25 - Trauma

88 27 16
                                    

Hari ini seolah menjadi hari baru untuk ketiga sahabat tersebut.

Dikatakan begitu sebab kali ini mereka berkumpul bertiga lagi. Tanpa usaha menjaga jarak seperti kemarin.

Bukti nyata itu terlihat jelas dari mereka bertiga yang kini berkumpul di area parkiran sekolah sembari menunggu bel masuk selayaknya para siswa-siswi sekolah. Entah pada dasarnya memang Ardhan yang sudah memaafkan Elania atau bagaimana, yang jelas perkataan Ardhan yang katanya sudah memaafkan Elania seolah dibuktikan dengan usaha Ardhan yang terlihat biasa-biasa saja kali ini seolah tidak ada masalah yang terjadi diantara mereka. Elania pun tidak membahas lebih lanjut perihal tersebut dan memilih untuk melupakan apa yang terjadi kemarin dan fokus pada isi pikirannya saja. Tentu saja tidak jauh-jauh dari ancaman Fahri kemarin.

"Permasalahan Fahri menurut gue udah jelas banget sih. Dia ada masalah keluarga dan ekonomi, terus mau nggak mau Fahri harus membiayai kebutuhannya sendiri karena dia hidup sebatang kara. Caranya itu, ya, dia kerja di salah satu toko di pasar... setiap malam" ujar Davi yang duduk di atas jok motornya sembari menatap Elania dan Ardhan yang berada di hadapannya, mereka kompakan menyandarkan pinggang mereka pada kap mobil Ardhan. "Tapi yang bikin gue aneh itu soal info yang lo dapet di sekolah lama Fahri, Mas. Dan juga soal info yang gue dapet dari tetangga Fahri" Davi menghembuskan napasnya keras, "kok nggak sinkron ya?"

Ardhan melipat kedua lengannya di depan dadanya sembari menatap lurus Davi dengan tatapan mata menyipit penuh telisik, mencoba menerka apa jawaban yang tepat atas pertanyaan Davi.

"Keluarga Fahri bangkrut bersamaan sama kepindahan lo Mas. Artinya sejak empat tahun lalu. Tapi kejanggalan di diri Fahri muncul sejak dia kelas dua SMA" lanjut Davi.

"Dia berubah sikap karena Ayahnya masuk penjara, Dav" ujar Ardhan mencoba memberikan pencerahan pada Davi.

Davi menganggukkan kepalanya pelan, "iya sih. Cuma kan aneh Mas. Masa bangkrutnya tahun 2017 terus kasusnya di tahun 2020? Jadi maksud gue tuh, gini... bangkrut, pasti bukan alasan Ayah Fahri bunuh istrinya sendiri. Jaraknya terlalu jauh. Iya kan?"

Ardhan menganggukkan kepalanya pelan membenarkan asumsi Davi. Jarak antara kebangkrutan mereka dan kasus pembunuhan itu cukup jauh, rasa-rasanya juga tidak mungkin karena hal itu Ayah Fahri tega membunuh istrinya sendiri.

Atau jangan-jangan sebenarnya ini bukan kasus pembunuhan?

"Hah!" Ardhan menghela napasnya berat mengundang perhatian Davi. Terlihat jelas Ardhan yang memijat pelipisnya tampak frustasi dengan permasalahan Fahri. Sekalipun enam puluh persen penyebab Fahri berubah sudah terbuka, tapi tetap saja terlampau tidak masuk akal di kepala Ardhan. Seolah cerita dan fajta yang ada tidak saling berhubungan, seperti ada satu hal yang terlewat, dan sepertinya memang jawaban atas pertanyaan Davi lah yang harus dia cari tahu agar semuanya terasa saling berhubungan. "Jujur gue agak ragu sih kalau kasus itu beneran terjadi. Karena... Ya... setau gue, Ayah Fahri baik banget"

Davi menjentikkan jarinya setuju, "nah iya. Gue jadi inget pas zaman dulu. Gue sering banget liat Ayah Fahri main sama Fahri" Davi terdiam selama beberapa saat seperti sibuk memikirkan sesuatu, atau tepatnya cerita Ardhan mengenai informasi yang dia dapatkan di sekolah lama Fahri. Davi mencoba menelisik apa kiranya yang terasa janggal dari informasi itu. Davi membulatkan matanya antusias saat dia mengingat sesuatu, kemudian dia menunjuk Ardhan, "ah, Mas, yang info dari Mas itu yang soal Fahri risih denger teriakan perempuan..." Davi memberi jeda sejenak mencoba mengingatkan Ardhan akan informasi tersebut terlebih dahulu. Begitu mendapatkan satu anggukan pelan dari Ardhan, Davi pun langsung melanjutkan perkataannya,  "Kenapa coba?"

Ardhan mengerutkan keningnya begitu mendapatkan pertanyaan to the point dari Davi.

"Kalau seandainya Fahri sikapnya beda karena Ayahnya masuk penjara, ya, otomatis dia nggak perlu takut sama suara perempuan. Ya, minimal itu takutnya sama polisi lah"

The Teachers (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang