23. HELL OR WELL

378 48 39
                                    

Mau bilang makasih lagi yang udah bertahan dan berhasil baca sampai sini hehehe kalo dari pengamatanku kebanyakan menghilang di 5 chapter pertama hahahaha

.

Aku penasaran jadi banget sama alesan kalian bisa baca sampe sini 🤣 but.... i know i won't get any answer.

.

Warning : [18+]
Substance, sexual violence (implied), crimes, harsh word.

Semua yang ada di buku ini hanyalah Distopia, dengan mengambil latar tempat utama di kehidupan nyata yaitu Seoul dan hanya meminjam visualisasi dari beberapa member grup idola untuk memudahkan pembaca. Untuk Karakter, sifat dan watak tokoh, tempat dan kejadian semua murni pemikiran penulis. Tidak ada maksud untuk merusak citra atau pribadi orang lain maupun suatu tempat. Penulis hanya membuat cerita berdasarkan riset singkat dan dangkal dengan bumbu khayalan dan imajinasi jadi dimohon untuk tidak menelan mentah apa yang tersaji di keseluruhan cerita ini.

Jika kamu merasa terganggu atau tidak nyaman dengan tulisan ini, dimohon untuk tidak melanjutkan membaca. Terimakasih banyak.

.
.
.

-Penthouse-

Ruangan dengan nuansa gelap tanpa ada satupun jendela yang mengelilingi kini menjadi saksi bisu untuk seseorang yang sedang menjalani hukumannya. Matanya beberapa kali memejam erat dengan kaki gemetar. Ia memang lemah.

"Buka matamu!" Suara tegas merasuk begitu tajam di indra pendengarannya. Bibirnya menekuk dengan mata perlahan terbuka. Posisinya ini benar-benar tak nyaman, berdiri tegak dengan kedua tangan menahan benda yang paling ingin ia hindari dan seorang pemuda yang lebih tua darinya berdiri tepat di belakangnya. Punggungnya menempel tepat di dada bidang pemuda tinggi itu. Tangannya ditahan dengan satu tangan besar milik pemuda yang membawanya ke rumah besar itu.

"Buka kakimu dengan benar, tegakkan punggung dan luruskan lengan. Fokuskan pandanganmu pada sasaran di depan." Abanya dengan suara tegas. Tak ada rasa ampun ataupun belas kasihan. Tapi ia masih saja takut dengan kalimat 'buka kakimu' karena hal tak menyenangkan yang akan menyambutnya setelah itu.

"Bayangkan saja sasaranmu adalah orang itu. Fokuskan pelurumu pada dada, leher, dan dahi atau kepala bagian manapun."

"Wa-waeyo hy-hyung?" Tanyanya tergugu, baru kemarin ia membunuh seseorang untuk pertama kalinya dalam hidup dan sensasi mengerikannya masih begitu terasa hingga saat ini.

"Menghemat peluru." Jawabnya singkat, "Dan musuhmu langsung bertemu dengan Sang Pencipta."

Mata bulat jernih itu mengerjap cepat. Apa orang yang ditembaknya kemarin telah bertemu Tuhan? Apa ia akan dilaporkan pada Tuhan dan dicap menjadi anak nakal?

"A-aku tidak mau..."

"Jika kau keras kepala begini... akan semakin banyak orang yang harus berkorban untuk melindungimu." Ucapnya santai.

"Hyungie.... hyungie?" Ia menoleh cepat saat Namjoon, pemuda yang masih betah berdiri begitu dekat dengannya itu, selesai bicara. Apa maksud perkataannya itu?

"Aku mengirim orang ke tempat kalian kemarin. Dia tak ada dimana pun." Jelasnya singkat. Malas menjabarkan maksudnya.

"Orang jahat bawa hyungie?" Tanyanya polos membuat Namjoon tertawa renyah.

"Siapa yang kau maksud orang jahat?" Tanyanya setelah berhasil menguasai dirinya lagi.

"Yang kejar-kejar bawa pistol. Hyungie terluka..."

THE BROKEN GLASSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang