20. MÈRE - ADIEU

341 48 18
                                    

Buat yang minta scene liskook yang bikin bapereu... mohon bersabar ya muehehe kalo vsoo kemaren kebetulan pas ada moment, kalo liskooknya... bentar yaa hehe
.
.
Warning : [18+]
Substance, sexual violence (implied), crimes, harsh word.

Semua yang ada di buku ini hanyalah Distopia, dengan mengambil latar tempat utama di kehidupan nyata yaitu Seoul dan hanya meminjam visualisasi dari beberapa member grup idola untuk memudahkan pembaca. Untuk Karakter, sifat dan watak tokoh, tempat dan kejadian semua murni pemikiran penulis. Tidak ada maksud untuk merusak citra atau pribadi orang lain maupun suatu tempat. Penulis hanya membuat cerita berdasarkan riset singkat dan dangkal dengan bumbu khayalan dan imajinasi jadi dimohon untuk tidak menelan mentah apa yang tersaji di keseluruhan cerita ini.

Jika kamu merasa terganggu atau tidak nyaman dengan tulisan ini, dimohon untuk tidak melanjutkan membaca. Terimakasih banyak.

.
.
.

//MOTHER - FAREWELL//
.
.
.

"Hah! Huh! Hah! Huh!"

Suara deru nafasnya terdengar seiring dengan langkah kakinya yang sibuk mengitari taman di dekat rumah, yang dulu pernah ia datangi bersama Lisa. Semangatnya hari ini mengalahkan mentari pagi yang bahkan masih malu-malu untuk menampakkan diri.

Ia sudah bertekad!

"Uah lelah~" Keluhnya setelah berjalan dua hampir tiga putaran tanpa henti, "Lapar~"

"Jika olahraga seperti itu kau akan menghabiskan sisa umurmu tanpa bisa balas dendam." Ucap seseorang yang suaranya sangat ia hafal meski pertemuan mereka dapat dihitung jari. Tubuh gembilnya langsung memasang posisi siaga seadanya.

"Tak usah takut begitu. Ini." Sebotol susu pisang diulurkan tak lupa senyuman dengan lesung pipi yang tampak sangat jelas.

Tak juga diterima oleh yang lebih muda, dirinya memutuskan untuk duduk mendesak si pemuda kelinci untuk bergeser dan meletakkan sebotol susu itu di tangan yang lebih muda.

"Tindakanmu kemarin cukup mengesankan. Tapi jika seperti itu terus tak memungkiri kau akan di bawa dengan mudah oleh orang-orangnya lain waktu." Ucap si pemuda yang lebih tua, masih dengan senyum 'manis' terpasang apik di kedua sudut bibirnya. Tangannya mengusak rambut fluffy si pemuda kelinci.

"Tapi ku hargai usahamu menghantam kepalanya dengan pemukul, seharusnya tak usah berhenti hingga kepalanya total remuk." Jungkook jelas melotot, haruskah sekejam itu? Ia saja sudah hampir pingsan rasanya saat melihat darah mengucur dari kepala pria itu malam kemarin lusa.

"Jika ingin melindungi orang tersayangmu dan membalas dendam, jadilah lebih berani menghabisi lawanmu... Tanpa ampun." Ucapnya sembari menepuk pelan bahu retak si pemuda kelinci, menghasilkan ringisan kecil darinya.

"Oh~ kau terluka? Padahal sudah kukatakan untuk tak melukaimu." Katanya dengan santai, tak lupa meremas bahu kecil itu lebih keras, menimbulkan ringisan semakin kentara si pemuda kelinci.

Karena meresapi rasa sakitnya, Jungkook tak menyadari keganjilan ucapan pemuda berlesung pipi disampingnya ini. Ia hanya menatap memelas padanya, itupun tak sanggup berlama-lama.

"S-ssakkit h-hyung..." Ringisnya saat pemuda di sampingnya menekan bahunya lebih keras.

"Oops!" Ucapnya datar dengan suara berat. Bulu roma Jungkook meremang. Ia semakin menunduk.

"Tawaranku padamu masih berlaku. Simpan ini, tekan ini jika sudah memilih. Maka aku akan datang padamu." Ucapnya sembari berdiri. Lalu menepuk pelan pipi putih gembil yang lebih muda, "Sembunyikan ini dari Taehyung atau siapapun. Ini rahasia kecil kita."

THE BROKEN GLASSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang