Di pagi cerah dengan sinar matahari yang begitu terik itu, seorang pemuda omega bernama Inui Seishu berjalan menuju tempat bekerjanya. Parasnya begitu indah dengan rambut pirang panjang membuat siapapun yang melihatnya terpana. Luka bakar di dahinya itu begitu menarik perhatian, tetapi tidak membuatnya nampak buruk. Postur tubuhnya yang tidak terlalu tinggi itu membuat Inui terlihat indah.
Namun sifatnya tidak begitu ceria. Ia adalah pemuda bersifat dewasa dengan sifat kepeduliannya yang begitu besar itu semakin membuatnya diidam-idamkan oleh omega maupun alpha, wanita maupun pria.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Nama: Inui Seishu Status: Omega (belum menikah)
Setelah sampai di tempat kerjanya yang berupa bengkel, dia menyapa temannya yang bernama Ryuguji Ken yang biasa dipanggil draken. Rekan sekaligus pemilik bengkel itu.
Lelaki dengan status Alpha Dominan itu tampak mengerikan dengan tato naga di kepalanya. Alpha yang memiliki bengkel besar namun hanya mempekerjakan Inui karena tidak percaya dengan yang lainnya.
Tidak memiliki ketertarikan sama sekali dengan Inui yang memiliki paras cantik. Ia lebih tertarik dengan omega kecilnya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Nama: Ryuguji Ken Status: Alpha (Sudah menikah)
"Hey inui apa kau sudah dengar berita yang sedang hangat dibincangkan?" ucap Draken sebagai pembuka topik di antara keduanya.
"Berita apa?" ucap inui.
"Tentang korban mafia yang sudah banyak ditemukan saat malam hari," ucap Draken.
Inui yang mendengar itu hanya memasang muka datar seolah-olah tidak peduli akan hal yang menjadi sumber topik Draken.
Draken yang merasa bahwa inui tidak mendengarkannya langsung berteriak, "hey apa kau mendengarkanku?!" teriaknya.
Inui pun menjawab dengan suara datarnya "dengar" ucapnya.
"Lalu kenapa kau memasang wajah seperti tidak mendengarkan diriku, aku bisa sakit hati kau tahu??" ucap draken.
"Karena tidak penting. Ayolah, berita itu sudah lama dan hanya muncul kembali. Selama kau tidak berurusan dengan mereka yasudah " ucap Inui.
"Kau benar... Tapi tetap saja itu penting, aku dengar salah satu korbannya adalah orang di komplekmu, kan?" Tapi lagi lagi inui tidak peduli dengan yang diucapkan draken.
"Hey apa kau tidak takut?!"
"Tidak" jawab inui singkat. Ia ingat pernah diberitahu bahwa alpha yang pernah membuatnya terpikat saat ini adalah...
"Kau sungguh menakjubkan Inui. Bagaimana kau bisa tidak takut pada para penjahat itu? Kau adalah omega, kau tau?"
Inui yang mendengar itu pun langsung melihat draken dengan tatapan tajam. "Lalu kenapa jika aku omega? Mereka tidak akan mendekatiku." ucapnya dengan tegas
"Aku mengerti, tapi bagaimanapun kau adalah seorang omega."
Inui menghentikan pekerjaannya, "lalu jika aku omega ada masalah?"
"Ahh! Sudahlah, kau memang tidak bisa dibilangin"
"Ya sudah tidak usah bicara lagi dan cepat perbaiki motor itu sebelum yang punya datang. Aku tidak apa-apa, kau tidak perlu khawatir. Percayalah padaku dan aku akan baik-baik saja, mengerti?" ucap Inui.
"Baiklah" Draken pasrah dengan inui. Ia sudah menganggap Inui seperti adiknya. Tentu saja ia khawatir jika ada sesuatu yang terjadi dengannya.
Tak terasa waktu semakin cepat berlalu. Matahari terik itu mulai menenggelamkan dirinya.
"Jam berapa ini?" Inui sudah lelah bekerja. Ia ingin merebahkan tubuhnya di ranjang miliknya. Lelah sekali tubuhnya.
Ia berpamitan pada Draken yang sedang memainkan ponselnya lalu segera pergi dari situ. Perutnya terasa kosong, meski sudah makan tetapi pekerjaan yang menumpuk itu tetap saja membuatnya lapar lagi.
"Aku lapar."
Dan ajaibnya setelah dia bicara seperti itu, ada tempat makan tapi sudah sepi karena sudah pukul 21.34 yang tentu itu menunjukkan bahwa itu sudah sangat malam. Untung saja tempat itu buka 24 jam. Jadi ia tidak perlu terburu-buru saat memakan makanannya
Piring yang awalnya penuh dengan makanan kini sudah kosong dan ia mulai mengantuk karena kenyang dengan makanan yang baru saja ia makan.
"Sekarang aku mengantuk. Aku harus segera pulang"
Saat dirinya berada di dekat lampu merah, tiba-tiba saja seorang anak kecil mendadak menyebrang dan tepat saat itu juga, terdapat sebuah mobil yang tengah melaju me arah anak itu. Tubuh Inui reflek berlari untuk menyelamatkan anak itu.
Ia memeluk anak itu, dan tubuhnya terguling-guling hingga menabrak sebuah tembok.
"Apa kalian baik-baik saja?!" ucap pemilik mobil yang sempat berhenti. Tetapi jika tanpa Inui ia tetap bisa menabrak anak itu. Pemilik mobil berwarna hitam itu langsung keluar dan menanyakan keadaan keduanya.
Anak itu langsung menangis di pelukan Inui kemungkinan karena terkejut dengan keadaannya. Orang-orang disana langsung mendekat ke arah mereka dan ibu dari anak itu datang dan meminta maaf ke inui juga menawarkan inui untuk ke puskesmas. Tetapi inui menolaknya karena dia takut tidak bisa membayarnya walaupun mungkin akan dibayarkan, tetapi Inui sedikit tidak enak dan pada akhirnya tetap menolak ajakan tersebut.
Ia pun memutuskan untuk pulang tetapi dirinya melupakan bahwa ada perbaikan jalan yang membuatnya harus memutar jalan ke gang sempit di sana tiba-tiba ada seseorang yang memukul kepalanya dari belakang. Inui ingin melihat siapa yang memukulnya tetapi dirinya malah terjatuh dahulu
"Hey! Kubilang hanya bius, bukan memukulnya. Tuan akan marah jika tahu ini!" Inui sedikit mendengar samar-samar suara orang-orang di sana. Kepalanya begitu pusing karena dua kali terbentur.