35. RETOUR À LA LIGNE?

203 26 2
                                    

Hai? 👋🏻

Kangen Ahn Jungkook nggak?

Warning : [18+]

Substance, sexual violence (implied), crimes, harsh word.

Semua yang ada di buku ini hanyalah Distopia, dengan mengambil latar tempat utama di kehidupan nyata yaitu Seoul dan hanya meminjam visualisasi dari beberapa member grup idola untuk memudahkan pembaca. Untuk Karakter, sifat dan watak tokoh, tempat dan kejadian semua murni pemikiran penulis. Tidak ada maksud untuk merusak citra atau pribadi orang lain maupun suatu tempat. Penulis hanya membuat cerita berdasarkan riset singkat dan dangkal dengan bumbu khayalan dan imajinasi jadi dimohon untuk tidak menelan mentah apa yang tersaji di keseluruhan cerita ini.

Jika kamu merasa terganggu atau tidak nyaman dengan tulisan ini, dimohon untuk tidak melanjutkan membaca. Terimakasih banyak.

.
.
.

//BACK TO LINE?//

.
.
.

Lampu-lampu yang dipadamkan dan menyisakan sedikit untuk tetap menyala, menjadi saksi dimana sebuah botol kaca bening tinggi yang isinya tersisa sepertiga telah menemani seseorang yang sudah menegak dua pertiganya dalam waktu satu jam.

Kursi tinggi di konter dapur menjadi saksi lain dimanah sang pengguna belum juga beranjak barang se inci pun darinya. Hanya diam memutar gelasnya sesekali sebelum menyesapnya sedikit demi sedikit.

Lengan kemeja yang dilipat hingga batas siku, dua biji kancing teratas yang sudah ditanggalkan, jam tangan mahal yang teronggok mengenaskan di meja merupakan bukti betapa penatnya sang pemilik.

Tuk!

Sebuah botol kecil berwarna kuning agak kehijauan dengan sedotan yang sudah menancap mendarat di dekatnya. Mata tajam itu melirik pemberi botol yang berdiri di hadapannya.

"Ja-jangan minum teh pahit itu banyak-banyak, hyungie." Pemilik mata bulat yang tampak mengantuk itu berucap pelan. Ada sorot takut di manik mata itu. Membuat yang diuluri botol kecil tadi tersenyum miring. Bukan meremehkan atau bagaimana. Hanya saja, dirinya merasa lucu pada bocah di depannya itu.

"Belum tidur?" Tanyanya. Matanya menatap lurus pada bocah di depannya, tangannya sesekali memutar gelasnya, tersenyum asimetris yang membuatnya tampak mengintimidasi lawan bicaranya.

"Koo-Kookie haus. Hyungie minum susu saja lalu cuci kaki dan tidur." Jelasnya terbata, gugup karena bayangan yang diciptakan oleh otaknya sendiri. Bagaimana pemuda dingin di depannya menyeret tubuhnya keluar melewati kubangan darah dan mayat-mayat yang masih terikat. Membawanya keluar dan mendudukkannya di kursi penumpang dengan kasar, mengelap wajahnya dengan handuk kecil yang ada di mobil meski tangannya masih berlumur darah.

"Na-nanti jadi aneh kalau minum teh itu banyak-banyak." Tambahnya.

"Mabuk? Tak akan. Mau?" Jungkook mengangguk, lalu menggeleng. Rasanya asam, terlalu kuat hingga rasanya dapat membuat tenggorokan terasa terbakar lalu tubuhnya kepanasan tanpa sebab. Jungkook kapok setelah menegak satu gelas yang dipaksakan padanya dulu.

"Kookie sudah. Tidak mau lagi. Enak susu." Namjoon terkekeh mendengar jawaban Jungkook.

"Kau sudah pernah mencicipi? Susu hanya untuk anak kecil, Jungkook." Namjoon berucap setelah meletakkan gelasnya dan mengambil susu pisang yang diulurkan Jungkook tadi, "Aku memang menaruh ini dan bir di kulkas untukmu, tak kusangka kau lebih memilih ini daripada birnya."

THE BROKEN GLASSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang