Johnny's POV
Jika kalian tanya bagaimana perasaanku hari ini, jujur aku bingung menjawabnya.
Ini sesuatu baru untukku. Langsung tertarik sangat pertama kali memulai percakapan dengan orang itu, ikut hanyut dalam obrolan-obrolan ringan.
Trevin. Entah kenapa lelaki manis itu berhasil menarikku sejak awal saat dia mendapat kesempatan untuk menelpon Hello Weekend pada malam itu. Sejak saat itu juga, aku sadar bawa setiap Jumat dia selalu datang ke Wave Tower hanya untuk melihat Joey, mungkin.
Bukan-bukan, aku tidak menganggap dia sebagai seseorang yang akan aku ajak berpacaran nantinya, tapi untuk berteman sepertinya seru.
"Itu termasuk privasi dia ga sih? Gue ga mau terlalu gali-gali informasi pribadi dia, apa lagi ke lo. Kesannya gue terlalu kepo sama kehidupan pribadi orang dan terkesan gue manfaatin lo juga, yang notabennya sahabat Joey."
Pernyataan panjang dari Trevin itu selalu terngiang di kepalaku. Kaget mengetahui fakta bahwa Trevin memiliki pemikiran sedewasa itu.
Bukannya memanfaatkan kesempatan yang ada dengan bertanya tentang Joey ke aku, namun dia sekuat tenaga menahan dirinya untuk tidak mengulik urusan orang lain.
Kami mulai nyaman dengan pertemanan yang baru terbentuk beberapa jam lalu. Aku tahu hatinya hanya untuk Joey dan dia akan berjuang sekuat tenaga untuk Joey.
"JOHNNY!" Teriak Joey yang dengan sangat sopan masuk ke kamarku. Kami memang bersahabat sedekat itu, bahkan kami menyewa apartment dengan dua kamar untuk kami tempati bersama.
"Eh Joey, gue abis nongkrong sama Trevin."
Seperti dugaanku, kini Joey mengerutkan dahinya. Bingung serta meminta penjelasan dariku.
"Dia tiap Jumat selalu dateng ke tower kita, terus tadi kelar siaran gue masih liat mobil dia. Jadi gue samperin aja."
Joey tergelak, "Hah? Tiap Jumat? Ngapain anjir?" Ya memang, sahabatku ini ganteng namun suka lemot.
"Lo kira itu yang rutin kasih lo bunga tulip kuning siapa?" Joey melebarkan matanya.
"ANJIR! Aduh, jangan terlalu suka sama gue jir, ntar dianya sendiri yang sakit."
Aku menghela napas saat mendengar itu. Ternyata Joey memang agak bodoh ya.
"Gue tau perjuangan dia dan alasan kenapa dia sampe segininya ke lo. Pikirin lagi Joey, coba buka hati."
Joey diam dan memberi tatapan bingung kepadaku dengan dahi yang masih mengkerut.
Kalau dia tahu alasan utama Trevin, pasti dia akan langsung bangkit mencari Trevin dan memeluknya. Aku pun sangat ingin melakukannya.
Malam ini, aku membiarkan perasaanku. Iya, aku memiliki perasaan lebih dari seorang sahabat kepada Joey. Tapi aku tahu, ini tidak akan mungkin dan aku terus berusaha untuk menghilangkan perasaan ini.
–tbc
leave vote and comment, thanks! -agnes
![](https://img.wattpad.com/cover/290807432-288-k402772.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Shadow [jaeyong]
Fanfiction[END] Seorang guru TK yang menjadi fans berat dari salah satu channel radio bernama WaveRadio, mendapatkan kesempatan untuk menelfon penyiarnya saat siaran favoritenya berlangsung. Sejak saat itu ia mulai menunjukkan rasa sukanya secara jelas kepada...