Trevin's POV
Bodoh sekali, bisa-bisanya lupa jika hari ini adalah Jumat. Tandanya hari ini akan ada siaran Hello Weekend yang dibawakan oleh penyiar favoriteku, Joey Jacob.
Malam ini, ada sesi spesial di mana para pendengar dapat menelfon Joey dan langsung request lagu serta cerita-cerita sedikit.
"WHAT? GUE DAPET KESEMPATAN UNTUK NELFON JOEY? YANG BENER AJA?"
Aku langsung mengambil segelas air mineral dan meminumnya, untuk menetralkan jantung dan membuat suaraku tidak serak.
"Hallo, Weekends! Dengan siapa nih di seberang?" sapa Joey.
"Hallo kak! Dengan Trevin di sini."
"Wih keren nih namanya, pasti selera musiknya juga keren! Sekarang mau request lagu apa nih?"
Aku langsung teringat oleh satu lagu yang selalu menemani waktuku saat berselancar jauh di akun Instagram penyiar radio ini, "Pacarku Superstar dari Project Pop, boleh?"
"Boleh banget dong! Oke Weekends, this is, Pacarku Superstar by Project Pop."
Dia berada jauh di sana
Dan aku di rumah
Memandang kagum pada dirinya
Dalam layar kaca
Apakah mungkin seorang biasa
Menjadi pacar seorang superstar
Bahkan aku sudah tidak memiliki tenaga untuk bernyanyi. Bayangkan saja, mendapat kesempatan menelfon idola?
"Wah asik banget ya lagunya! Coba dong Trevin, ceritain ada apa dengan lagu tadi?" Joey membuka suara sesaat setelah lagu tadi selesai.
"Hmm, sebenernya gue selalu dengerin itu sih, secara kan lo superstar ya kak? Hahaha." Sebut saja aku gila, karena memang sepertinya beneran gila. Berbicara selancang itu di siaran radio, menggombali si penyiarnya. Memalukan tapi tetap menyenangkan.
"WADUH WADUH, gimana tuh maksudnya?" Deg-degan, dadaku terasa sangat ramai, ditambah dengan suara kekehan dari partner siarannya.
"Ya gitu lah hahaha, kayak...apakah mungkin seorang biasa menjadi pacar seorang superstar?"
Bukan Joey yang menjawab, melainkan partner siarannya–Johnny, yang menyahutiku.
"HAHAHA mungkin kok, Trev, coba aja dulu ini dipepet Joey-nya."
Refleks aku membulatkan mataku, "HAH? SERIUS GA SIH?" Lantas aku dengan cepat menutup mulutku, berusaha untuk tenang dan sadar bahwa diriku sedang terhubung dengan saluran radio nasional.
"Haduh, jadi ngelantur gini. Kasian nih Weekends yang lain ga diajak ngobrol." jawab Joey.
"Oke Trevin, makasih banyak udah mau nelfon kita! Kalo kata gue sih, coba aja dulu. Siapa tau luluh, ya ga sih?" Goda Johnny.
"No comment deh, kak! Anyways, thanks for the opportunity yaa gue bisa join call kalian. Bye Kak Joey and Kak Johnny!"
Akhirnya aku dapat bernapas lega, gila saja sudah setahun aku jadi penggemar setia Hello Weekend dan dua penyiarnya, lalu sekarang aku bisa menelfon mereka? Sangat sulit untuk dipercaya.
"Asik banget ya! Gimana nih, Joey, tanggapan lo?" tanya Johnny setelah panggilan kami terputus.
"I just want to tell you guys, jangan berekspektasi terlalu tinggi sama seseorang ya. Jangan terlalu kasih hati lo sepenuhnya ke idol, sumpah yang ada nanti kalian yang sakit!"
Wow, Joey Jacob sangat telak menamparku dengan kata-katanya. Tapi tak apa, aku akan terus menyukainya atau malah makin mengeluarkan effort untuknya.
Entahlah, tapi malam ini terasa sangat indah. Baru sekali ini kami mengobrol–aku, Joey, dan Johnny, tapi entah kenapa obrolan tadi terasa sangat seru.
–tbc
leave vote and comment, thanks! -agnes
KAMU SEDANG MEMBACA
The Shadow [jaeyong]
Fanfiction[END] Seorang guru TK yang menjadi fans berat dari salah satu channel radio bernama WaveRadio, mendapatkan kesempatan untuk menelfon penyiarnya saat siaran favoritenya berlangsung. Sejak saat itu ia mulai menunjukkan rasa sukanya secara jelas kepada...