Chapter 28

71 6 0
                                        

Joey's POV

Sejak tadi siang, aku dan Trevin sudah menghabiskan waktu berkeliling di Kota Tua. Lalu sekarang kita sudah mendudukan diri di salah satu bangku AW. Trevin memilih meja yang ada di luar resto, katanya biar bisa menghirup udara Ancol. Lucu memang.

"Kamu ga mau nyoba wafflenya?" Tanya Trevin dan aku hanya jawab dengan gelengan sambil tersenyum.

Dari tadi, senyuman lebar tidak luntur di wajahku. Hari ini Trevin menjadi super clingy sehingga membuatnya menjadi lebih menggemaskan dan aku suka itu.

"Ih coba! Nih, buka mulut, aaa" Trevin menyodorkan sepotong waffle ke depan mulutku dan mau ga mau aku membuka mulut dan menerima suapannya.

"Enak kan?" Tanya Trevin. "Enak karena kamu suapin sih, kalo makan sendiri kayaknya biasa aja deh!" Godaku.

Muka Trevin langsung memerah, "Wo ga jelas, gombal teros."

Kita menghabiskan makanan itu sambil saling melempar canda dan tawa. Sesekali, ia menanyakan bagaimana pekerjaanku dan aku pun sebaliknya.

"Joey, ayo ke pantai!"

"Ih nanti dulu dong, masih begah banget ini perut aku." Jawabku dengan muka memelas.

"Ya udah 10 menit lagi ya." Ucap Trevin dan aku jawab dengan anggukan semangat.

Setelah 10 menit, akhirnya aku mengendarai mobilku lagi ke arah pantai. Trevin yang sudah sangat excited langsung berlari keluar mobil.

"Hua akhirnya aku mantai lagi, seneng banget!"

Ia mendekatkan dirinya pada bibir pantai dan menenggelamkan kakinya pada air laut. Hanya kaki ya, karena kita tidak membawa baju ganti dan sekarang juga sudah malam.

"Jangan jauh-jauh, nanti dimakan hiu!" Teriakku iseng.

"Hiu ga akan makan aku, dia tau aku pacar kamu, jadi takut!" Jawab Trevin.

Sebelum turun tadi, aku mencari-cari koran bekas di bagasi mobilku. Ternyata dapat dan aku menggelar beberapa koran itu untuk alas duduk di pasir.

Celotehan lucu terus keluar dari mulut Trevin. Sesekali menguap, angin laut bikin ngantuk katanya. Padahal mah emang seperti bayi aja jam segini sudah ngantuk.

"Joey?" Panggil Trevin pelan.

"Ya?"

"Aku sayang banget sama kamu–"

Ucapannya mengambang, seperti enggan untuk menyelesaikan. Jadi aku memilih untuk diam sejenak menunggu ia melanjutkan kalimatnya.

"–Tau ga, aku ga pernah ngerasa sesayang ini sama orang dan kamu berhasil datengin perasaan ini ke aku. Terus ada di sini ya? Temenin aku." Lanjut Trevin.

"Kamu harus tau kalo aku di sini juga sayang banget sama kamu. Aku akan selalu temenin kamu, jangan ngerasa sendiri ya?."

"Iya.." Jawab Trevin lirih.

Aku mengambil ranting di dekatku, dan menuliskan di pasir "Hug and kiss?"

Trevin menghadap ke aku dengan wajah manisnya yang tersenyum namun matanya sedikit berkaca-kaca. Aku langsung membawanya ke dalam pelukan, dengan harap dapat menghangatkan badan dan hatinya. Setelahnya, aku mencium bibirnya, lama. Hanya ciuman kecil namun dalam, tanpa rasa nafsu yang berlebih.

–tbc
Sebentar lagi The Shadow mau tamat nih, yuk vote dan comment dulu!

The Shadow [jaeyong]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang