Migikata

113 12 2
                                    

"Non.." ketukan pintu kamar mengganggu tidurnya

Gadis yang masih berada dalam balutan selimutnya itu perlahan membuka mata, ia menegakkan tubuhnya serta meregangkannya. Ia beranjak dari ranjangnya dan berjalan menuju pintu yang sedari tadi diketuk.

"Pagi, Bi." ujarnya pada wanita parubaya 

"Pagi juga, Non." sapa balik wanita itu

"Yang lain udah berangkat?" tanyanya 

"Sudah, Non. Tapi itu sarapan sudah disiapin di bawah, jadi kalo mau makan silakan, Non." jelas wanita itu

Gadis itu menghela napas besar, ia tersenyum getir. "Yaudah. Makasih, Bi." ucapnya dengan wajah ceria khasnya itu

"Yaudah. Saya pamit ke bawah, Non." ujar wanita itu kemudian turun ke bawah

Senyum di wajah gadis itu perlahan luntur, ia kembali ke kamarnya untuk bersiap-siap menuju sekolah. Tak lama, gadis itu telah berpakaian rapi dan kini tengah menuruni tangga rumahnya. 'Sepi..' batinnya sambil berjalan menuju makan. Ia mengambil roti lapis yang telah dibuat ART-nya dan memakannya.

Ia berjalan menuju kamar pembantunya, "Bi, aku berangkat ya.." pamitnya pada wanita yang sedang merapikan baju-baju itu

Wanita itu mengangguk. Gadis itu kemudian berjalan ke ruang tamu dan mengambil tas sekolahnya. Ia berjalan keluar rumah dan pamit kepada satpam rumahnya itu. 

"Jalan sekarang?" tanya seorang lelaki berseragam SMA yang duduk di atas motornya itu yang kemudian dibalas anggukan gadis itu

Lelaki itu memperbaiki posisi duduknya, gadis itu naik ke dudukan motor itu. "Orang rumah udah berangkat?" tanya lelaki itu yang dibalas anggukan gadis itu. Lelaki itu menghela napas besar lalu memacu motornya menuju sekolah mereka.

SMAN 48

Lelaki itu memarkirkan motornya di lapangan parkir sekolah. Ia dan gadis itu turun dari motor itu dan berjalan menuju ruang kelas mereka. Banyak pasang mata terarah ke mereka saat mereka berjalan menyusuri koridor kelas-kelas itu.

"Boby.., Boby... Bela-bela bangun pagi, ternyata mau jemput si nona." ujar Vino pada kembarannya itu

"Tumben amat lu, Gab. Biasanya sendiri.." lanjut Vino pada mereka berdua

"Gue yang nawarin, Vin." jelas Boby 

Vino menaikkan kedua bahunya cuek, "Gue ke kelas dulu." ucapnya pada mereka berdua

Vino meninggalkan mereka, Boby dan Gaby pun juga berpisah menuju kelas mereka masing-masing. Gaby menyusuri koridor menuju kelasnya, 'Ceria.' batinnya melihat teman-teman seangkatannya. Gaby memasuki kelasnya dan meletakkan tasnya di bangku, ia duduk sejenak sambil memainkan ponselnya.

"Kak Gaby." panggil Anin memasuki kelasnya

"Kenapa?" singkat Gaby sambil memasang wajah ceria

"Ini kak, aku mau nanya soal list belanja peralatan." Anin kemudian mendiskusikan beberapa hal tentang belanja peralatan ekskul yang memang dulu lebih sering diurus Gaby

"Ok, deh kak. Makasih, ya." ucap Anin yang kemudian pamit kembali ke kelasnya

Tak lama, "Gab, Lu udah kerjain PR Mat belom?" tanya Aya sambil menggaruk kepalanya

"Yang tentang varian sama simpangan baku kan?" tanya Gaby memastikan yang diangguki Aya

"Udah.., mau pinjem?" Gaby menyerahkan buku latihannya itu 

"Thanks." singkat Aya mengambil buku itu dan menyalinnya 

Tak lama, guru pelajaran pertama pun masuk dan mengawali kegiatan pembelajaran hari itu. Hari itu mulai berjalan seperti hari biasanya bagi Gaby—mencatat, memperhatikan, dan berdiskusi.

Always and Forever With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang