Sudah beberapa bulan sejak kejadian Lan Qiren mengetahui berita kehamilan Jiang Cheng. Kini usia kandungan Jiang Cheng sendiri sudah menginjak usia 7 bulan. Dan sampai saat ini, Wei Wu Xian belum juga ada tanda – tanda kehamilan, namun mendapat bahwa cinta Lan Wangji dan keluargannya tidak pernah menyurut, membuat Wei Wu Xian tetap semangat pada akhirnya walau pada mulanya dirinya selalu terlihat sendu memandangi perut Jiang Cheng.
Wei Wu Xian sudah mengecek kondisi kesehatan rahimnya dan ternyata memang ditemukan bahwa akibat alergi fatal yang membuat seluruh tubuhnya bengkak itu rahimnya terkena sedikit pengaruhnya sehingga sulit membuatnya dibuahi karena sel telur yang sulit membentuk sempurna.
Wei Wu Xian sempat terpukul namun akhirnya menyadari bahwa mungkin takdir ingin memberikan hal lain padanya. Walau diliputi rasa sedih yang luar biasa, dibalik itu pun dirinya jadi menyadari betapa dirinya begitu dicintai keluarga dan suaminya. Terus menangisi keadaan tidak akan membuat banyak perubahan selain membuatnya semakin terpuruk dan melupakan cinta yang diterimanya dari sekitarnya.
Kini Wei Wu Xian tengah berada dalam dekapan sang alpha juga suami tercintanya, Lan Wangji. Lan Wangji terus mengelus lembut punggung telanjang Wei Wu Xian, memang itulah kebiasaan mereka setiap mereka sehabis bercinta. Tak pernah sekalipun Lan Wangji merubah kebiasaan memanjakan Wei Wu Xian.
"Lan Zhan" gumam Wei Wu Xian sambil terus menggerakan jari telunjuknya pada dada polos Lan Wangji.
Lan Wangji yang terpejam hanya bergumam tanpa menghentikan usapannya pada punggung Wei Wu Xian.
"Aku tahu bahwa kau sudah mengatakan untuk jangan pernah lagi memikirkan soal anak.." Wei Wu Xian menjeda ucapannya ketika merasakan tubuh Lan Wangji menegang dengan degup jantung yang kencang yang dapat didengarnya karena sedang berada dalam dekapan tubuh kokoh itu.
Wei Wu Xian mengerti bahwa Lan Wangji khawatir dirinya akan terpuruk lagi seperti yang sudah – sudah. Dan dia pun akhirnya mendongak lalu mengecup singkat pipi Lan Wangji "aku tidak sedang bersedih saying. Dengarkan aku dulu, hm?" ucap Wei Wu Xian lembut.
Lan Wangji menunduk untuk dapat menatap manik merah Wei Wu Xian, mencari kebenaran dari sorot mata istrinya. Dan saat dirasakan bahwa benar adanya, maka dirinya langsung menghela nafas lega dan kemudian memeluk tubuh Wei Wu Xian agar semakin erat dalam pelukannya "apa?"
Wei Wu Xian, "walau aku mungkin sulit memberikanmu keturunan dan kau selalu mengatakan tidak ada anak tidak apa tapi aku tahu bahwa kau juga menginginkannya kan, kau tidak bisa membohongiku, Lan Zhan. Aku tahu itu. Aku tidak akan meminta maaf lagi padamu. Tapi aku memiliki solusi lain. Diluar sana, banyak anak yang ditelantarkan orangtuanya, bagaimana bila kita mengadopsi salah satunya, Lan Zhan? Mungkin dengan begini, keinginan kita untuk memiliki buah hati dapat terpenuhi dan akhirnya menyempurnakan hati kita yang masih ada ruang kecil karena menunggu kehadiran anak di rumah tangga kita. Bagaimana menurutmu?"
Lan Wangji diam sesaat lalu akhirnya mengecup kening Wei Wu Xian "ide yang bagus"
Senyum pada bibir Wei Wu Xian merekah, matanya penuh binaran, sungguh Lan Wangji berharap Wei Wu Xian akan selalu ceria seperti ini.
"Benarkah? Jadi itu artinya kau setuju, Lan Zhan? Sungguh? Kau tidak berbohong?" Tanya Wei Wu Xian beruntun dengan sangat antusias, membuat Lan Wangji mencubit kecil hidung Wei Wu Xian karena gemas.
Lan Wangji mengangguk "apapun untukmu"
"Ck, bukan hanya untukku, tapi untuk kita" cebik Wei Wu Xian menyuarakan protesnya.
Lan Wangji terkekeh "iya untuk kita"
Wei Wu Xian mengubah posisi menjadi tengkurap di atas tubuh terlentang Lan Wangji, hingga Lan Wangji leluasa memeluknya seperti bayi besar.
"Kau memang suami terbaik dan sangat sempurna, Lan Zhan. Banyak kata penyesalan yang ingin ku lontarkan karena ketidak sempurnaan diriku tapi kau melarangku mengatakan maaf" gumam Wei Wu Xian.
Lan Wangji mengelus kepala Wei Wu Xian yang kini berada di dadanya "kau sempurna"
Wei Wu Xian, "bohong"
Lan Wangji menggeleng "sebelum bertemu denganmu, hidupku hampa Wei Ying"
Wei Wu Xian mengangkat kepalanya agar dapat menatap Lan Wangji, melihat kesungguhan itu, mengingatkannya akan cerita sang paman perihal sikap dingin dan acuh Lan Wangji sebelum mengenalnya, membuatnya reflek tersenyum dan mencolek hidung mancung Lan Wangji "tentu saja. Hanya aku yang dapat membawa warna pada hidupmu" kekehnya percaya diri.
Lan Wangji tersenyum "jadi jangan berpikir buruk lagi"
Wei Wu Xian mengangguk "hm tidak akan lagi. Baiklah besok kita ke panti asuhan di pusat Gusu, ku dengar disana banyak bayi terlantar yang diserahkan untuk di rawat pemerintah disana. Mungkin kita akan menemukan seorang anak yang mengguggah hati kita, bagaimana?"
Lan Wangji, "hm"
Wei Wu Xian kembali tersenyum "kalau begitu ayo kita tidur, untuk mengisi dayaku yang sudah kau kuras" lalu meletakan kepalanya di dada alphanya dengan nyaman sambil memejamkan matanya.
Lan Wangji mengecup pucuk kepala Wei Wu Xian dan menarik selimut untuk menutupi mereka "selamat tidur, Wei Ying"
Wei Wu Xian, "selamat tidur, Lan Zhan"
***
Kini baik Lan Wangji dan Wei Wu Xian sudah berada di panti asuhan yang semalam dibahas, mereka langsung disambut oleh ibu kepala.
"Selamat datang tuan muda Lan dan nyonya muda Lan" sapa ibu kepala dengan begitu ramah.
Lan Wangji mengangguk sopan dan Wei Wu Xian tersenyum hangat "maaf karena kedatangan kami mendadak".
Ibu kepala yang sudah berusia itu hanya tertawa "ternyata seperti rumor yang beredar bahwa nyonya muda Lan kedua sangatlah menawan, terlebih sifat ramah dan tidak sombongnya, omega yang sempurna untuk tuan muda Lan Wangji" ucap ibu kepala dengan tulus, terlebih melihat sorot memuja dari manik keemasan alpha di depannya pada sosok sang istri.
Wei Wu Xian melirik ke arah tatapan ibu kepala dan berakhir melihat Lan Wangji yang terus menatapnya, membuatnya seketika tertawa kecil "ya, alpha ini memang beruntung memiliki diriku yang sempurna" kekehnya sambil menepuk kecil dada bidang suaminya.
"Kau pun demikian" goda Lan Wangji.
Wei Wu Xian terdiam sesaat sebelum akhirnya merona "cih percaya diri sekali" seolah lupa siapa duluan yang percaya diri.
"Baiklah, kalian memang serasi. Tapi mungkin sekarang sudah waktu yang tepat untuk melihat ke dalam, kebetulan pada jam ini, seluruh bayi sudah waktunya minum susu" ujar sang ibu kepala dengan lembut dan sopan.
Wei Wu Xian mengangguk antusias sambil menoleh melihat Lan Wangji, Wei Wu Xian tiba – tiba dilanda kegugupan. Lan Wangji yang menyadari itu langsung mengeratkan rengkuhan tangan pada pinggang sang omega.
Ibu kepala berjalan lebih dulu dengan perlahan, memastikan juga bahwa pasangan Lan ini tidak tertinggal.
Saat mendekati bangsal bayi. Lan Wangji dan Wei Wu Xian langsung dapat mendengar suara tangis bayi yang bersahut – sahutan. Saat mereka sampai, sekitar 10 bayi berada di bangsal itu.
Wei Wu Xian sejenak merasa sedih karena ketika dirinya begitu menginginkan buah hati kandungnya, disini justru banyak bayi yang tidak memiliki orangtua. Matanya seketika berkaca – kaca. Lan Wangji langsung membalik tubuh Wei Wu Xian untuk dapat dipeluknya sejenak sambil bergumam maaf pada ibu kepala. Ibu kepala itu mengangguk mengerti dan tidak menginterupsi.
"Malangnya mereka, Lan Zhan. Seharusnya mereka berada dalam dekapan ibunya" isak Wei Wu Xian.
Lan Wangji mengusap tubuh bergetar itu "itu sebabnya kita disini, Wei Ying"
"Apa kita bawa pulang semua?" Tanya Wei Wu Xian dengan mata kubil dan hidung merah.
Lan Wangji membeku dan menatap horror omeganya, dirinya ingin memiliki anak, tapi bukan berarti 10 anak dalam serempak juga.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Ugly Duckling (WangXian FanFic)
FanfictionKetika primadona menjadi buruk rupa, bagaimana nasibnya di dunia barunya? *** Nama karakter meminjam tokoh dari "The Grandmaster Of Demonic Cultivation" Lan Wangji Wei Wu Xian Lan Xichen Jiang Wanyin OMEGAVERS OOC BXB - Homophobic menyingkir Modern ...