11. MÈRE - AMOUR OU HAINE

453 72 54
                                    

Warning : [18+]
Substance, sexual violence (implied), crimes, harsh word.

Semua yang ada di buku ini hanyalah Distopia, dengan mengambil latar tempat utama di kehidupan nyata yaitu Seoul dan hanya meminjam visualisasi dari beberapa member grup idola untuk memudahkan pembaca. Untuk Karakter, sifat dan watak tokoh, tempat dan kejadian semua murni pemikiran penulis. Tidak ada maksud untuk merusak citra atau pribadi orang lain maupun suatu tempat. Penulis hanya membuat cerita berdasarkan riset singkat dan dangkal dengan bumbu khayalan dan imajinasi jadi dimohon untuk tidak menelan mentah apa yang tersaji di keseluruhan cerita ini.

Jika kamu merasa terganggu atau tidak nyaman dengan tulisan ini, dimohon untuk tidak melanjutkan membaca. Terimakasih banyak.

.
.
.

//MOTHER - LOVE OR HATE//

.
.
.

Rok sepanjang lutut dengan motif bunga kecil diremas kuat, wajahnya tertunduk tak ingin memandang orang di depannya.

"Angkat wajahmu."

Tak ada paksaan dalam nada bicaranya. Tapi dirinya tahu jika itu adalah perintah mutlak. Meski enggan, wajah cantiknya terangkat menatap dengan banyak emosi di manik coklat indah itu.

"Bagus. Aku tak suka mengulang sesuatu tapi kau membuatku mengulang banyak hal. Ke mana pergimu selama empat tahun ini?"

Bibirnya terkatup rapat, giginya bergemeletak didalam-Nya, rahangnya mengeras tanda menahan emosi.

"Tak ingin menjawab? Aku membelimu dari rumah yang ibumu kelola agar kau tak menjadi jalang murahan. Tapi apa yang aku dapat ini? Kau kabur ke daerah kumuh seperti ini."

Matanya mulai memburam tertutup air mata yang tertahan. Hatinya sakit, tapi ia tak bisa berucap barang sepatah kata pun. Atau semua rahasianya selama empat tahun ini akan terbongkar begitu saja.

"Kau menyembunyikan sesuatu." Ucapnya sembari menyalakan cerutu mahal diulurkan oleh asistennya yang setia berdiri di sampingnya, "Kembalilah dan kau akan hidup nyaman. Hanya perlu membuka rokmu dan uang di rekeningmu akan menggembung."

"Ingat ini, apa pun yang kau sembunyikan, cepat atau lambat akan aku ketahui. Camkan itu." Setelan jasnya dirapikan sang asisten begitu dirinya beranjak berdiri, berjalan menjauh meninggalkan wanita yang terus bungkam itu di taman seorang diri.

"Tak akan aku biarkan kau menemukannya. Ia tak boleh tahu jika ayahnya orang brengsek." Ia berucap untuk dirinya sendiri, tangannya masih meremas roknya hingga buku jarinya memutih. Matanya sudah memerah mengancam akan menumpahkan air mata tak lama lagi.

Dadanya mengembang karena tarikan nafas yang begitu dalam dari pemiliknya, lalu hembusan berat ia keluarkan, mencoba menenangkan diri sebelum pulang ke rumah.

"Masak apa ya?" Uang di saku rok dikeluarkan, senyum miris muncul sekilas di bibir cantiknya, "Sepertinya hanya bisa membeli mi dan sayur sisa."

"Eomma pulang?!" Pelukan dari tubuh kecil yang tadi bersembunyi di balik pintu lapuk menjadi sambutan yang ia sukai selama 4 tahun ini.

"Iya, lihat apa yang eomma bawa~ malam ini makan mi goreng lagi ya?"

"Eung, masakan eomma selalu enak, Kookie suka!"

"Kalau begitu Kookie main dulu di kamar ya? Eomma masakkan mie-nya dulu." Setelah mengangguk, dengan kaki-kaki kecilnya ia lari masuk ke dalam kamar satu-satunya rumah itu.

THE BROKEN GLASSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang