Author's POV
Joey dan Trevin berjalan ke kamar Johnny untuk membangunkan kedua temannya itu dan memberi mereka secangkir susu hangat untuk menetralkan isi perut mereka.
"GUYSS AYO BANGUN DONG!" Teriak Trevin sambil membuka pintu dengan kencang agar yang menempati kamar itu terkejut.
Benar saja, keduanya langsung membuka mata, walau Johnny kembali menutupi badannya dengan selimut hingga ke kepala.
"John, lo bangun atau gue buang ini semua roll film lo ya?!" Mendengar ancaman Joey lantas Johnny langsung membuang asal selimutnya. "GILA LU?"
Trevin hanya bisa terkekeh melihat interaksi dua orang itu, "Udah ini diminum dulu susunya, biar netral itu isi perut lo berdua."
"Pusing anjir kepala gue." Ujar Derryl sambil mengacak-acak rambutnya. Trevin langsung mendekati sahabatnya itu dan membantu untuk memijat sedikit kepala serta pundak Derryl, "Kalo mual, muntahin aja di kamar mandi." dan hanya dijawab dengan anggukan.
Johnny yang memang sudah terbiasa menegak minuman beralkohol hanya merasa sedikit pusing saat bangun, tapi tetap bisa bangkit dari tidurnya dan berjalan menuju balkon untuk menghirup udara segar.
Sekarang Derryl sedang beranjak dari kasur menuju kamar mandi untuk mengeluarkan isi perutnya dan dilanjutkan dengan mandi.
Trevin telah duduk di sofa ruang TV dengan kepalanya menyender di dada Joey sembari Joey merangkulkan tangannya pada badan Trevin dan terus mengelus lembut.
Oh iya, keadaan apartment itu sudah rapi, hasil kerja keras Joey dan Trevin di pagi hari merapikan itu semua.
"Weits, nempel banget ini dua manusia." Ujar Johnny saat ia masuk ke ruang TV.
"Ya emang kenapa sih? Sama pacar sendiri ini." Jawab Joey dengan entengnya sambil terus mencari saluran TV yang menarik.
"WHAT?!" Trevin menjawabnya dengan tawa tanpa memusatkan perhatiannya pada Johnny.
Johnny yang merasa dihiraukan itu langsung menutupi pandangan mereka ke TV, "LO BERDUA UDAH PACARAN?"
"Iya, John. Dah sana minggir."
"ANJIR?? SEJAK KAPAN?"
Trevin terus mengeluarkan tawanya hingga wajahnya memerah, "Lo sih keasikan minum, jadi ga sadar Joey nembak gue."
Johnny menempatkan sofa kosong di samping Trevin dan menarik tubuh mungil itu agar menjauh dari rangkulan Joey, "Cerita dong, Trev."
Ya mau tidak mau Trevin menceritakan kronologinya mereka berpacaran mulai semalam, bisik-bisik agar Joey tidak mendengar katanya. Padahal mah bisik-bisiknya mereka tetap saja kencang.
"Ih asik banget, sekarang udah beneran pacarku seorang superstar ya, Trev?" Goda Johnny. "IYA WOI KEREN BANGET DAH GUE!" Trevin teriak dan Joey langsung membawanya ke dalam rangkulan sambil menyium kepala Trevin, "Hus, jangan teriak-teriak."
Trevin menatap sinis, "Biarin lah, gue lagi seneng." dan dihadiahi oleh tawa kencang dari Johnny.
"Wey, ada apa nih? Gue gatau apa-apa, tolong saudara Trevin beri penjelasan." Ujar Derryl saat keluar dari kamar Johnny.
"Haduh, tolong saudara Johnny penjelasan yang tadi ditransfer ke Derryl, saya lelah, mau bersandar pada pacar." Jawab Trevin dengan senyuman jahil.
"Ye sialan, jadi gini Der..." Lalu Johnny menceritakan semuanya dan Derryl langsung memeluk sahabatnya itu, "HUA TREVIN CONGRATS! Joey, awas ya lo sakitin sahabat gue, ntar gue tendang burung lo!" Ancamnya.
"Serem banget anjir, kok kamu mau sih temenan sama Derryl?" Tanya Joey.
"Ih waktu itu aku liat dia terlantar di halte sebelah sekolahan, makanya aku angkut, kasian."
"OALAH SIALAN INI BOCAH YA!" Amuk Derryl sambil melempar bantal sofa ke arah Joey dan Trevin, yang tentunya disahut dengan tawa pecah dari teman-temannya.
–tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
The Shadow [jaeyong]
Фанфик[END] Seorang guru TK yang menjadi fans berat dari salah satu channel radio bernama WaveRadio, mendapatkan kesempatan untuk menelfon penyiarnya saat siaran favoritenya berlangsung. Sejak saat itu ia mulai menunjukkan rasa sukanya secara jelas kepada...