15. VEUT ÊTRE

343 58 10
                                    

Warning : [18+]
Substance, sexual violence (implied), crimes, harsh word.

Semua yang ada di buku ini hanyalah Distopia, dengan mengambil latar tempat utama di kehidupan nyata yaitu Seoul dan hanya meminjam visualisasi dari beberapa member grup idola untuk memudahkan pembaca. Untuk Karakter, sifat dan watak tokoh, tempat dan kejadian semua murni pemikiran penulis. Tidak ada maksud untuk merusak citra atau pribadi orang lain maupun suatu tempat. Penulis hanya membuat cerita berdasarkan riset singkat dan dangkal dengan bumbu khayalan dan imajinasi jadi dimohon untuk tidak menelan mentah apa yang tersaji di keseluruhan cerita ini.

Jika kamu merasa terganggu atau tidak nyaman dengan tulisan ini, dimohon untuk tidak melanjutkan membaca. Terimakasih banyak.

.
.
.

//WANT TO BE//
.
.
.

Spedometer dengan garis menyentuh angka 80 km/jam menunjukkan pengemudinya terus membelah jalanan Seoul dengan sedikit memburu.  Penumpang di sebelahnya terus memeluk kelinci merah mudanya erat, menggumam tak jelas.

Penyebabnya berawal pada pagi buta dimana suhu sedang cukup dingin untuk musim panas, diributkan dengan sesosok kelinci merah muda yang menghalangi seseorang memeluk istrinya.

"Hyungie stopp!! asdfghjkl!!!" Moncong mobil berhenti tepat pada garis marka saat lampu berubah merah. Penumpangnya memejamkan mata.

"Jangan menangis....."

"Kookie akan jadi katak?" Jungkook mengintip dari sela matanya yang terbuka. Taehyung tersenyum mengejek setengah kesal.

"Hyungie, maaf...."

"Sudahlah, toh ngebut atau tidak tetap terlambat." Jungkook menunduk, ia adalah biang keterlambatan Taehyung. Jisoo tetap santai karena tugasnya bergantian jaga dengan Jimin di rumah sakit.

"Maaf Hyungie... Kookie janji ketuk pintu dulu..." Jungkook menyesal, ia tadi pagi masuk begitu saja karena terbangun tiba-tiba dan takut karena sendirian. Dengan keberanian yang ada ia memilih keluar kamar membawa Cooky -boneka kelinci merah mudanya- berlari menaiki tangga dan masuk ke pintu pertama yang ia temui -pintu kamar Taehyung dan Jisoo- lalu tanpa mengetuk pintu seperti peraturan yang telah disepakati, Jungkook masuk begitu saja.

Melihat bagian tengahnya kosong, Jungkook dengan hati-hati menaiki ranjang dan menyelinap di tengahnya. Jisoo yang menyadarinya membiarkan pemuda itu melakukan apa yang ia mau. Berakhir dengan Jisoo yang menepuk-nepuk pelan punggungnya agar kembali tidur, membiarkan Cooky tidur membelakanginya menghadap Taehyung.

"Kali ini kumaafkan. Lain kali tak ada ampun untukmu, Oke?" Jungkook mengangguk, "Katanya ingin jadi laki-laki dan pemberani..."

"Eung, Kookie ingin jadi pemberani seperti hyungie. Kookie tidak suka Hunnie." Tekatnya yang masih menyimpan dendam pada Sehun.

"Hahaha.. Jadi kau ingin bersaing dengan Sehun? Kudengar dia pangeran sekolah serba bisa." Jungkook memberengut. Ini salah satu alasan mereka terlambat. Taehyung terus menggodanya karena permintaan tiba-tibanya.

"Kookie bisa! Hyungie harus bantu Kookie!" Taehyung tersenyum miring setengah mengejek yang jelas tak luput dari pandangan Jungkook.

"Kenapa harus? Sehun itu tampan dan tinggi, cocok dengan Lisa. Lagipula katamu ingin jadi laki-laki, tapi masih memeluk Cooky dan membawa peralatan main bersamamu."

"Kookie marah dengan hyungie!" Taehyung tertawa, mudah sekali membuat si kelinci ini marah. Jungkook semakin mendekap erat Cooky-nya dan memalingkan wajah melihat jalanan diluar dengan leher memerah.

THE BROKEN GLASSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang