13

45 6 3
                                    

"Hahaha"
"Kenapa kau tertawa Bokuto san?"
"Satu orang lagi akan terjerat dengan takdir kita Akashi"
"Oh"
"Coba tanya siapa?"
"Siapa?"
"Rahasia"
"Oh"
"Akashi kenapa kau sangat dingin?"
"Karena aku sudah mati Bokuto san. Kau juga"
"Hmm"

"Kalian berisik Bokuto san Akashi san"

"Izumi, kenapa tidak kau sembelih saja burung hantu satu ini?"

"Hidoi Akashi. Tar kalok aku mati kau nangis, terus kesepian, terus sendirian, terus gak ada temen, terus-"

"Itu jauh lebih baik daripada harus terkurung di sini bersama burung hantu idiot seperti mu"

"Pffttt Hahaha" tawa Iwa Izumi saat melihat mode emo Bokuto sang Minerva.

Ya, saat ini Iwa Izumi masuk ke dalam alam bawah sadarnya sendiri. Ia menghibur diri dengan melihat pertengkaran antara dua dewa di depannya.

Tapi sempat terbesit dalam benaknya tentang orang yang Bokuto bicarakan. Orang yang akan terikat juga dalam takdir sang pedang.

Iwa Izumi sendiri, tidak ikut dalam pelatihan, ia sudah izin. Ia lebih suka berkelana dan langsung menggunakan senjatanya daripada harus berlatih dengan senjata mainan.

Hari ini adalah hari kedua dimana pelatihan mulai dilaksanakan. Anak anak yang ikut pelatihan tampak begitu antusias. Terutama dua monster yang tak pernah bisa akur, dan parahnya, mereka mendapatkan kamar yang sama.

Tsukishima, sebagai kakak dari salah satu monster itu hanya bisa diam melihat tingkah laku adiknya yang terlalu aktif.

"Haaa?! Kenapa aku harus sekamar dengan Kageyama?! Kenapa aku tidak tidur di kamarku sendiri?" protes Hinata.

"Hmm, aku juga tidak setuju dengan pembagian kamarnya. Kenapa aku harus dengan Wakatoshi? Dan yang lebih tidak ku setujui adalah, KENAPA ADIKKU SATU KAMAR DENGAN RAJA EGOIS INI?!" Protes Tsukishima dengan menunjuk tepat di wajah Kageyama.

"HARUSNYA AKU YANG PROTES! KENAPA HARUS SEKAMAR DENGAN BOGE! DAN KAU TSUKISHIMA, KAU TIDAK PERLU MENUNJUK NUNJUK WAJAHKU SIALAAAANNN!!!"

"Ano-" ucap Sugawara ingin melerai.

"Kau diamlah Kei, Kalian juga" tegur Ushijima Wakatoshi.

"HINATA TIDUR DENGAN KU!" putus Tsukishima.

"Aku gak mau. Aku ingin tidur di kamarku sendiri!" Elak Hinata.

"KAU TIDAK PERLU BERTERIAK PADAKU DASAR TIANG MATA EMPAT! TIDUR SANA DENGAN ADIK MANJAMU"

"AKU LEBIH SUKA MELIHAT ADIKKU TIDUR DENGAN WAKATOSHI DARIPADA MELIHATMU MEMBENTAKNYA SETIAP SAAT!"

"Kei, Kageyama sudah" lerai Ushijima namun tak mempan.

"Huaaaa kak Kei aku tidak mau sekamar dengan Kageyama" tangis Hinata yang mulai terdengar.

"Hinata jangan men-" sekali lagi ucapan Suga di sela.

"LIHAT! BAHKAN BELUM SEKAMAR PUN KAU SUDAH MEMBUAT ADIKKU MENANGIS!"

"KAU YANG MEMBUATNYA MENANGIS!"

"KEI! KAGEYAMA!" Bentak Ushijima Wakatoshi.

"Anak anak, bisakah kalian lebih tenang dan mematuhi apa yang sudah di tentukan? Kalian akan tidur satu kamar dengan patner kalian. Jika dalam lima menit kedepan kalian belum diam, lebih baik kalian tidur di kandang kuda oke?" Ucap Sugawara dengan senyum manis namun mengerikan.

Tak butuh waktu lama bagi para anak tadi untuk diam. Diam karena takut.

Setelah menegur anak anak tadi, Sugawara keluar untuk istirahat juga di kamarnya. Namun belum sampai di depan pintu kamarnya, ada Daichi yang berdiri menghadang.

DisguiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang