Chapter 8

100 16 0
                                    

Joey's POV

Aku tahu Trevin masih memperhatikanku dari dalam mobilnya, makanya aku sengaja langsung membuang bunga cantik itu di tempat sampah depan pintu.

Bukan karena aku tidak suka, tapi aku melakukan itu agar Trevin tidak menaruh hatinya terlalu jauh untukku. Aku tidak mau ada orang yang suka sebegitu dalam, karena belum tentu aku bisa membalas perasaannya.

Dari pada orang lain terlalu berfokus denganku, mending aku bersikap seperti itu agar mereka tidak jatuh terlalu dalam dan akhirnya mereka bisa fokus dengan hal-hal yang lebih penting.

"Lah mana bunga dari Trevin?" Tanya Johnny saat aku baru saja membuka pintu studio siaran kami, "Hah dia ga ngasih apa-apa."

"Ga usah boong, lo buang ya? Tadi gue abis nongkrong sama dia, belinya juga bareng gue tadi." Jujur aku kaget, ada angin apa tiba-tiba mereka nongkrong bareng.

"Lah ngapain lo nongkrong sama dia?"

"Gue niatnya mau ngobrol tipis aja sama dia dan sahabatnya, eh pas gue dateng tu orang lagi cape banget, banyak masalah kayaknya, jadi yaudah sekalian ngehibur." Jawab Johnny yang masih sibuk dengan script siaran nanti.

"Udah gue bilang dari awal, lo tu salah satu orang yang bisa bangkitin dia dari kata-kata lo tiap siaran. Mungkin lo ga sadar, tapi itu beneran berdampak buat dia. Jadi kalo itu bunga beneran lo buang depan muka dia sih, lo anjing, Joey."

Sekarang aku bisa menebak bahwa masalah yang sedang ia pikul sangatlah berat. Biarkan aku siaran sejenak untuk mengurangi rasa bersalahku.

"Oke Weekends, untuk mengakhiri sesi kita malam ini, Mas Joey mau ngomong bentar nih katanya." Ujar Johnny.

"Hai Weekends? Gimana harinya di Jumat ini? Selamat yang udah berhasil laluin harinya dengan sukses, tapi untuk yang belom, gapapa. Gue tau mungkin hari ini berat untuk kalian, tapi gue yakin akan ada waktunya kalian bisa raih kesuksesan itu. Gue juga mau minta maaf untuk orang yang mungkin lagi sakit hati sekarang, karena perilaku gue, gue bener-bener minta maaf-"

Aku menarik nafas panjang untuk melanjuti kalimatku, rasa bersalah terus menyeruak di dalam dadaku.

"-Satu lagi, untuk kalian lagi ada masalah, gue minta tolong banget untuk cerita ke sahabat atau keluarga kalian. Jangan dipendem, itu bahaya banget, lo stress sendirian yang ada masalah lo ga kelar-kelar. Kalo lo cerita at least orang terdekat kalian tau keadaan kalian dan mungkin bisa bantu."

"Inget ya, suatu saat lo akan bahagia kok. Tuhan dan alam semesta ga akan sejahat itu untuk ga kasih lo kebahagiaan setitik pun. Tetep semangat ya, Weekends! Gue tau lo bisa lewatin masa terberat lo." Lanjutku sambil menahan air mata yang dengan kurang ajar ingin keluar.

"Wih, Mas Joey ini kalo udah serius ngeri banget ya kayak lagi ceramah. Ni orangnya mau nangis di sebelah gue." Ujar Johnny, sialan kartuku dibuka.

"Dia boong guys. Oke sebagai penutup, thank you udah setia dengerin kita. Here is Mata Air by Hindia!"

Semua jatuh bangunmu, hal yang biasa

Angan dan pertanyaan, waktu yang menjawabnya

Berikan tenggat waktu, bersedih lah secukupnya

Rayakan perasaanmu sebagai manusia

Oke mulai hari ini aku akan melupakan rencanaku untuk membuat Trevin tidak menyukaiku terlalu dalam. Biarkan saja dia melakukan apa yang dia mau, yang penting dia merasa lebih baik dari sebelumnya dan mungkin saja itu bisa membuat dia melupakan sedikit masalahnya.

-tbc

leave comment or vote yuk!

oh iya, dapet salam dari Kak Joey, katanya untuk yang baca cerita ini jangan lupa bahagia!<3

The Shadow [jaeyong]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang