Disaat berbelanja di supermarket terdekat, Lan Wangji dibuat kagum sekaligus kesal dengan kemampuan menganalisa Wei Wu Xian. Bayangkan saja, untuk membeli sebotol kecap, Wei Wu Xian harus membandingkan merk 1 dengan merk lainnya dan tentunya yang akan diambil adalah yang termurah, begitu seterusnya hingga suatu hal yang baru Lan Wangji rasakan adalah belanja di supermarket bersama Wei Wu Xian memerlukan waktu seharian hanya untuk se troli belanjaan.
Karena jengah, Lan Wangji akhirnya membuka suara "beli saja, aku yang bayar". Lan Wangji berpikir, Wei Wu Xian mungkin adalah seorang yang pelit.
Wei Wu Xian menautkan alisnya "kau pikir aku seperti ini karena tidak ada uang? Kau lupa aku adalah anak angkat keluarga Jiang? Apa keluarga Jiang itu keluarga susah? Aku hanya memilih karena untuk produk yang sama dengan komposisi yang juga sama tapi harga berbeda, kenapa aku harus ambil yang lebih mahal? Bukankah itu pemborosan?"
Lan Wangji menganggukan kepala mengerti "tapi membuat waktu terbuang"
Wei Wu Xian, "waktu terbuang bila kau memiliki kegiatan lain, tapi faktanya kita sedang kosong kan? Jadi anggap ini sesuatu yang berguna. Kalau kau tidak suka, kedepannya aku bisa belanja sendiri untuk kebutuhan kita diasrama, kau hanya perlu memberikanku uang patungannya"
Lan Wangji mengangguk "baiklah" karena Lan Wangji juga tidak bisa menemani belanja bila cara belanjanya seperti itu, Lan Wangji sangat tidak sabar untuk hal ini.
Wei Wu Xian melotot "baiklah? Kau bilang baiklah? Wey Lan Zhan, dimana-mana kalau seseorang kesal padamu harusnya kau meredakannya, kau harusnya bilang 'aku tidak bermaksud seperti itu' bukan malah bilang 'baiklah'. Astaga Lan Zhan, aku yakini kau tidak pernah menemani kekasihmu belanja".
Lan Wangji menggeleng "untuk apa diredakan? Hak mereka"
Wei Wu Xian mengusap wajah kasar "maksudmu hak mereka untuk kesal? Tapi ya Lan Zhan kalau sikapmu seperti ini, semua orang bisa mati kesal karenamu"
Lan Wangji, "hanya karena belanja kenapa harus mati?"
"Astaga! Aku menyerah padamu Lan Zhan, ya kau benar!" Wei Wu Xian langsung mengambil troli yang didorong Lan Wangji dan membawanya sendiri menuju kasir.
"Sudah selesai?" tanya Lan Wangji yang melihat Wei Wu Xian sudah mengantri di kasir.
"Segini saja kau sudah komplain, tentu saja selesai sebelum kau merusak mood belanjaku lebih buruk dari ini" ucap Wei Wu Xian sambil mengerucutkan bibirnya.
Lan Wangji mengulurkan tangan menjepit bibir Wei Wu Xian "jangan lakukan itu"
Deg
Wei Wu Xian menatap netra keemasan Lan Wangji karena terpana "ke..kenapa?" gugup Wei Wu Xian, seolah amarahnya menguap.
"Pipi tembam. Bibir maju. Seperti bebek" ucap Lan Wangji datar dengan wajah tidak kalah datar.
"WHAAT? Disaat semua orang selalu mengatakan aku menggemaskan dan lucu juga imut bila seperti itu, kau malah mengataiku bebek?" Wei Wu Xian tidak percaya dengan apa yang didengarnya.
Bila muka Lan Wangji tidak datar, Lan Wangji pasti sudah melotot dengan mulut menganga "perlu cermin?". Lan Wangji sebenarnya tidak salah, wajah Wei Wu Xian sekarang masih bengkak hingga terlihat sangat chubby.
"Tidak! Kau! Bayar ini semua, aku tidak mau patungan!" murka Wei Wu Xian langsung pergi meninggalkan Lan Wangji di kasir. Lan Wangji hanya menatap bingung, merasa dirinya tidak memiliki salah apapun lalu kenapa Wei Wu Xian ngamuk.
Sepanjang perjalanan pulang, Wei Wu Xian tetap merajuk pada Lan Wangji.
"Wei Ying?" Lan Wangji memanggil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ugly Duckling (WangXian FanFic)
FanfictionKetika primadona menjadi buruk rupa, bagaimana nasibnya di dunia barunya? *** Nama karakter meminjam tokoh dari "The Grandmaster Of Demonic Cultivation" Lan Wangji Wei Wu Xian Lan Xichen Jiang Wanyin OMEGAVERS OOC BXB - Homophobic menyingkir Modern ...