19. NUAGES D'ORAGE

368 63 62
                                    

I'll grant what you wish Hye_kyoSong semoga sesuai ekspektasi kamu hehe
.
.

Warning : [18+]
Substance, sexual violence (implied), crimes, harsh word.

Semua yang ada di buku ini hanyalah Distopia, dengan mengambil latar tempat utama di kehidupan nyata yaitu Seoul dan hanya meminjam visualisasi dari beberapa member grup idola untuk memudahkan pembaca. Untuk Karakter, sifat dan watak tokoh, tempat dan kejadian semua murni pemikiran penulis. Tidak ada maksud untuk merusak citra atau pribadi orang lain maupun suatu tempat. Penulis hanya membuat cerita berdasarkan riset singkat dan dangkal dengan bumbu khayalan dan imajinasi jadi dimohon untuk tidak menelan mentah apa yang tersaji di keseluruhan cerita ini.

Jika kamu merasa terganggu atau tidak nyaman dengan tulisan ini, dimohon untuk tidak melanjutkan membaca. Terimakasih banyak.

.
.
.

//THUNDERCLOUDS//
.
.
.

-14 jam yang lalu-

Lorong rumah sakit mulai lengang saat malam menjelang, orang-orang yang menjaga pasien sudah mulai berkurang. Namun tak menghentikan langkah kaki yang berbalut sepatu hitam mengkilap. Satu tangannya sibuk bermain dengan botol kecil berisi cairan bening, orang-orang yang ia lewati bahkan tak menaruh curiga. Satu tangannya yang menganggur ia simpan di saku celana. Ia terus berjalan santai namun tetap berwibawa.

"Tuan..." seseorang yang lain muncul di sampingnya, menunduk sedikit sebagai tanda hormat.

"Hm, sudah ketemu ruangannya?" Tanyanya tanpa menoleh barang sedikit.

"Sudah dapat yang aku minta?" Tanyanya lagi.

"Sudah tuan."

"Bagus, kita harus memberinya hadiah, bukan?" Pria yang menyusulnya tadi hanya mengangguk, sedikit ngeri karena ia tahu 'hadiah' apa yang tuannya maksud.

.

.

"Mereka tidur?" Tanyanya saat melihat dua penjaga di depan kamar yang mereka tuju tertidur pulas tak menyadari kedatangan mereka.

"Ya sesuai perintah anda, obat tidur di makan malam mereka." Tuannya mengangguk kecil dan melirik CCTV di ujung lorong, "Jejak kita takkan terekam tuan."

Senyum miring tampak muncul di sudut bibirnya. Tangan yang sudah berbalut sarung tangan hitam terulur meraih gagang pintu. Di dalam sana, seorang pria berbadan besar tengah tertidur damai.

"Selamat malam, kurasa tidurmu nyenyak sekali. Karena usahamu di jalan tadi cukup memuaskan, aku akan memberimu hadiah." Ucapnya setelah berdiri tepat di samping ranjang. Seperti telah di komando, asistennya mengulurkan alat suntik kosong. Tangannya yang terbalut sarung tangan hitam meraihnya, dan menusukkannya pada botol kecil yang dibawanya tadi membuat cairan bening itu berpindah tempat.

Beberapa tetes mengalir di sekitar jarum membuat seringainya semakin lebar, "Lanjutkan tidurmu, karena matahari takkan menyambutmu esok pagi. Sampaikan salamku pada-Nya."

Jarumnya menembus selang infus, membuat pria yang terbaring tidur sedikit mengernyit kesakitan. Ia menyuntik pria besar itu tanpa ragu, bahkan wajahnya seolah membeku, tak ada ekspresi disana. Seperti sebuah hal wajar yang ia lakukan, laiknya seorang malaikat maut yang datang tak kenal waktu dan tempat. Tak peduli siapa yang ia renggut nyawanya.

THE BROKEN GLASSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang