12

1.4K 235 49
                                    

12


" Hah mereka ini selalu saja  jahat rasanya mau berhenti tapi ngak bisa" Rei yang duduk di kursi ruang sistem nya.

" Kenapa kau tidak bunuh gadis itu saja" ?
Sesosok bayangan di belakang rei dan itu membuat mata Rei melotot sempurna dengan keringat Dingin.

' aku tidak bisa bergerak' Rei dengan gemetaran.

" Gadis itu benar benar yaaa.... Mirip dengan nya" sosok bayangan itu yang bersmirk seperti seorang piskopat.

" Ray kau kenapa bisa?!" Rei yg berusaha untuk bergerak tapi entah mengapa tubuhnya Sulit digerakkan.

" Kenapa kau tidak bunuh gadis itu saja maka kau akan tidak terikat dengan nya dan kau bisa berhenti melakukan pekerjaan kekanakan ini" sosok itu berubah menjadi laki laki dengan rambut dark biru dengan iris merah  wajahnya mirip dengan Rei  dia pun mencengkeram erat pundak Rei.

"Ngomong ngomong Gadis itu benar mirip dengannya yaa... Siapa namanya (fullname) kan dia sangat mirip dengan Akari" ray

' Rei...'

" Kau pasti tidak lupa kan dengan Akari.. tentu saja... KARENA KAU YANG MEMBUAT NYA MATI !!!!" Ray yg mengeluarkan ekspresi marah seperti orang gila.

'Rei..kau tenang saja aku ini kuat loh' seorang gadis yg mengunakan pedang untuk bertarung.

Sedangkan Rei pun langsung berekspresi kosong.

"KARENA...KAU... KARENA KAU... DIA HARUS MATI SEHARUSNYA Yang MATI ITU ADALAH DIRIMU!!" Ray yang mencekik leher Rei.

"Trrsszz... Jjdaaarrr" listrik yg menyerang Ray dan itu membuat Ray harus melepaskan cekikan nya.

" Zero kau" Rei yg memegang lehernya.

" Aku kira ada apa karena alarm darurat berbunyi ternyata dia ya" zero yg melihat Ray melotot ke arah nya.

" Sialan kau " Ray yg hendak menyerang zero tapi terhenti karena seperti aliran listrik berwarna biru yg menyelimutinya.

''SIALAN KAU... JIKA KAU TIDAK MEMBAWA JIWA NYA KE DIMENSI LAIN MAKA DIA AKAN JADI Milik KU!!" RAY di sela sela sebelum listrik itu menyelimuti dirinya sepenuhnya dan tidak lama sebuah kalung liontin biru dan merah terjatuh zero berniat mengambil nya tapi Rei sudah lebih dulu mengambil liotin itu.

" Untuk kali ini dia tidak akan muncul ratusan tahun lagi mungkin kita tidak tau kapan dia berbuat seenaknya lagi" zero sedangkan Rei hanya diam melihat liotin itu.

Ingatan Rei.. beberapa ratusan tahun yang lalu

" Huah... Aku berada di dunia lain ternyata" gumam seorang gadis berambut hitam dengan mata merah.

'Jiwa orang ini, yg paling mirip dengan Akari walaupun Akari disini sudah di gantikan oleh Akari di dunia lain' Rei yg melihat jiwa yg di panggilnya untuk pertama kalinya.

'' woi... Modal ganteng doang Lo ngak sopan banget mau gw lempar pakek panci legend" gadis itu yg berteriak kepadanya karena menabraknya dan menjatuhkan buku pelajaran sihir gadis itu.

" Aku tidak mengerti apa yang kau bicarakan bahasa mu aneh" Rei.

Ku kira gadis dari dunia lain yang kupangil itu akan mudah tapi ternyata lebih sulit karena tingkahnya terkadang di luar nalar, dia mengajariku sesuai yang menarik, dia yg mengajarkan ku mengunakan benda persegi yg dinamakan ponsel.

Semua terasa begitu menyenangkan sampai dia...

" Karena mananya meluap jiwanya tidak bisa menyerap mana dengan lancar.... mengapa bukanya dia keturunan klan murni yang bisa menyerap mana sebesar apapun sampai menyerap mana dunia ini apa tubuh Akari yg asli saja tidak cukup apa karena jiwanya berbeda " Ray memandang tubuh Akari yang tergeletak karena ledakan mana.

" Rei... Ini semua salahmu dia akan mati KARENA MU SIALAN!!" Ray yg berteriak kepada Rei yg memangku kepala Akari ray Ingin membunuh Rei tapi dirinya sudah kehilangan tenaga dan jatuh pingsan.

" Aku akan mengirimkan nya ke dimensi lain secara acak itu akan membuat jiwanya bertahan, aku akan menghilangkan ingatan di jiwanya tentang dunia ini dia bisa kembali ke dunianya walaupun kemungkinannya berhasil Sangat lah kecil" Rei.

" Di sini sangat menyenangkan ya..." Akari
Sedangkan Rei menatap Akari dalam diam, dan memulai perpindahan jiwa tubuh Akari pun perlahan lahan memudar.

" Nee Rei jika aku hidup kembali di raga yang berbeda ku harap kita bisa bertemu lagi dan bertengkar dengan sering seperti  waktu itu, walaupun aku tidak akan pernah mati walaupun pernah sih tapi jiwa ku tidak akan pernah mati karena aku adalah Queen" akari pun menghilang di hadapan Rei setelah  mengatakan itu.

" Aku akan menunggu"

Kembali ke masa sekarang

Zero sudah pergi sedangkan Rei masih melamun tapi lamunannya terhenti karena dobrakan pintu.

" WOI.... Rei main PS yu yg kalah jadi babu eh kan Lo dari awal udah jadi babu" (name) pelaku dari dobrakan pintu itu.

" Gw bukan babu Lo " dengan ekspresi kesal.

" Hehehe... Yok lah main gw bosen nih" (name) yg mengambil ps dari lemari dan menghubungkan nya dengan monitor.

" Kau akan kalah " Rei yg duduk di sebelah (name).

" Aku tidak akan kalah dan aku juga tidak akan mati karena aku adalah Queen" (name) yg berbicara tanpa sadar.

'Benar kau tetap hidup' batin Rei yg serius menatap layar monitor.

Bersambung....

Bersenang lah kalian ku kasih doubel update hari ini karena otak Asahi tiba tiba dapat ide sebenernya masa lalu Rei itu ada ceritanya tapi cuma prolog nya aja sih.

Padahal Asahi punya banyak pr tapi entah kenapa akunya malas.




Queen Blood Marionette Vanitas No Carter TamatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang