34 - Teman Pertama

63 29 5
                                    

Hari ini adalah tepat seminggu Fahri kembali menduduki bangku sekolah. Tepat seminggu pula Fahri merasakan  bagaimana rasanya benar-benar hidup setelah bertahun-tahun dia mati, mati dalam artian tidak bisa merasakan emosi lain selain rasa kesendirian.

Meskipun begitu, bukan berarti pengobatan dari Hansa sudah serta merta membuat Fahri kembali menjadi Fahri yang dulu. Rasa sendiri masih harus dihadapi oleh Fahri. Sebab fakta bahwa sampai detik ini dia belum juga memiliki satu pun teman. Penyebabnya bukan karena Fahri masih dianggap 'aneh' oleh banyak orang. Sebab entah bagaimana caranya anggapan itu lenyap begitu saja, tepatnya saat Fahri untuk pertama kalinya menginjakkan kakinya di sekolah dengan menyeret beberapa sifat lamanya.

Mudah tersenyum dan ramah.

Dua sifat yang sangat bertolak belakang dari sifat sebelumnya yang Fahri tunjukkan itu berhasil membuat kebanyakan orang terkejut. Pun sudah sangat cukup menghilangkan kesan orang-orang akan sosok dirinya yang katanya 'aneh'.

Untuk kali ini, yang menjadi alasan Fahri tidak memiliki teman adalah fakta bahwa Fahri masihlah sependiam dulu. Meskipun dalam beberapa alasan dia tidak segan untuk menjawab pertanyaan yang ditujukan kepadanya. Rasanya bersosialisasi masih menjadi kendala besar dalam hidup Fahri. Yah, wajar saja. Kesendirian yang menjadi makanan sehari-hari Fahri membuat Fahri lupa bagaimana caranya berinteraksi dengan orang lain. Tidak apa, perlahan Fahri akan bisa beradaptasi dengan dunia lamanya dan sesegera mungkin meninggalkan dunia barunya yang dia pijak semenjak kejadian empat tahun lalu. Dunia baru yang membuat Fahri menjadi sosok lain yang bukan jati dirinya.

Yang terpenting, sejak Fahri kembali ke sekolah itu, tidak ada lagi orang yang mem-bully Fahri. Gyo dan kawan-kawannya yang dulunya pernah berurusan dengan Fahri sampai harus rela di skorsing, memilih untuk menjauhi Fahri ketimbang berurusan dengannya dan kemudian menambah masalah baru yang mengancam dirinya lagi. Sebab dia dan kawan-kawannya sadar bahwa mereka sudah menginjak kelas tiga, dan berulah sedikit saja bisa mengancam pendidikan mereka. Bisa-bisa mereka mendapatkan nilai yang jelek, tidak bisa mengikuti ujian, bahkan dikeluarkan dari sekolah, yah kurang lebih begitulah peringatan yang diberikan oleh guru BK. Tentu saja mereka tidak mau mengulang kelas hanya karena satu kesalahan, apalagi hanya karena didasarkan oleh emosi.

Pun sekarang julukan 'adik Bapak Ardhan' di belakang nama Fahri, rasa-rasanya sudah cukup membuat para siswa-siswi lain pun enggan berurusan dengan Fahri, atau lebih tepatnya pada Ardhan---sosok guru killer yang ditakuti oleh anak-anak jurusan IPA bahkan jurusan lain sekalipun.

Karena julukan baru itu juga menjadi alasan lainnya kenapa Fahri tidak memiliki teman. Satu alasan yang sebenarnya diketahui oleh Ardhan bahkan secara terang-terangan Ardhan meminta maaf pada Fahri yang justru dibalas Fahri dengan senyuman tulusnya serta mengatakan pada Ardhan bahwa dia tidak merasa keberatan sama sekali sebab Fahri sudah terlalu terbiasa sendirian. Tidak memiliki teman bukanlah sesuatu yang aneh, mungkin jika Fahri memiliki teman, disitulah akan terasa aneh.

Lagi pula julukan itu tersemat di belakang nama Fahri bukan semata-mata karena Fahri ingin mendapatkan pengaruh positif atau sekedar numpang tenar dan sebagainya, tidak sedikitpun Fahri mengharapkan keuntungan dari eksistensi Ardhan yang berbeda di mata para siswa-siswi SMAN 17 Cirebon. Julukan itu hanyalah sebuah identitas dan bentuk nyata bahwa mulai detik itu juga Fahri memiliki seorang kakak yang menyayanginya, Fahri memiliki keluarga yang benar-benar siap sedia disampingnya. Fahri memiliki satu orang berharga yang menjadi tempatnya untuk pulang. Fahri memiliki satu orang berharga yang menandakan dengan jelas bahwa sejujurnya kesendirian dalam diri Fahri hanya muncul ketika dia di sekolah saja. Selebihnya kata 'sendirian' sudah tidak berlaku lagi di hidup Fahri.

Pun jika akhirnya malah memunculkan dampak negatif. Fahri tidak pernah sedikitpun menyesali hadirnya julukan itu. Julukan yang pada akhirnya membuatnya tidak memiliki teman satupun.

The Teachers (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang