6. WAY BACK HOME

522 90 23
                                    

Warning : [18+]
Substance, sexual violence (implied), crimes, harsh word.

Semua yang ada di buku ini hanyalah Distopia, dengan mengambil latar tempat utama di kehidupan nyata yaitu Seoul dan hanya meminjam visualisasi dari beberapa member grup idola untuk memudahkan pembaca. Untuk Karakter, sifat dan watak tokoh, tempat dan kejadian semua murni pemikiran penulis. Tidak ada maksud untuk merusak citra atau pribadi orang lain maupun suatu tempat. Penulis hanya membuat cerita berdasarkan riset singkat dan dangkal dengan bumbu khayalan dan imajinasi jadi dimohon untuk tidak menelan mentah apa yang tersaji di keseluruhan cerita ini.

Jika kamu merasa terganggu atau tidak nyaman dengan tulisan ini, dimohon untuk tidak melanjutkan membaca. Terimakasih banyak.

.

.

.

"Maaf saya gagal membawanya tuan." Suaranya menggema di dalam mobil mewah yang di kemudikannya. Perjalanannya kali ini benar-benar sepi dan sendiri.

"...."

"Tapi saya telah mengacaukan apa yang di kerjakannya...."

"...."

"Ya saya juga sudah bertemu dengannya...."

"...."

"Sepertinya kita bisa menggunakan keduanya...."

"...."

"Baik, saya mengerti tuan...." Panggilannya dimatikan sepihak oleh tuannya. Helaan nafas berulang kali di keluarkan.

Pesawatnya batal terbang karena kendala cuaca. Ditengah musim panas, angin bertiup cukup kencang membuat hampir semua penerbangan dibatalkan. Bahkan penerbangan domestik seperti pesawatnya.
Seringai miring tanpa seorangpun melihat tampak muncul di bibir pengemudi mobil dengan lambang bintang tiga arah. Jika bujukan baik-baik tak digubris, bagaimana jika dilempar batu kecil?

...

Mobil dengan kecepatan diatas rata-rata berhenti seketika dan terparkir serampangan. Si pengemudi lantas turun tergesa, segera berlari masuk ke dalam rumah yang sayangnya terkunci. Rambut berantakannya diusak makin kasar. Memberantaki setiap kantung yang ada di pakaian yang dikenakannya. Mencari tergesa dan serampangan, akhirnya kunci dengan bandul alien merah ditemukan di saku dalam mantel yang dikenakannya.
Membuka pintu tak sabar, dirinya disambut dengan ruangan-ruangan gelap dan sepi. Hatinya kalut.
Melangkah pelan dan hati-hati, semakin dalam mulai sayup terdengar suara denting alat makan beradu.

"Oh Oppa.. ingin ikut makan malam?" Manik gelapnya menemukan dua orang anak remaja sedang makan malam dengan sereal (?)

"Dengan sereal?"

"Eung, bahan makanannya habis oppa.." Adiknya mengangguk dan menjawab seusai menelan suapan terakhir serealnya.

"Kenapa tidak beli diluar atau memasak yang lain?" Lisa menatap kakak laki-lakinya dengan sorot mata seolah menanyakan 'Kau serius' pada sang kakak.

"Haha, bersiaplah, kita makan keluar saja. Oh sebentar." Taehyung merogoh saku celananya dan mengeluarkan benda pipih yang baru saja bergetar.

"Kalian segera ganti baju, ikut aku." Taehyung kembali berlari keluar, bersiap mengeluarkan mobilnya kembali. Lisa langsung menyambar dua buah jaket di gantungan mantel. Lisa memang masih mengenakan baju santainya, celana panjang longgar dan kaos lengan pendek warna kuning. Tapi Jungkook sudah memakai piyama kelinci kesukaannya dan kini harus ikut pergi keluar.

THE BROKEN GLASSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang