10. MÈRE - QUESTION OU RÉALITÉ

530 74 16
                                    

Warning: [18+] substance, sexual violence (implied).

Di cerita ini hanya meminjam visualisasi dari beberapa member BTS, Blackpink dan grup lainnya. Untuk Karakter tokoh, tempat dan kejadian semua murni pemikiran penulis. Tidak ada maksud untuk merusak citra atau pribadi orang lain. Penulis hanya membuat cerita berdasarkan riset singkat dan dangkal jadi dimohon untuk tidak menelan mentah apa yang tersaji di keseluruhan cerita ini.

If you find it disturbed, please don't continue reading this book, thank you
.
.
.

//MOTHER - QUESTION OR REALITY//

.
.
.

Empat pasang kaki berbalut sandal rumah berjalan cepat di sepanjang lorong sebuah bangunan besar di pusat kota. Keempatnya mengabaikan tatapan aneh dari orang-orang yang melihat mereka dengan piama tidur, sandal rumah dan wajah berantakan.

"Jimin!!"

"Eoh! Kalian lama sekali!! Bawa Jungkook ke ruang tes darah, kita harus cepat!" Jimin mendorong Jungkook dan Taehyung ke arah ruangan yang dimaksudkan Jimin, acuh dengan aura tak biasa yang menguar diantarai dua pemuda beda usia itu.

"Oh! Ada yang bisa kami bantu? Apakah kalian keluarga Ahn Yena? Mana putra Ahn Yena?" Seorang perawat muncul dari balik pintu ruangan yang keduanya tuju tadi, langsung menanyakan beberapa pertanyaan beruntun yang hanya di jawab anggukan keduanya.

Taehyung langsung saja mendorong kecil punggung Jungkook tanpa berkata apa pun. Keduanya bertukar pandangan sekilas. Jungkook takut dengan tatapan Taehyung. Jungkook gugup setelah melihat isi ruangan yang didatanginya. Jungkook tak paham dengan apa itu yang akan ia lakukan di dalam sana.

"Oh adik ini? Kalau begitu Anda bisa menunggu di sana tuan. Mari dik." Perawat menarik tangan Jungkook, mengarahkan pemuda itu untuk duduk rileks saat ada salah seorang perawat menyiapkan peralatannya.

Sebuah benda runcing mengkilap mengganggu pandangannya saat ujungnya memantulkan cahaya lampu. Bulu romanya seketika berdiri dan bergetar. Apa ia akan ditusuk dengan benda itu? Apa ia akan mati?

Jungkook mundur perlahan, sebisa mungkin tanpa disadari perawat itu. Ia sendiri tak habis pikir mengapa mereka membawanya ke rumah sakit, mendorongnya ke ruangan perawat yang baginya tampak jahat yang entah akan melakukan apa padanya.

"Sebelum ini, kami akan melakukan registrasi terlebih dahulu. Siapa namamu?"

"Ko-kookie..." Jungkook gugup sekali.

"Margamu Kookie?" Alisnya mengkerut dalam, apa itu marga pikirnya.

"Eomma, sama?"

"Ah, Ahn Kookie?" Jungkook menggeleng, "Ju-jungkookie..."

Perawat menulis namanya di sebuah kertas panjang berkotak-kotak yang ia tak paham apa isinya.

"Umurmu?" Jungkook menggeleng, apa itu umur? Apakah sesuatu yang menyakitkan? Sang perawat ikut bingung, raut wajah Jungkook menjelaskan semua, bahwa pemuda itu tak paham apa itu umur.

"Tuan Ahn, bisa saya minta bantuan Anda?" Perawat tadi keluar, menghampiri Taehyung yang duduk manis menunggu keluarnya Jungkook yang mungkin saja sudah menangis. Entah mengapa ia ingin menggoda bocah itu. Tapi dirinya ikut bingung dengan panggilannya, apa perawat itu memanggilnya tadi? Siapa tuan Ahn pikirnya. Lalu dengan polosnya, Taehyung menunjuk dirinya sendiri dan dibalas anggukan.

"Bisa ikut saya masuk sebentar?" Tanpa kata, Taehyung mengikuti perawat tadi masuk ke ruangan yang sama dengan Jungkook.

"Begini, saya memerlukan beberapa data mendasar mengenai putra Anda saudara Ahn Jungkookie untuk registrasi, tuan. Tapi sepertinya saudara Ahn Jungkookie kurang mengerti." Taehyung mengangguk paham.

THE BROKEN GLASSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang