Seorang perempuan kini berjalan menarik kopernya ke dalam gedung yang berdinding kaca itu, di belakangnya terdapat seorang lelaki yang raut wajahnya sulit diartikan. Lelaki itu berjalan diam dan sambil menunduk. Terdapat hawa dingin serta hangat diantara kedua orang yang kini berjalan menuju pintu masuk penerbangan internasional itu.
Perempuan itu menghentikan langkahnya dan menoleh ke laki-laki itu, Ia melepas genggamannya pada kopernya itu. Ia melangkah pelan menuju lelak itu, menarik dagunya naik dengan tangan kanannya. Perempuan itu memberikan sebuah ciuman pada lelaki itu, "Maaf." singkatnya dengan air mata yang mulai jatuh di pipinya. Ia kemudian kembali menuju kopernya dan masuk ke bandara. Lelaki yang pipinya sudah dipenuhi aliran air mata itu melihat ke sosok perempuan yang baru saja meninggalkannya.
Selain rumah sakit, bandara juga menjadi tempat dimana orang akan kehilangan sesuatu, entah untuk berapa lama. Sama seperti lelaki ini, perempuan yang notabenenya adalah kekasihnya itu baru saja meninggalkannya. Untuk berapa lama? Entahlah, hanya masa depan yang tahu jawabannya.
Sepasang lelaki dan perempuan mendekati laki-laki yang memejamkan matanya berusaha untuk menghentikan aliran air matanya itu. Perempuan yang sudah seperti saudarinya itu menghapus air mata di pipinya dan merangkulnya.
2 Tahun Kemudian...
Seorang perempuan dengan nama Jesslyn itu masuk ke dalam ruangan atasannya yang belum satu bulan dipromosikan dari seorang Project Engineer menjadi seorang Project Manager. Sungguh tak terduga, Jesslyn yang notabenenya lebih lama bekerja disini kalah cepat oleh Alex. "Lu manggil gue, Lex?" tanyanya
Alex yang sedari tadi menatapi layar menoleh ke perempuan itu, "Iya. Duduk dulu, Ci." ujarnya sambil menutup laptopnya itu.
Ia melipat tangannya dan memajukan tubuhnya, "Cici bisa ikut meeting kita nanti sama client kita yang dari Jepang gak?" tanyanya
Jesslyn menyipitkan kedua matanya, "Bukannya si Indah yang bakal bareng lu?" tanyanya
Alex menggeleng, "Emergency at home katanya." jelas Alex singkat yang membuat Jesslyn menghela napas dan mengangguk
3 Jam kemudian...
Seorang anak magang mendekat pada meja Jesslyn, "Ci, itu client Jepang baru sampe." ujarnya pada perempuan yang dipercayakan Alex untuk menjadi supervisor magang div
Jesslyn terbelakak menemukan wajah yang tak asing. 'Sial, bisa kacau ini nanti.' batinnya sambil bangkit dari bangkunya. "Lu tolong bawa mereka ke meeting room." pintanya kemudian bergegas menuju ruangan Alex
'Bilang apa ya!?' batinnya sambil memikirkan sebuah alasan agar Alex tidak mengikuti meeting ini. Ia menjetikkan jari dan masuk ke ruangan Alex tanpa permisi, "Lex! Itu lu dicariin sama anak magang di lab." ujarnya
Alex bangkit dari duduknya, "Yah, kan ada meeting sama client Jepang. Gak bisa nanti apa?" Jesslyn menggeleng
"Yaudah, Cici duluan aja! Nanti aku nyusul." ujarnya
Alex bergegas keluar dari ruangannya dan menuju lift, Jesslyn mengetikkan sesuatu dalam ponselnya dan menuju ke ruang rapat. "Gimana, udah ok?" Jesslyn menanyakan penampilannya yang diberikan acungan jempol oleh salah satu anak magang bawahannya
Ia menghela napas, "Akira-san! Thank you for waiting. Unfortunately, our manager cannot attend the meeting since an emergency came up." ujar Jesslyn membungkukkan tubuhnya sambil membuka pembicaraan dengan laki-laki berjas hitam itu
Laki-laki berdarah Jepang namun berwajah barat itu tersenyum seadanya, "It is fine, you are?" balas lelaki itu
"I'm Jesslyn, I'm one of the senior project engineers here." jelasnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Always and Forever With You
FanfictionMasa SMA yang dipenuhi kejutan, kebahagian, keseruan, dll. Masa yang yang seperti roller-coaster perasaan. Dua orang yang selalu bersama, seperti dua orang kekasih tapi ternyata dua orang sahabat. Namun, apakah itu yang sebenarnya?