33. DÉMARRER

289 35 3
                                    

Hai 👋🏻  maaf ya baru bisa update menjelang akhir puasa... tulisannya juga baru selesai sore tadi hehe, selamat membaca~

Warning : [18+]

Substance, sexual violence (implied), crimes, harsh word.

Semua yang ada di buku ini hanyalah Distopia, dengan mengambil latar tempat utama di kehidupan nyata yaitu Seoul dan hanya meminjam visualisasi dari beberapa member grup idola untuk memudahkan pembaca. Untuk Karakter, sifat dan watak tokoh, tempat dan kejadian semua murni pemikiran penulis. Tidak ada maksud untuk merusak citra atau pribadi orang lain maupun suatu tempat. Penulis hanya membuat cerita berdasarkan riset singkat dan dangkal dengan bumbu khayalan dan imajinasi jadi dimohon untuk tidak menelan mentah apa yang tersaji di keseluruhan cerita ini.

Jika kamu merasa terganggu atau tidak nyaman dengan tulisan ini, dimohon untuk tidak melanjutkan membaca. Terimakasih banyak.

.
.
.

//START//
.
.
.

Kicau burung dengan sinar matahari yang menyusup masuk ke dalam kamar melalui celah gorden kamar menyambutnya kala membuka mata. Tidurnya terasa sangat nyaman, tak lagi terasa lemas, pusing atau pun kesakitan lain di tubuhnya. Setelah tak merasa aneh pada tubuhnya, kini ia justru dibuat bingung dengan keadaan kamarnya yang sedikit berbeda, ah banyak.

Plafon kamarnya tampak lebih mewah dengan adanya ornamen berwarna senada dengan plafonnya. Matanya memindai sekeliling kamar, aneh. Nuansanya jauh berbeda dengan kamar yang biasa ia tempati. Warna earthy tenang yang hangat mendominasi isinya. Coklat, krem, dan putih mengisi hampir setiap sudut ruangan yang dihidupkan dengan hijau tumbuhan dalam ruangan. Ranjangnya terasa lebih besar dan nyaman. Pencahayaan ruangnya juga terasa berbeda. Mungkin itu sebabnya, tidur semalam terasa sangat pulas.

Puas mengagumi isi kamarnya yang tampak berbeda, dirinya memutuskan bangun, cuci muka dan mungkin menyapa kepala pelayan Choi di ruang makan nanti. Sebab, dirinya sedikit bingung dengan perubahan letak kamar mandi dan lemari bajunya. Aneh. Kamarnya aneh sekali. Atau jangan-jangan ini....

KAMAR NAMJOON-HYUNG?!

Tidak tidak tidak!! Jungkook masih ingin hidup hingga tua tanpa membuat masalah dengan Namjoon. Tak jadi cuci muka dan gosok gigi, Jungkook memutuskan berlari keluar kamar.

Hanya untuk.....

Semakin bingung.

Rumahnya berubah dalam semalam!

Tak ingin larut dalam kebingungan seorang diri, Jungkook mulai mengitari rumah 'baru'nya.

Anehnya, rumah itu terasa lebih sepi daripada rumah yang ia tempati biasanya. Kepala pelayan Choi juga tak nampak sedikit pun. Belum lagi, lantai, anak tangga hingga pintu besi yang biasa dilihatnya, kini jelas berbeda. Pintu besi berubah menjadi pintu kayu besar berwarna putih. Semua benda di rumah ini putih, dengan sentuhan coklat dan krem di beberapa hal juga pohon dalam rumah sebagai penghidup ruangan.

Rumah ini, jelas lebih besar dari sebelumnya. Jungkook melangkahkan kakinya turun ke lantai dasar, untuk dibuat semakin bingung dan linglung. Kepalanya jadi pening, pusing tiba-tiba sebab semua terasa aneh, janggal, asing, berbeda.

"Merasa baikan?" Jantungnya berdegup tak nyaman, sungguh tak enak ketika dirimu dibuat kaget, rasanya seperti dihantam palu dewa petir. Sialnya, Jungkook tak memiliki baju zirah besi seperti pahlawan supernya, jadi rasa hantaman yang diterima kian menyakitkan.

THE BROKEN GLASSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang