O7 - Curhatan Ardhan

120 34 13
                                    

Sekarang, Davi dan Elania ada di dalam sebuah restoran yang letaknya lumayan jauh dari sekolah. Mereka sengaja berkumpul di sini lantaran Ardhan yang meminta, dia bilang ada yang harus dibicarakan dan restoran ini adalah tempat ternyaman untuk membahas hal tersebut. Restoran ini sebenarnya cukup ramai, tapi penataan tiap meja yang sengaja di tata agak berjauhan memberikan kesan luas dan tertutup. Sangat bagus dijadikan tempat untuk mengobrol intim baik bersama sahabat, pasangan maupun keluarga.

Belum lagi fakta bahwa restoran ini mengusung tema garden, membuat suasana terasa lebih segar, bisa membuat kita melupakan sejenak hiruk pikuk kota Cirebon yang padat oleh kendaraan ditambah dengan hawa kota Cirebon yang cenderung panas karena merupakan daerah pesisir pantai.

Beberapa bunga diletakkan disetiap sudut restoran ini menimbulkan aroma semerbak khas bunga yang bercampur bersama aroma makanan yang tersaji di meja para pengunjung,  bahkan di langit-langit restoran ini juga terdapat beberapa pot yang digantung dengan lampu berbentuk daun yang mirip sekali dengan daun merambat yang menjuntai ke bawah, katanya kalau malam tiba daun-daun itu bisa menghasilkan cahaya hijau yang menambah kesan estetik restoran ini. Saking totalitasnya, di salah satu spot restoran juga sengaja dibuat air terjun yang seolah-olah mengalir dari salah satu dinding restoran. Kebetulan spot itu terletak di dekat meja yang Davi dan Elania pilih. Suara air yang mengalir disambut oleh suara instrument musik yang terkesan mendayu-dayu berhasil membuat mereka nyaman dan rileks.

Benar-benar luar biasa.

Sepertinya Elania dan Davi harus mengucapkan terimakasih pada Lyo selaku orang yang mendirikan restoran ini.

Berbicara soal Lyo pastinya tidak lepas dari sosok seorang Ardhan. Ya, ketimbang disebut sebagai pemilik restoran ini agaknya lebih baik Lyo disebut sebagai teman baik Ardhan.

Seingat Davi dan Elania, Lyo adalah kakak kelas Ardhan ketika masih SMA, beliau juga pernah menjabat sebagai ketua OSIS sebelum akhirnya jabatannya diserahkan kepada Ardhan. Ardhan yang saat itu masuk ke dalam kelas akselerasi---sehingga dia yang seharusnya masih berada di kelas satu tapi sudah menginjak kelas dua---kemudian langsung terpilih menjadi ketua OSIS membuat Ardhan pernah berada dititik di mana dia merasa kesulitan. Dan Lyo yang saat itu sudah jauh lebih berpengalaman mengajarkan banyak hal pada Ardhan juga membantu Ardhan apabila Ardhan membutuhkan bantuannya, dimulai dari hal sederhana itulah akhirnya mereka menjadi dekat satu sama lain.

Oleh karena itu juga Elania dan Davi bisa akrab dengan Lyo. Sudah menjadi hukum alam---ah ralat, maksudnya hukum persahabatan mereka, bahwa siapapun yang akrab dengan Ardhan pasti akan akrab juga dengan Elania dan Davi, agak berbeda kasus jika Ardhan ada di posisi Elania dan Davi saat ini. Ardhan belum tentu tahu siapa-siapa saja orang yang akrab dengan Elania dan Davi. Sedikit curang memang, tapi faktanya memang karena Ardhannya saja yang kurang tertarik dengan lingkup pertemanan dua sahabatnya. 

Elania menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi kemudian menyandarkan pelipis kirinya pada kaca jendela---posisinya yang memilih kursi dekat jendela membuat Elania bisa dengan mudah mendapatkan posisi ternyamannya---sementara tangannya sibuk mengusap-usap layar ponselnya mencari sesuatu yang menarik dari sosial medianya ketimbang memperhatikan Davi yang sibuk meniup secangkir kopi yang masih mengepulkan asap itu.

Ah, sial.

Kurang lebih dua kata itulah yang ingin sekali Elania lontarkan mengingat isi sosial medianya tidak lepas dari sosok seorang Davi juga.

Kurang lebih dua kata itulah yang ingin sekali Elania lontarkan mengingat isi sosial medianya tidak lepas dari sosok seorang Davi juga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
The Teachers (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang