Bab I: Kematian sang Duchess

211K 14.3K 183
                                    

Di sebuah tanah lapang tepatnya di pusat kerajaan Legion disertai hujan dan petir yang menyambar terdapat ratusan bahkan ribuan orang tampak riuh disertai sumpah serapah terhadap eksekusi sang Duchess

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di sebuah tanah lapang tepatnya di pusat kerajaan Legion disertai hujan dan petir yang menyambar terdapat ratusan bahkan ribuan orang tampak riuh disertai sumpah serapah terhadap eksekusi sang Duchess. Seakan tak perduli akan keadaan cuaca mereka hanya mementingkan eksekusi Duchess Felicia Helge yang dikenal atas kejahatannya yaitu percobaan pembunuhan nyonya Issabel Rufin yaitu selir kesayangan Duke Denzel.

Duchess Felicia putri dari pasangan Marquess Frans dan Marchioness Olivia dari keluarga Helge. Keluarga Helge merupakan kekuatan militer terbesar di pusat kerajaan.

Duchess Felicia yang dulunya mengenakan gaun mahal dan berwarna, tetapi hari ini hanya menggunakan kain putih lusuh. Ia menatap langit yang bahkan mengerti akan ketidakadilan yang ia rasakan. Kemudian beralih menatap manik biru sang suami yang tanpa rasa sedih sedikitpun melihatnya, netra biru yang selama ini ia damba bahkan ia rela menjadi pribadi yang berbeda dari dirinya hanya demi sang suami Denzel Ochto. Sungguh bodoh sang Duchess mementingkan Duke Denzel dan mengabaikan kedua orangtuanya. Hingga akhir hayatnya hanya orang tua nya yg menangis akan hidupnya.

"Duchess Felicia Helge terbukti bersalah atas tuduhan pembunuhan pada selir Issabel Rufin. Maka dari itu ia dijatuhi hukuman mati". Salah satu algojo membaca surat keputusan pengadilan dengan lantang.

Semua yang menonton bersorak senang menonton pertunjukkan tersebut, mereka berpikir salah satu iblis kekaisaran akan dijatuhi hukuman mati.

"Dasar iblis!"

"Dasar penjahat!"

"Untuk apa cantik tapi hati mu busuk seperti iblis!"

"Tidak punya perasaan!"

Teriakan itu tidak ia hiraukan satu-satunya yang paling ia sesali adalah air mata kedua orang tuanya. Disaat semua mencaci, mencemooh, dan melontarkan kata-kata terkutuk padanya hanya orangtua nya lah yang menangis untuknya. Ayahnya Marquess Frans Helge dan ibunya Marchioness Olivia Luz yang menyayanginya dan memanjakannya.

"Hah maafkan aku ayah ibu" pikirnya.

"Apa kata-kata terakhir anda Duchess?" tanya sang algojo dingin.

"JIKA AKU DIBERIKAN KESEMPATAN KEDUA AKU AKAN MEMBALAS KETIDAKADILAN INI! KALIAN AKAN MERASAKAN APA YANG KURASAKAN! PEMBALASAN YANG SETIMPAL ATAS PERBUATAN KALIAN PADAKU!". Duchess Felicia berteriak lantang.

Orang-orang mengejek dan tertawa

"Bagaimana ada kesempatan kedua Duchess?!"

"Anda sudah mulai gila!"

Setelah ucapan tesebut, Duchess Felicia ditempatkan di alat pemenggal yang terbuat dari kayu berbentuk cekung yang diatasnya ada besi yang siap dijatuhkan kapan saja.

BRASSSS!!!!

Besi tersebut turun dengan cepat hingga kepala dan badan sang Duhcess terpisah. Orangtua nya mulai menangis tanpa henti sehingga sang ibu Marchioness Olivia Luz pingsan ditempat dan sang ayah Marquess Frans Helge terduduk lemas di tempatnya.


Cold DuchessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang