Chapter 2

151 25 0
                                    

Author's POV

Setelah kejadian itu, Trevin memutuskan untuk tetap menyukai Joey dan terus mengupayakan segara cara agar nantinya ia berhasil mendapatkan hati seorang Joey Jacob.

Kata-kata yang keluar dari mulut Johnny saat itu, membuat dirinya semakin yakin bahwa suatu saat ia akan bersanding dengan sang superstar itu.

Sejak hari itu juga, setiap Jumat, Trevin selalu memunculkan batang hidungnya di depan Wave Tower, entah untuk memberi bunga, sepucuk surat, atau hanya untuk memandang Joey masuk atau keluar dari gedung tersebut.

Kaca depan mobil Trevin terbilang cukup tembus pandang, sehingga orang dari luar dapat melihat siapa yang mengendarai mobil itu. Malam ini sepertinya keberuntungan sedang berpihak padanya.

Johnny yang entah dari mana mengetahuinya wajahnya, langsung berjalan menuju mobil Trevis dan mengetuk kaca mobilnya.

"Hey! Trevin kan?"

"Eh? Kak Johnny hehe iya gue Trevin."

"Unlock dong, mau masuk bentar ngobrol-ngobrol."

Trevin bingung namun tetap membuka kunci mobilnya dan membiarkan Johnny menempati kursi di samping kemudi itu.

"Kenapa nih kak?"

"Anjir gausah panggil kak lah, seumuran ga si palingan? Gapapa sih, gue cuma mau ngobrol-ngobrol iseng aja."

"Mau di mobil aja atau cabut ke tempat lain?" Tanya Trevin.

"Cabut aja yuk, ngewine mau ga? Mumet tipis nih gue. Sini gue yang nyetir."

"Ini gue ga dibawa kabur kan?"

Johnny terkekeh, "GA LAH!" Gila saja seorang Johnny yang namanya sedang melambung tinggi malah mencoba melakukan penculikan. Yang ada hancur karirnya.

Mereka kemudian menuju bar kecintaan Johnny dan mulai mengobrol ringan selama beberapa jam.

Trevin dan Johnny perlahan berubah, yang tadinya hanya seorang idol dan fansnya, kini menjadi lebih dekat seperti seorang teman lama. Hal itu terjadi berkat bantuan dari sebotol wine yang berhasil mereka habiskan pada malam itu.

Memang dasarnya adalah seorang wine addict, Johnny kembali memanggil pelayan dan meminta satu botol wine kecintaannya, untuk dihabiskan bersama dengan Trevin.

"Nah, sekarang masuk ke intinya." Dahi Trevin mendadak mengkerut, bingung dengan ucapan lawan bicaranya. Pria di hadapannya terkekeh lalu melanjutkan perkataannya.

"Gimana sama Joey? Maksudnya, kayak..kok lo bisa jadi suka banget sama dia?"

"Awalnya tuh gue emang udah suka banget sama Hello Weekend, asik gitu dan pas banget Jumat malem gitu kan, waktunya istirahat dari kerjaan." Johnny menyesap wine nya dan sesekali mengangguk untuk menanggapi perkataan Trevin.

"Terus pas didengerin makin sering, suara Joey enak banget. Lo juga enak banget sih, cuma enakan Joey tetep!"

"Enak apanya nih?"

"SUARANYA!" Mendengar nada ngegas dari Trevin, Johnny refleks tertawa kencang dan mengundang perhatian dari beberapa orang di sekitarnya.

"Anjir, kecilin suara lu gila. Aduh, ya gitu deh, intinya gue suka sama suara dia terus lama-lama suka sama orangnya." Lanjut Trevin.

"Lo mau tau apa tentang Joey?" Trevin hanya mengendikan bahunya, karena memang sejujurnya, ia tidak tahu apa yang harus ditanya mengenai Joey.

"Lo ga penasaran Joey kayak gimana aslinya?"

Trevin menyunggingkan senyum manisnya dan menyesap wine-nya sebelum menjawab pertanyaan Johnny. "Penasaran sih. Tapi itu termasuk privasi dia ga sih? Gue ga mau terlalu gali-gali informasi pribadi dia, apa lagi ke lo. Kesannya gue terlalu kepo sama kehidupan pribadi orang dan terkesan gue manfaatin lo juga, yang notabennya sahabat Joey."

Saat itu juga Johnny sadar, bahwa pria di hadapannya ini lah orang yang sebetulnya cocok untuk bersanding dengan sahabatnya. Seseorang yang tidak suka ikut campur dengan kehidupan pribadi orang lain dan menghargai semua hal kecil.

Malam itu diakhiri dengan mereka berdua yang bertukar nomor HP, katanya sih agar lebih gampang berhubungan jika suatu saat nanti ingin nongkrong seperti malam ini lagi.

–tbc

leave vote and comment, thanks! -agnes

The Shadow [jaeyong]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang