Secret /'sēcrit/
- Rahasia.
- (n') sesuatu yang disimpan atau dimaksudkan untuk tetap tidak diketahui atau tidak terlihat oleh orang lain..
.
.
.Setengah jam lebih Ardhan masih dalam posisinya, duduk sembari memeluk Fahri. Dengan setia menenangkan pemuda berusia tujuh belas tahun yang tidak lagi berontak, melainkan tenggelam dalam emosinya. Sesekali Fahri akan terdiam lalu tiba-tiba menangis kencang. Lalu Fahri akan berhenti menangis, terdiam sembari menatap kosong ke depan dan kemudian menangis lagi seolah dihantui oleh banyak memori kelam, yang terus menerus menghantamnya di waktu yang bersamaan.
Emosi Fahri benar-benar sedang naik turun sekarang, dan jelas Ardhan tahu apa penyebabnya. Fahri memendam luka dan seluruh emosinya selama bertahun-tahun dan dia menyimpannya sendirian. Perlu waktu untuk Fahri bisa mengeluarkan seluruh emosi yang tertimbun di dalam dirinya.
Karena itu juga, setelah setengah jam berlalu dengan diisi oleh Fahri dengan berbagai emosi yang menguasai dirinya, sekarang Fahri justru terlihat sangat lemah. Mata Fahri sembab dan tubuhnya yang kurus semakin terlihat begitu ringkih di mata Ardhan. Seolah jika dia tidak mendekap Fahri, Fahri akan tersapu oleh angin layaknya debu dan menghilang begitu saja dari pandangannya.
Ardhan tahu, bahwa Fahri memiliki gangguan mental sama sepertinya. Entah seberapa parah, tapi melihat Fahri seperti ini dan dalam keadaan begini, berhasil menampar diri Ardhan.
Sekarang Ardhan semakin tahu bagaimana rasanya ketika orang lain menghadapi sosok dirinya yang begitu berbeda, dan cukup sampai disitu. Ardhan tidak bisa membayangkan lagi bagaimana menyedihkannya dia dimata orang yang melihatnya ketika dirinya menjadi 'berbeda'.
Ardhan mengusap rambut Fahri dengan lembut memberikan kenyamanan pada sosok pemuda yang menurut kebanyakan orang hanyalah tetangganya. Tapi bagi Ardhan, Fahri adalah malaikat tak bersayap yang hadir di hidupnya dan menyelamatkan nyawanya berkali-kali. Malah bukan sebatas karena Fahri berjasa saja, tapi karena Ardhan tahu siapa Fahri, Ardhan tahu seberapa istimewa Fahri. Dan Ardhan tidak bisa memungkiri bahwa dia menyayangi Fahri selayaknya seorang kakak pada adiknya. Tidak ada satu alasan pun yang membuat Ardhan setega itu meninggalkan Fahri ketika keadaan seolah diputarbalikkan.
Mengingat hal tersebut. Rasa bingung kembali memenuhi kepala Ardhan. Jujur saja, Ardhan hanya merasa tidak mengerti kenapa dirinya bisa setegar ini seolah dirinya orang normal yang menolong Fahri dari kubangan berisi luka. Yang Ardhan mengerti hanyalah satu, bahwa dia harus bisa jauh lebih kuat menahan gejolak emosi yang terus menerus menghantam hati dan pikirannya demi agar dirinya bisa menjadi pelindung Fahri sekarang.
Tap!
Tap!
Tap!
Suara langkah kaki beradu dengan lantai terdengar sampai ke telinga Ardhan. Ardhan tampak menolehkan kepalanya ke arah sumber suara.
Betapa terkejutnya Ardhan saat melihat Sang Ayah yang berdiri ditengah pintu yang terbuka lebar sembari menatap ke arahnya tak kalah terkejut. Tidak, Ayah tidak terkejut melihat Ardhan ada di rumah ini. Ayah justru terkejut melihat pemandangan dihadapannya yang luar biasa berantakan.
Barang-barang berceceran di lantai, juga Ardhan yang setia memeluk Fahri. Sosok yang beberapa tahun belakangan ini tidak pernah beliau lihat lagi. Dan sekarang ketika mereka kembali dipertemukan, ketika beliau melihat kembali sosok seorang Fahri, justru dalam keadaan yang hampir sama seperti putranya sendiri saat beberapa tahun silam.
Ayah pun berjalan dengan tergesa menghampiri Ardhan dengan raut panik yang tetap tercetak jelas di wajahnya.
Ayah berjongkok di sisi Ardhan kemudian menyentuh pakaian Ardhan terutama bagian lengan yang dipenuhi oleh bercak darah.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Teachers (✓)
Fanfic(Completed) Local Fanfiction Cast : Yerin, Hoshi & Dokyeom Romance | Friendship | Hurt THE TEACHERS Ini hanya cerita sederhana yang bermula dari seorang guru kimia dari SMAN 17 Cirebon yang merasa penasaran dengan apa penyebab seorang siswa dari kel...