5

68 10 2
                                    


"Hajime Chan, kau mau kemana?" Tanya kepala keluarga Ushijima khawatir.
"Paman aku akan berlatih. Um, mungkin juga ingin mengunjungi teman lama" ucap seorang anak laki-laki bersurai hitam dengan usia sekitar delapan tahun.
"Aku akan menyuruh beberapa pengawal untuk menemanimu"
"Tidak usah paman. Aku ingin sendiri"
"Kalau begitu biar aku yang menemanimu Hajime Chan" sahut seorang remaja laki-laki bersurai hijau.
"Ushiwaka Kun, aku itu laki laki, jadi jangan panggil aku dengan suflix Chan. Dan aku tidak mau kau menemaniku. Aku ingin sendiri"
"Aku khawatir Hajime Chan"
"Kalau kau semakin memaksa, justru aku tidak mau pulang lagi"
"Tidak, jangan. Baiklah kau bisa pergi sendiri. Hati hati di jalan Hajime Chan" sahut Ushijima Wakatoshi kecil.
"Terimakasih, aku pergi dulu bay"

.
.
.
.
.
.
.
.

3 tahun lalu...

"Hajime Chan!!!"

Mata Ushijima dan putranya membola melihat pemandangan mengerikan di dalam ruangan itu.

Ruangan yang semula bersih dengan satu ranjang, lemari dan meja itu kini berubah menjadi kolam darah. Bau anyir memenuhi ruangan dengan banyaknya potongan tubuh dan organ dalam ras iblis dan siluman. Semua itu berpusat pada tubuh kecil yang meringkuk bermandikan darah. Tubuh itu meringkuk ber alaskan pedang besar yang ia bawa sendiri.

"Apa yang terjadi?! Wakatoshi Kun, bawa Hajime keluar dari sini!"
"Baik"

Sementara Ushijima kecil membawa tubuh Iwa Izumi, kepala keluarga Ushijima sudah bersiap untuk menghabisi ras lain yang ada di sana.

Namun nihil, tak satupun dari mereka yang muncul. Semuanya seakan habis, dan melebur dalam genangan darah.

"Siapa yang mengalahkan mereka? Siapa yang menyerang Hajime?"

Matanya tertuju pada pedang besar nan berkilau indah di tengah ruangan. Pedang yang tetap terlihat bersih meski banyaknya likuid merah yang memenuhi ruangan.
Pedang indah yang Ushijima sendiri tau dan yakin kalau pedang itu bukan pedang biasa.

"Pedang itu-"

"Papa! Hajime Chan tidak bernafas!"

Ushijima ingin tuli daripada mendengar apa yang dikatakan putranya.

Seperdetik dari panggilan itu, Ushijima dan Wakatoshi berlari ke ruangan tempat Iwa Izumi sekarang.
Tetes demi tetes keringat dingin bercucuran dari pelipis kepala clan Ushijima.

Meski yang terkenal adalah lima orang kesatria legenda dari lima clan ter kuat, tetaplah clan Ushijima lah yang paling kuat. Jika Iwa Izumi sebagai generasi terakhir clan Iwa Izumi juga mati, maka lima kesatria legendaris tak akan pernah hadir. Dan tentu saja, itu adalah sebuah penghinaan bagi Ushijima. Ia sebagai ketua clan Ushijima, clan terkuat, melindungi generasi terakhir Iwa Izumi saja tidak mampu.

"Papa! Di sini!" Panggil Wakatoshi.

"Hajime Chan" panggilnya lirih melihat tubuh Iwa Izumi terkulai lemas.

"Papa, aku sudah panggilkan tabib. Apa Hajime san akan bangun lagi?"

Ushijima hanya diam tak menanggapi pertanyaan putranya.

Ia marah, bagaimana bisa kediamannya di serang oleh makhluk yang sudah menjadi legenda? Ia terbakar emosinya sendiri. Dan kenapa harus Iwa Izumi? Apa mereka inginkan menghancurkan clan kesatria satu persatu?

"Papa! Tabib nya sudah datang!"

"Seorang witch?!"
"Tenanglah, aku memang witch, tapi aku masih keturunan clan Kozume. Namaku Kenma"
"Baiklah, jelaskan itu nanti. Sekarang  kau lihat kondisi Hajime"
"Baik"

Detik demi detik terasa begitu lama bagi mereka. Menanti penuh harap bahwa Hajime kecil mereka kembali bernafas.

"Dia baik baik saja. Ia berhenti bernafas hanya karena otot paru-parunya menegang sesat. Mungkin karena efek gerakan kompleks yang ia buat sebelumnya".
"Jadi Hajime san tidak apa apa?" tanya Ushijima Wakatoshi kecil sedikit lebih lega.
"Apa maksudnya gerakan kompleks? Dia bahkan belum sadarkan diri selama beberapa hari ini karena demam"
"Mustahil. Tapi tubuhnya benar-benar seperti seseorang yang mengalami kelelahan akibat bertarung" elak Kozume Kenma tak percaya.

DisguiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang