Divano Bagaskara atau yang kerap kali di sapa Vano adalah seorang pria berusia dua puluh sembilan tahun yang memegang jabatan sebagai kepala tata usaha sejak Davi mengajar di sekolah ini. Sebelumnya Vano sempat bekerja di sekolah ini sebagai guru yang mengajar mata pelajaran biologi hingga jabatannya naik menjadi kepala tata usaha dan tidak lagi memfokuskan dirinya untuk mengajar.
Bisa dikatakan sejak saat itu juga Vano sangat jarang keluar dari ruang tata usaha. Kerjaannya saat selesai bekerja ya pulang, dia juga terbiasa membawa makan dari rumah, membuat kopi sendiri bahkan tidur di ruang tata usaha ketika sedang jam istirahat. Bisa dikatakan Vano adalah salah satu tenaga kerja di sekolah ini yang tidak diakui keberadaannya. Bukan karena tidak menghargai kehadiran Vano tapi karena memang Vanonya saja yang jarang muncul ke permukaan sehingga banyak orang yang tidak tahu soal siapa itu kepala tata usaha bernama Vano.
Selain menjadi pria yang hobi menyendiri, Vano juga hanya dekat dengan beberapa guru saja. Salah satunya adalah Ardhan. Entah karena keduanya yang sama-sama gemar menyendiri atau karena hal lain, yang jelas seluruh jajaran guru tahu bahwa dua pria tampan itu cukup akrab. Ardhan sering sekali main ke ruangan Vano hanya untuk mengajak Vano mengobrol santai dan katanya sih bisa tahan sampai berjam-jam meskipun ketika sedang di khalayak umum mereka terlihat seperti orang yang tidak saling mengenal.
"Nanti lo ke sana El..."
Elania menggulirkan bola matanya ke bawah melihat Davi yang berjongkok di bingkai pintu ruang guru seraya menatap ke arah Vano. Sementara Elania sendiri dalam posisi berdiri agak membungkuk.
Ya, Davi dan Elania memang sedang sibuk mengamati Vano secara diam-diam dari ruang guru. Vano yang sekarang tengah sibuk membuka kuncian pintu ruang tata usaha. Letaknya sendiri berada di sisi kiri ruang guru, kurang lebih berjarak sepuluh meter.
"...terus lo rayu deh si Mas Vano. Lo kan ahli tuh masalah begituan bahkan Mas Ardhan aja kan sering kemakan sama rayuan lo"
Elania membuka mulutnya berniat membalas perkataan Davi sebelum Davi lebih dulu membuka suara melanjutkan perkataannya tadi.
"Terus nih Mas Vano sama Mas Ardhan itu kan sebelas dua belas sifatnya, jadi rayuan lo pasti bisa buat Mas Vano masuk ke dalam perangkap, dan lo bisa dapetin apa yang lo mau" kemudian Davi tertawa puas sekali seperti iblis yang merasa bangga dengan strategi jahatnya.
"Drama" jawab Elania sinis.
Davi mendongakkan kepalanya menatap si wanita bertopi hitam yang terlihat tidak menyukai idenya, "Yeh, ini tuh rencana bagus, El"
"Bagus dari mananya sih?! Gue bahkan nggak pernah disenyumin Mas Vano, ya kali gue ketemu dia terus mendadak ngerayu dia, di tendang kali gue"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Teachers (✓)
أدب الهواة(Completed) Local Fanfiction Cast : Yerin, Hoshi & Dokyeom Romance | Friendship | Hurt THE TEACHERS Ini hanya cerita sederhana yang bermula dari seorang guru kimia dari SMAN 17 Cirebon yang merasa penasaran dengan apa penyebab seorang siswa dari kel...