---Seminggu yang lalu---
Seorang pria berseragam putih hitam terlihat menghentikan langkahnya dipinggir lapangan SMAN 17 Cirebon. Dia terlihat sibuk mengamati sekeliling, ke tiap sudut sekolah barunya ini, masih terasa asing rasanya. Ngomong-ngomong memang ini adalah hari pertamanya pindah ke sekolah barunya setelah sebelumnya dia dikeluarkan dari SMA-nya yang lama yang jauh lebih elite dari sekolah barunya ini.
Dia terlihat meremat tali tas ranselnya yang tersampir di salah satu bahunya sebelum akhirnya melangkahkan kakinya menyusuri tiap sudut sekolahnya. Dia tidak memiliki teman satu pun yang bisa diajak mengelilingi sekolah ini, satu-satunya yang memungkinkan untuk menjadi tour guide-nya adalah guru di sekolah ini. Tapi lantaran dirinya yang datang ke sekolah terlampau pagi, wajar rasanya jika sekolah masih sepi dan kemungkinan besar para guru belum tiba di sekolah. Ketimbang menunggu gurunya datang, lebih baik dia memulai berkeliling saja.
Sampai di area belakang sekolah, ia bisa melihat taman yang dikelilingi oleh gedung besar. Sepertinya bukan kelas karena interior design-nya sedikit berbeda. Yang ini lebih mewah dan tertutup seolah menegaskan bahwa tiap ruangan di sana tidak bisa dimasuki secara bebas.
Dia terlihat menghentikan langkahnya tepat di depan ruangan yang diatasnya bertuliskan tempat penyimpanan peralatan olahraga.
Cklek! Cklek!
Terkunci.
Dia terlihat menghela napasnya kecewa lantas berjalan meninggalkan area gedung tersebut meskipun belum benar-benar mendatangi tiap ruangan di sana satu persatu. Menurutnya tidak ada lagi yang menarik perhatiannya.
Dia pun lebih memilih berjalan menuju ruang guru saja. Dia lebih memilih menunggu gurunya di sana dan menunggu beliau mengantarkan dirinya ke kelasnya yang baru.
Dia menghentikan langkahnya tepat di depan pintu bertuliskan Ruang Guru.
Dia terlihat mengulurkan tangannya ke depan lantas membuka pintu ruang guru yang tertutup dengan perlahan.
Kriett~
Bunyi derit terdengar lembut saat dia mendorong pelan pintu itu hingga suara itu menghilang tanpa jejak saat dia dengan sengaja memegang kenop pintu menahan si pintu itu untuk tidak terbuka sempurna. Hanya menyisakan celah sedikit untuk bisa memperhatikan seorang laki-laki berseragam sama sepertinya yang terlihat berdiri di depan meja guru, dia terlihat menolehkan kepalanya ke sekeliling sebelum akhirnya mengambil sesuatu---entah itu apa---dari meja tersebut.
Dia mengangkat satu alisnya melihat siswa itu menatap sebuah benda yang baru dia ambil yang ternyata adalah cincin dengan tatapan berbinarnya lantas memasukkan cincin itu ke dalam sakunya.
Dia pun menutup pintu rapat-rapat kemudian berjalan menjauh dari Ruang Guru.
Tepat tiga puluh detik setelahnya siswa itu berjalan keluar dari ruang guru tanpa menyadari bahwa dari kejauhan siswa baru itu terus menatap punggungnya sembari menyipitkan matanya.
'mencuri?' batinnya disusul oleh senyuman tipisnya.
Menarik.
🏫🏫🏫
Jam pelajaran pertama di mulai. Dia atau mari kita sebut si siswa baru itu terlihat mengikuti langkah seorang wanita berpakaian khas guru yang baru diketahuinya bernama Rima. Tidak, setahunya beliau bukan calon wali kelasnya tapi yang dia tahu Rima mengajar fisika di kelas IPA. Beliau menghentikan langkahnya di depan kelas dua belas IPA-1. Mengetuk pintu sejenak, sebelum akhirnya masuk ke dalam diikuti oleh siswa baru tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Teachers (✓)
Fiksi Penggemar(Completed) Local Fanfiction Cast : Yerin, Hoshi & Dokyeom Romance | Friendship | Hurt THE TEACHERS Ini hanya cerita sederhana yang bermula dari seorang guru kimia dari SMAN 17 Cirebon yang merasa penasaran dengan apa penyebab seorang siswa dari kel...