Chapter 10

106 17 2
                                    

Joey's POV

tw // mention of child abuse

Pagi ini aku langsung disuruh produktif oleh adik tersayang. Jesslyn namanya.

Orang tuaku sedang ada kerjaan yang harus diurus di Amerika, sehingga hari ini harus aku yang mewakilkan mereka lagi untuk mengambil rapot Jesslyn.

Sesampainya di sekolah, ternyata tinggal Jesslyn yang belum mengambil rapot. Padahal kami sudah berangkat sepagi mungkin, namun tetap kami yang paling terakhir.

Aku terkejut saat memasuki kelasnya, guru yang mengajar Jesslyn dan yang ia ceritakan semalam adalah orang yang sudah mulai berhasil menggerakan hatiku. Trevin, yang biasa dipanggil "kak" oleh murid-muridnya, karena umurnya yang masih sangat muda, bahkan lebih muda dariku.

"Nih, udah kakak ambil ya rapotnya. Sekarang kamu main aja dulu sama temen-temen di taman. Kakak masih mau ngobrol sama Kak Trevin." Jesslyn langsung berlari kegirangan menuju temannya, lucu.

"Trev, ternyata lo gurunya adek gue. Dia semalem ceritain lo ke gue, cuma dia ga nyebut nama, makanya gue kaget ternyata lo."

Kami masih di ruang kelas, dengan Trevin duduk di kursi guru dan aku di depannya, di batasi oleh meja guru. Selayaknya orang sedang menerima rapot.

"Gue juga kaget, Kak. Pas liat Jesslyn gue kayak ngerasa dia mirip seseorang, ternyata mirip lo ya. By the way, dia certiain apa deh?" Benar kata Johnny dan Jesslyn, ia selalu bersikap senang di depan orang lain, padahal aku bisa lihat mata lelahnya.

"Dia cerita, kalo selama ini lo sedih, Trev. Cuma lo selalu berusaha kasih senyuman lo di depan murid-murid." Ujarku sambil terus menatap dalam matanya.

"Eh? Engga lah, kak. Gue ga sedih kok, ngaco hahaha." Hobinya memendam masalahnya sendiri, kata Johnny waktu itu.

"Jesslyn itu anak yang punya perasaan lembut, jadi dia sensitif sama keadaan orang. Gue tau kita ga pernah ngobrol kayak lo ke Johnny, cuma kalo lo emang butuh orang untuk dengerin keluh kesah lo, gue ada di sini, Trev."

"Kak.."

"Sekuat-kuatnya manusia, pasti juga butuh istirahat. Butuh orang lain juga untuk tenangin atau cuma sekedar untuk nemenin. Gapapa Trev untuk lo berusaha kuat, tapi lo juga gapapa untuk nangis atau bahkan teriak untuk luapin emosi lo. Ga ada yang salah dari seorang yang kuat untuk nangis sejenak."

Sekarang di depanku, Trevin mulai meneteskan air matanya. Aku memang belum pernah ngobrol langsung dengannya, tapi sejak tadi aku mengambil rapot Jessyln, aku bisa melihat matanya.

Bagaimana matanya mengatakan bahwa dirinya sudah lelah dengan semua masalah yang entah apa itu, aku tidak akan memaksanya untuk bercerita.

"Nah mumpung di sini cuma ada gue, gapapa lo nangis sepuas lo. Luapin aja, Trev." Lalu mulailah Trevin sedikit-sedikit menceritakan beban yang selama ini ada di pundaknya.

Ternyata ibunya sudah tidak ada sejak ia masih kecil dan ayahnya tidak pernah memperlakukan Trevin seperti anaknya. Trevin sering kali menjadi samsak saat ayahnya sedang emosi, tidak jarang badannya dipenuhi memar karena pukulan ayahnya.

Sampai saat ia SMA, ia memberitahu ayahnya bahwa ia menyukai lelaki. Ayahnya marah besar bahkan hingga sekarang, ayahnya masih sering memukuli Trevin saat Trevin pulang ke rumahnya. Di tambah, sekarang ia bekerja menjadi guru TK, bukannya melanjutkan perusahaan ayahnya.

Trevin berkata kepadaku, alasan ia ingin menjadi guru TK agar ia bisa memberikan kasih sayang ke anak kecil. Bukan seperti dirinya yang tidak mendapatkan kasih sayang itu sedari dulu. Makanya ia ingin seluruh muridnya merasakan kebahagiaan juga di dalam dirinya, tidak mungkin ia membagikan kesedihannya kepada para muridnya.

Rasanya aku ingin memeluk kuat manusia rapuh di depanku ini, namun aku ingat bahwa kami masih ada di lingkungan sekolah. Beruntung, Jesslyn tiba-tiba datang dan memeluk Trevin.

"Ih Kak Trevin kenapa nangis? Ini pasti kerjaan Kak Joey deh, dia emang nyebelin tau kak. Udah Kak Trevin sama aku aja, Kak Joey ga usah ditemenin!"

Mendengar celetukan dari si gembul Jesslyn, akhirnya Trevin dapat tertawa walau tipis. Ya setidaknya kehadiran Jesslyn tadi dapat mencairkan suasana antara aku dan Trevin.

Mulai sekarang, aku akan terus menjaga Trevin dan berusaha untuk selalu ada untuknya. Tidak lupa, bersama Johnny dan Derryl juga.

-tbc

Joey bilang, gapapa untuk nangis sejenak kalo emang udah gakuat. Yuk, berbagi cerita keluh kesah kalian ke orang terdekat, biar hati kalian lebih lega!

Please leave comment or vote, thanks<3

The Shadow [jaeyong]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang