Bab XXIX : Rasa?

61.9K 7K 55
                                    

Sesampainya di kediaman Duke Denzel, Duchess segera pergi ke kamarnya untuk membersihkan diri dan akan memulai tugasnya.

"Marrie aku mau gaun warna biru." Ucap Duchess

"Baik Duchess." Jawab Marrie

"Aku ingin memakai tiara saja." Ucap Duchess lagi

"Baik Duchess saya mengerti." Jawab Marrie

Semua disiapkan Marrie dengan telaten. Ia tau selera Duchess sekarang telah berubah, tidak mau terlalu mencolok tapi tetap elegan.

Di ruangan kerja Duke Denzel dan Viscount Edco sedang melakukan percakapan

"Selamat siang Duke." Sapa Viscount Edco sambil membungkukkan badan

"Selamat siang. Bagaimana? Apa yang dilakukannya?" Tanya Duke yang kelihatan penasaran

"Duchess hanya pergi berbelanja ke toko lukis dan toko kain." Jawab Viscount Edco

"Baiklah. Kau boleh pergi." Jawab Duke

"Apa ada lagi yang mau kau laporkan?" Tanya Duke karena melihat Viscount Edco belum beranjak dari tempatnya

"Ya Duke. Sebenarnya hari ini Duchess banyak membantu rakyat. Dan rakyat bahkan mengelukannya melebihi selir Issabel." Jelas Viscount Edco

"Bagaimana bisa? Bukankah selama ini rakyat sangat membencinya." Tanya Duke penasaran
"Banyak kejadian yang terjadi di pasar Duke. Salah satunya ada penyusup yang berani menggunakan pakaian prajurit dan meminta upeti. Setelah saya selidiki mereka hanyalah sekumpulan perampok jalanan." Jelas Viscount Edco

"Baiklah segera bunuh mereka. Berani sekali berbuat kotor di wilayah ku." Titah Duke

"Baik Duke." Jawab Viscount Edco

"Dan jangan lupa besok semua harus hadir di pertemuan pembahasan desa Yerk, jika ada yang tidak datang maka seluruh keluarganya akan dihukum." Titah Duke

"Baik Duke akan saya sampaikan, saya pamit undur diri." Ucap Viscount Edco

Saat keluar ruangan Viscount Edco berpapasan dengan Duchess

"Selamat siang Duchess." Sapa Viscount Edco

"Selamat siang Viscount Edco." Jawab Duchess sembari tersenyum

"Apa ada hal yang penting? Aku melihatmu keluar dari ruang kerja." Tanya Duchess

"Duke hanya memberitahukan beberapa informasi dan peringatan untuk pertemuan besok Duchess." Jelas Viscount Edco

"Baiklah." Ucap Duchess

"Saya permisi Duchess." Ucap Viscount Edco

Duchess mengangguk dan viscount Edco segera meninggalkan Duchess

"Aku hampir lupa dengan pertemuan itu. Untung saja aku bertemu Viscount Edco." Batin Duchess sembari memasuki ruang kerjanya

"Selamat siang Duke." Sapa Duchess dan hanya ditanggapi dengan anggukan

Duchess segera mengerjakan tugasnya yang tak terlalu menumpuk

"Tadi kudengar kau tak ada di istana, Kau pergi kemana? tidak meminta izin dariku." Tanya Duke yang pura-pura tak tau sembari tangannya tetap menulis

"Apa aku tak salah dengar? Anda menanyaiku?" Tanya Duchess

"Jawab saja." Ucap Duke

"Ah suamiku mengkhawatirkanku? Ada apa ini? Dunia sedang tidak baik-baik saja atau anda sedang sakit?" Ucap Duchess sembari berjalan ke arah Duke dan memegang keningnya

"Kau tidak sakit. Suhu tubuhmu sama denganku." Ucap Duchess yang sengaja meledeknya

"Kau..." Ucap Duke menghentikan gerakan menulisnya dan beralih menatap Duchess

"Tak perlu marah sayang. Ketampanan mu jadi hilang. HAHAHA apakah anda lupa apa yg anda katakan padaku?" Tanya Duchess yang membuat Duke terdiam memikirkan ucapan Duchess

"Sepertinya kau memang benar-benar lupa. Aku akan mengingatkanmu." Ucap Duchess

Duchess berdiri dan menirukan gerakan serta ucapan sang Duke "Kau tak perlu izinku. Lakukan lah apapun yang kau mau." Bukan kah begitu?

"Sial aku lupa!" Batin Duke

"Dari raut wajahmu yang tampan ini sepertinya kau benar-benar melupakannya untung aku sebagai istri yang baik mengingatkan mu." Ucap Duchess

"Apa ada lagi yang anda tanyakan? Oh atau suamiku ini hanya membuat alasan agar dapat dekat denganku?" Tanya Duchess menggoda Duke

"Bermimpilah!" Ucap Duke

"Hahaha sepertinya tebakan ku benar semua." Ucap Duchess sembari berjalan kembali ke tempat duduknya

Hening pun terjadi, Duke dan Duchess melanjutkan pekerjaan mereka masing-masing. Disaat Duchess hampir menyelesaikan tugasnya, ia teringat kejadian di pasar tadi

"Duke aku ingin memberitahukan mu sesuatu. Apa aku boleh berbicara?" Tanya Duchess memulai percakapan

Namun tak ditanggapi Duke. Duke mendengarnya namun ia terlalu kesal akibat ulah Duchess tadi

"Kenapa tak menjawab? Apa suaramu menghilang?" Tanya Duchess namun tak ditanggapi Duke

"Baiklah, aku hanya ingin memberitahukan kalau banyak kejadian penipuan dan pemerasaan di pasar. Anda harus lebih sering memeriksa nya." Jelas Duchess

"Maksudmu?" Tanya Duke

"Akhirnya anda berbicara." Ucap Duchess

"Sudah katakan apa maksudmu." Ucap Duke

"Penipu mengaku sebagai pengawal kerajaan dan meminta upeti, Anak yayasan yang sudah berumur 11 tahun diperintahkan berdagang atau bekerja untuk menambah dana." Jelas Duchess

"Bagaimana bisa?Aku tak pernah melakukan pemangkasan dana ke yayasan. Sejak dulu kerajaan selalu mengutamakan dana untuk perlindungan anak." Jelas Duke

"Maka dari itu saya memberitahu anda. Saran saya anda harus lebih sering melakukan pemeriksaan ke lapangan bukan hanya melakukan perang ranjang dan menggangu semua orang." Jawab Duchess yang masih kesal dengan waktu tidurnya yang terganggu

"Kau... Semakin berani saja! Kau harus lebih berhati-hati dalam perkataanmu." Ucap Duke meninggalkan ruangan dengan kesal

"Akhir-akhir ini dia lebih menyebalkan dari sebelum-sebelumnya." Batin Duke

Duchess yang melihat kekesalan Duke merasa puas, ia tersenyum penuh kemenangan. Kalau dulu ia mengganggu Duke dengan menempel padanya dan menuruti perkataannya, kali ini ia melakukan pembalasan dengan menjawab perkataan Duke dengan berani

Cold DuchessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang