Wei Wu Xian mengerjapkan matanya dengan lelehan air mata yang terus mengalir di pelupuk matanya.
"Wei Ying" panggil Lan Wangji kembali, raut wajahnya menampilkan bahwa dirinya tengah dilanda kecemasan dan kekhawatiran.
Wei Wu Xian menoleh menatap Lan Wangji dan kembali terisak "Lan Zhan" lirihnya. Lan Wangji mengangkat tubuh Wei Wu Xian yang semula tiduran menjadi duduk di pangkuannya dan memeluk tubuh gemetar itu dengan erat.
"Kenapa hm? Bermimpi buruk?" tanya Lan Wangji dengan kelembutan. Wei Wu Xian terus menangis hingga membasahi piyama sang suami. Lan Wangji yang bingung hanya berusaha mengusap lembut punggung istrinya, membantunya agar tenang dan membiarkan Wei Wu Xian menumpahkan tangisannya.
Wei Wu Xian teralihkan ketika mendengar suara rengekan anaknya dan secepat kilat langsung merengkuh tubuh mungil anaknya "A Yuan" memeluknya dan menciumi kening A Yuan "mama disini nak" isaknya.
Lan Wangji menatap istrinya dengan raut khawatir dan bingung di saat yang bersamaan. Pasalnya Lan Wangji dikejutkan dengan sang istri yang tiba-tiba menangis histeris saat jatuh tertidur siang selagi menunggunya mandi karena ingin ke Rumah Sakit untuk melakukan tes DNA pada A Yuan. Dan saat istrinya berhasil di bangunkan, Wei Wu Xian justru tampak sedih? Menyesal? Perasaan yang membuat hati Lan Wangji ikut tercubit.
Wei Wu Xian yang menyadari kekalutan suaminya segera duduk di pangkuan Lan Wangji kembali sembari merengkuh bayi mereka. Ya, Wei Wu Xian bukan orang yang bodoh yang tidak mengerti mimpinya, tidak! Itu bukan mimpi, itu memori. Wei Wu Xian yakin bahwa itu adalah dirinya di 'dunia' yang lain. Kondisi A Yuan yang menurut ibu panti bahwa tali pusar masih melekat, itu sama percis seperti saat pemuda yang bernama Binghe mengambil alih bayi'nya' dan jangan lupakan ucapan pemuda itu di akhir bahwa dirinya memenuhi permohonannya. Ya! Pemuda itu memberikan bayinya pada orangtuanya sendiri namun di dunia yang berbeda. Walau terdengar konyol dan terlalu mitos namun Wei Wu Xian tidak merasa ragu dengan kesimpulannya.
Lan Wangji mengulurkan tangan untuk menepis air mata yang menetes di pipi Wei Wu Xian "kenapa menangis?" lirihnya yang sudah merasa sedih karena tidak mampu membantu apapun untuk meringankan kesedihan istrinya itu.
Wei Wu Xian menoleh dan menatap wajah Lan Wangji "Lan Zhan" sendunya.
Lan Wangji mengecup kedua mata Wei Wu Xian "maafkan aku"
Wei Wu Xian menggeleng "kenapa meminta maaf? Kau tidak bersalah apapun"
"Aku berjanji membuatmu bahagia dan tidak akan membuatmu menangis karena kesedihan tapi apa sekarang? Maafkan aku karena menjadi suami yang buruk Wei Ying" ucap Lan Wangji penuh penyesalan, bahkan air matanya sudah menetes, hatinya benar-benar sakit karena melihat istri omeganya yang terluka hatinya, sejak dinyatakan sulit memiliki anak, binar kebahagiaan dalam diri Wei Wu Xian mulai meredup dan sejak saat itu Lan Wangji selalu merutuki dirinya sendiri karena tidak dapat berbuat apapun yang dapat meringankankan beban itu selain sebuah pelukan hangat dan cinta tulusnya yang tidak membantu.
Wei Wu Xian mengerti arti dari tatapan sendu suaminya pun segera merengkuh pipi Lan Wangji dengan salah satu tangannya yang bebas "sst Lan Zhan apa yang kau bicarakan? Maafkan aku karena sudah egois hingga membuatmu terluka. Saat itu aku hanya ingin memberikan kebahagiaan yang sempurna untukmu dan saat itu aku berpikir kita memerlukan kehadiran anak untuk melengkapi rumah tangga kita, aku terlalu bodoh sehingga menutup telingaku dari segala ucapan tulusmu dan menutup mata dari segala tindakan karena cintamu bahkan berujung aku menyakitimu begitu dalam, Lan Zhan. Maafkan aku. Jangan pernah berpikir itu lagi ya. Lupakan masa lalu hm? Aku tidak bersedih lagi soal itu sekarang jadi jangan sakiti perasaanmu lagi. Kau adalah suami sempurna untukku Lan Zhan. Aku sangat mencintaimu, Lan Zhan. Bahkan di dunia manapun aku terlahir, aku yakin bahwa aku hanya selalu mencintaimu"
Lan Wangji mencium telapak tangan Wei Wu Xian yang tadi mengusap lembut pipinya "lalu kenapa kau terus menangis? Bahkan dalam tidurmu"
Wei Wu Xian tersenyum dan mengecup sekilas bibir alphanya lalu menyandarkan kepalanya pada dada kokoh Lan Wangji, dirinya mulai bercerita seluruh 'memori' itu. Lan Wangji yang mendengar hanya mampu terdiam seribu bahasa karena bingung harus menjawab apa, dirinya penasaran akan misteri yang terjadi dalam rumah tangganya.
"Begitu Lan Zhan, ah iya, kemarin kau bilang bertabrakan dengan seseorang, apakah dia memiliki semacam tanda di dahinya?" Tanya Wei Wu Xian ketika sudah selesai bercerita bahkan A Yuan sudah kembali tertidur seolah mendapat dongeng.
Lan Wangji menjawab dengan gelengan karena memang sosok pemuda yang ditemuinya tidak memiliki tanda apapun di dahinya.
Alis Wei Wu Xian mengernyit "apakah ada sosok lain? Hmm rasanya aku ingin bertemu dengan Binghe ge dan mempertanyakan segala macam hal yang mengusik pikiranku"
Lan Wangji, "apa aman?"
Wei Wu Xian menggeleng kecil "aku pun tidak tahu, tapi dari apa yang kulihat disana, Binghe ge bukan orang yang harus aku waspadai sepertinya"
Lan Wangji, "padamu tidak"
Wei Wu Xian tertawa kecil "itu sebabnya aku ingin bertanya kenapa dia begitu sensi dengan suami tampanku ini"
Lan Wangji menghela nafas "sudahlah, ayo ke Rumah Sakit"
Wei Wu Xian langsung bangkit dan mengambil tas berisi susu dan popok A Yuan yang sudah disiapkan "ayo"
***
Sampel sudah diambil oleh pihak Rumah Sakit dan kini kedua pasangan suami istri beserta bayi mungilnya hanya tinggal menunggu hasil yang akan keluar 1 x 24 jam.
"Lan Zhan, kau ke kantor saja, aku ingin pergi ke suatu tempat terlebih dahulu" ucap Wei Wu Xian yang masih setia menggendong A Yuan di dekapannya, pasangan itu kini sedang berada di mobil Lan Wangji yang berjalan menuju perusahaan milik keluarga Lan itu.
"Kemana?" sesungguhnya Lan Wangji tidak suka dan khawatir bila Wei Wu Xian pergi tanpa dirinya, sosok omega yang kini menjadi istrinya itu adalah pusat magnet atas sejuta pesona hingga membuatnya sering merasa panas karena api cemburu seolah para manusia yang menatap istrinya itu lupa kalau Wei Wu Xian itu telah menikah, membuatnya geram setengah mati.
Wei Wu Xian tertawa geli dengan ke posesifan suaminya dan jangan lupakan juga bahwa suaminya itu gemar sekali meminum cuka untuk suatu hal yang sepele "ra ha si a" godanya.
Lan Wangji menoleh dan menatap datar omeganya "maka tidak".
"Dan kali ini aku akan membangkang" ucap Wei Wu Xian dengan wajah tak berdosa, masih senang menggoda alphanya itu.
Lan Wangji memejamkan mata dan mengeraskan rahang "Wei Ying" desisnya.
Wei Wu Xian bukannya takut justru menjawab "iya sayang itu namaku" lalu berbicara dengan sang supir "pak Han nanti turunkan aku di pertigaan lampu merah ya"
"Tidak" perintah Lan Wangji dengan tajam.
Pak Han dibuat bingung harus bagaimana.
"Lan Zhan" protes Wei Wu Xian.
Lan Wangji, "tidak tetap tidak"
Wei Wu Xian mencebik "kau ini! Baiklah aku berhenti menggodamu, aku hanya ingin ke pertemuan yang membahas mengenai good parenting , disana juga ada A Cheng kok. Jadi hentikanlah pikiran negatifmu itu sayang, kau bahkan bisa melacakku kemanapun ku pergi"
Lan Wangji membeku.
Wei Wu Xian, "kenapa? Kau bingung kenapa aku tahu? Eish Lan Zhan, kau pikir istrimu ini bodoh kalau kalung yang kau berikan ini ada pelacaknya. Tapi jangan khawatir, aku tidak pernah melepaskannya kok jadi sekarang sudah boleh kan aku ke pertemuan itu?"
Lan Wangji berdeham sebelum mengangguk "ku antar"
"Baiklah karena aku pun tidak bisa menolak bukan?" Wei Wu Xian menggelengkan kepala dengan tingkah suaminya. Sebenarnya sih dirinya merasa senang dengan perlakuan suaminya hanya saja Wei Wu Xian pun terlalu usil untuk menggoda suaminya.
Lan Wangji mengangguk "pintar".
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Ugly Duckling (WangXian FanFic)
FanfictionKetika primadona menjadi buruk rupa, bagaimana nasibnya di dunia barunya? *** Nama karakter meminjam tokoh dari "The Grandmaster Of Demonic Cultivation" Lan Wangji Wei Wu Xian Lan Xichen Jiang Wanyin OMEGAVERS OOC BXB - Homophobic menyingkir Modern ...