INTERMEZZO : L'ANNIVERSAIRE DE LILI

205 28 0
                                    

Hangatnya selimut yang melingkupi tubuhnya membuat mata enggan terbuka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hangatnya selimut yang melingkupi tubuhnya membuat mata enggan terbuka. Sang empunya tampak menikmati kasur empuk dengan selimut tebal. Dikelilingi boneka besar nan lembut, bantal yang nyaman dan guling di sekeliling tubuh.

Bahkan, tak mendengar derit pintu kamar yang dibuka perlahan. Memberikan celah bagi cahaya lampu menelusup ke kamarnya yang masih gelap.

Gorden dibuka cepat, membiarkan bias sinar matahari menembus tanpa penghalang apapun. Meski demikian, sang empunya tak terusik sedikitpun.

"Hey, pagi princess, waktunya bangun." Pipi tembamnya di tepuk pelan, sang lembut penuh kasih sayang.

"Ungh... sebentar lagi, Oppa." Rengeknya masih dalam keadaan terpejam. Tangannya justru menarik selimut lebih tinggi lagi.

"Hey... matahari sudah tinggi, tak ingin melewatkan hari ini hanya dengan tidur, 'kan?" Selimutnya ditarik turun. Berlawanan dengan dirinya yang masih mempertahankan selimut dengan mata terpejam.

"Lima menit lagi.... kumohon."

"Tidak bisa, 10 menit yang lalu kamu juga bilang begitu." Yang lebih tua menarik lebih keras selimut yang di cengkram sang adik di sisi lainnya.

"Aaa iya iyaaa~" Akhirnya tubuh itu bangun juga, hanya matanya masih setia tertutup, "Sudah bangun, lho~"

"Buka matamu, princess." Tangannya ditarik pelan. Sang kakak mengarahkan adiknya ke tepi ranjang.

"Tata sudah bangun?"

"Sudah mandi juga... dan sekarang sudah menunggu di meja makan." Sang adik langsung membuka mata, tak percaya jika ia bangun paling akhir.

"Kenapa Oppa tidak bilang?!" Gadis kecil itu merengek, kini menarik satu lengan kakaknya untuk di ayun ke kanan-kiri.

"Kamu menawar 5 menit sebanyak 3 kali, Lili." Gadis yang dipanggil Lili itu merengut, sebal, "Ayo mandi, Tata sudah protes kelaparan."

"Mandikaan~" Lili memohon dengan mata bulat berkaca-kaca, bibirnya cemberut dengan lucu.

"Sudah 6 tahun masih ingin dimandikan Oppa?" Lili mengangguk antusias. Kini kedua lengannya direntangkan lebar, minta di gendong.

Sang kakak tertawa hingga matanya membentuk bulan sabit dengan dimple manis di kedua pipinya, "Arraseo."

"Apapun untuk princess Oppa tersayang." Lili tertawa bahagia.

Bahkan suara tawanya masih terdengar dari balik pintu kamar mandi. Sesekali memekik dengan teriakan meminta sang kakak berhenti menjahilinya.

"OPPAAAAA!!!" Lili menangis histeris, kakaknya tak kapok sama sekali.

"Lili? Hyung?? Kalian main tanpa aku?" Suara teriakan dari luar terdengar, dibarengi dengan  ketukan pintu yang kerasnya bukan main.

"TATAAAAA!!!"

THE BROKEN GLASSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang