmu. Hiks, maaf" kali ini air mata Iwaizumi luruh.

Di sisi lain, Tsukishima mulai tenang di pelukan Sugawara. Perlahan ia mulai menerima kedudukan sebagai ketua clan Ushijima, dan menyesali perbuatannya selama ini terhadap ayah kandungnya, Sawamura Daichi.

"Kei, ayo pulang"

"Paman, maaf. Apa ayah di sana mau memaafkanku? Aku bahkan tidak bisa menjaga adikku sendiri"

"Kei, apapun yang terjadi, Daichi pasti bangga padamu. Dan kau tau? Kau adalah kakak terbaik bagi Hinata. Dia akan bahagia disana bersama Daichi dan ibunya" ucap Sugawara tulus.

"Terimakasih paman"

Di belakang mereka, berdiri seorang prajurit gagah bersurai hitam yang kini menjilma menjadi sosok yang rapuh.

"Paman" panggil Iwaizumi, prajurit bersurai hitam itu.

"Kau sudah tenang? Kalau sudah mari kita pul-"

"Aku akan pulang ke rumahku dulu. Dan kembali ke rumah guruku" potong Iwaizumi.

Sugawara mengernyit bingung dengan apa yang dimaksud Iwaizumi. Tapi karena tak ingin berlama-lama di sana, ia tetap mengajak Iwaizumi pulang ke kediaman Ushijima dulu dan bicara dengan benar.

"Iwaizumi" panggil Asahi mencoba membuka apa yang ingin disampaikan Iwaizumi.

"Sebelumnya, terimakasih banyak" ucap Iwaizumi sembari menundukkan tubuhnya sembilan puluh derajat.

"Terimakasih karena mau menampungku. Terimakasih karena telah bersikap baik padaku dan menjadi keluargaku"

"Tapi aku tidak bisa tetap disini. Tempatku bukan disini. Tapi di perbatasan desa Iwaizumi dan wilayah iblis dulu" lanjut Iwaizumi.

"Aku akan pulang ke rumahku"

"Tapi, kau akan tinggal dimana? Desa Iwa sudah hancur bertahun-tahun yang lalu" tanya Levv mencoba membujuk keturunan Iwaizumi terakhir itu untuk tetap di sana.

"Ya, tapi ada rumah ku di dekat sana. Rumah yang harusnya jadi tempatku untuk pulang" jelas Iwaizumi dengan senyum pahit.

Sugawara yang tau kemana arah pembicaraan itupun hanya menepuk pundak Iwaizumi dengan sayang.

"Pulanglah, tapi ingat. Tempat ini akan selalu terbuka untukmu Iwaizumi. Dan beri ucapan selamat tinggal dengan benar pada Oikawa" ucap Sugawara tulus.

"Um, terimakasih. Aku akan pulang" pamit Iwaizumi di angguki oleh Tsukishima, Kageyama, Levv, Sugawara dan Asahi.

DisguiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang