Di pagi yang cerah ini, sudah ada dua guru yang mengisi salah satu meja di ruang guru yang masih masuk kategori sepi. Dua guru itu adalah Elania dan Davi.
Sebenarnya haram hukumnya bagi Davi untuk berangkat pagi-pagi sekali ke sekolah, tapi atas permintaan dari Ardhan yang katanya ingin mendiskusikan lebih lanjut soal misi mereka alhasil Davi menurut saja.
Menurut Ardhan mengobrol di saat pagi-pagi sekali sebelum para guru datang, lebih aman ketimbang menunggu jam pulang sekolah, lagipula Ardhan tidak mau menunggu terlalu lama. Ardhan bertekad untuk membicarakan semuanya sesegera mungkin, ini adalah tekad yang Ardhan cetuskan ketika mereka bertiga terlibat obrolan lewat video call tadi malam, membicarakan langkah awal seperti apa yang harus mereka ambil untuk memulai misi mereka, sampai akhirnya diskusi mereka berakhir nol besar. Ujungnya Davi malah menyanyikan lullaby berharap Ardhan segera mengantuk dan segera tidur saja agar berhenti membicarakan soal misi ini yang membuatnya pusing tujuh keliling. Sialnya, bukannya berhasil membuat Ardhan mengantuk, malah Davi dan Elania yang mengantuk. Akhirnya Ardhan yang kasihan dengan mereka membiarkan mereka terlelap dengan syarat harus berangkat pagi-pagi sekali ke sekolah dan kembali membahas misi mereka.
Davi dan Elania sih iya-iya saja. Tidak juga berjanji karena malas rasanya berangkat pagi-pagi sekali.
Tapi ancaman Ardhan yang meminta uang ganti atas tagihan ketika mereka makan di restoran mewah milik Lyo---jika mereka enggan menyetujui perintah Ardhan---pada akhirnya berhasil membuat Davi juga Elania menyerah.
Davi lebih memilih mengikhlaskan beberapa menit waktu istirahatnya ketimbang mengganti uang Ardhan yang jumlahnya ratusan ribu itu. Sementara Elania sendiri yang sebenarnya terbiasa bangun pagi hanya bisa pasrah merelakan dirinya menunggu angkutan umum di pagi-pagi buta yang umumnya sangat jarang tersedia. Ya, Elania memang terbiasa pulang-pergi menaiki angkutan umum dengan alasan ingin belajar mandiri tidak lagi mengandalkan supir pribadi Ayahnya yang sering mengantar Elania kemana-mana ketika zaman Elania SMP.
Untungnya sudah ada ojek yang menjemputnya---
Iya Davi.
---tentunya setelah Elania menerornya dengan menghubunginya secara terus menerus, Elania hampir mati membeku karena berdiri di pinggir jalan menunggu angkutan umum yang melintas ditemani oleh hawa pagi yang terlampau dingin apalagi saat ada kendaraan besar yang melintas. Wush~ rasanya seperti diterpa angin dari kutub utara.
Pada intinya, lima puluh persen alasan Davi bisa sampai di sekolah sepagi ini karena Elania juga.
Ngomong-ngomong Davi duduk di atas kursinya yang terletak di belakang mejanya sementara Elania duduk di kursi yang terletak di seberang meja Davi.
"Dav"
"Hng?" jawab Davi disela kegiatan mengunyah cokelat batangan yang Davi temukan di mejanya berikut dengan sticky notes merah muda yang berisi tulisan rapi.
Kurang lebih begini isinya :
Selamat pagi Pak Davi ganteng. Cokelatnya di makan ya Pak. Jangan lupa bales DM dari aku @Sisilyagnesia
Ah, iya dan jangan lupakan beberapa coretan tinta berbentuk love hasil karya sendiri, yang menghiasi selembar sticky notes itu. Sudah bisa dipastikan itu pemberian dari salah satu fans Davi. Fans baru sepertinya karena namanya terasa asing bagi Elania.
Sempat diejek oleh Elania dengan mengatakan kalau siswi itu hanya minta akunnya di follow oleh Davi saja. Tapi Davi dengan santainya mengatakan 'nggak apa-apa. Semuanya berawal dari hal kecil kok. Kali aja jodoh gue nih anak'
KAMU SEDANG MEMBACA
The Teachers (✓)
Fiksi Penggemar(Completed) Local Fanfiction Cast : Yerin, Hoshi & Dokyeom Romance | Friendship | Hurt THE TEACHERS Ini hanya cerita sederhana yang bermula dari seorang guru kimia dari SMAN 17 Cirebon yang merasa penasaran dengan apa penyebab seorang siswa dari kel...