Bab II: Bangkit kembali

131K 13.2K 75
                                    

"Eugh" Cahaya matahari menelusup ke ruangan sang Duchess membuatnya terbangun dari tidur pulas nya.

"Dimana aku? Apa aku disurga?"

"Tidak mungkin ini di surga, ini seperti kamar tidurku."

"Apa permintaan ku dikabulkan?"

Batin Duchess dengan banyak pertanyaan yang melintas di kepalanya

Duchess Felicia terbangun di kamar yang sama dan di tempat yang sama, Kediaman Duke Denzel Ochto. Duke yang dikenal dengan kekuatan dalam kekuatan militer, politik, dan perdagangannya. Hal ini dikarenakan kontribusi dari Denzel Ochto anak pertama dari Grand Duke Leonard dan Grand Duchess Viona yang akan menjadi penerus takhta selanjutnya. Dibalik keagungannya dan berita perjodohannya dengan Felicia Helge terdapat skandal kisah cintanya dengan Issabel Ruffin, putri dari Baron Feron Ruffin dari keluarga Ruffin.

"Aw.. kepala ku sakit." Ucapnya pelan

Sambil memijat kepalanya yang terasa sakit, ia melihat kalender yang berada di mejanya.

"Saat ini aku berumur 18 tahun. Dua tahun sebelum pengeksekusian diriku." "Bukankah aku beruntung?"

"Aku tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini. Aku akan membalas ketidakadilan yang dilakukan orang-orang dikehidupan ku sebelumnya."

"Langkah pertama yang harus aku lakukan memperbaiki citra ku di masyarakat."

"Kepala ku masih sakit. Aku ingat saat ini aku baru sadar setelah terjatuh ke kolam karena selir Issabel yang selalu menempel pada Duke Denzel dan tidak memperhatikanku. Terjadi dorong-mendorong antara aku dan selir Issabel. Tapi aku tak melihat Duke sedang memperhatikan kami dan selir Issabel pura-pura terjatuh dan mendapat simpati dari Duke Denzel. Dia memang rubah yang sangat licik."

Batin Duchess setengah melamum memikirkan tindakan bodohnya dulu yang mudah terperangkap tipu daya selir Issabel dengan memancing emosinya.

"Selamat pagi Duchess." sapa pelayannya Marrie

"Selamat pagi Marrie." Balas Duchess dengan senyuman yang indah

"Bagaimana keadaan Duchess? Apakah lebih baik? Saya akan memanggil dokter kerajaan untuk memeriksa keadaan anda." Ucap pelayan Marrie

"Sudah Marrie saya sudah baik-baik saja. Hanya sedikit pusing tidak perlu khawatir." ucap Duchess

"Sudah seminggu sejak kejadian anda tenggelam di danau. Maafkan saya karena tidak menjaga anda dengan baik, saya pantas dihukum." Ucap pelayan Marrie

Marrie pelayan Duchess yang paling setia bahkan disaat terakhir Duchess. Ia rela mengorbankan nyawanya demi menyelamatkan ku dari tuduhan rencana pembunuhan selir Issabel, ia mengatakan bahwa ia yang melakukan itu tanpa sepengetahuanku degan dalih ia membenci selir Issabel yang merebut Duke Denzel dari majikannya. Namun tetap saja keputusan kerajaan itu mutlak.

"Tidak perlu begitu Marrie. Aku juga tidak hati-hati saat itu, jangan menyalahkan dirimu." Ucap Duchess

"Baiklah Duchess. Saya akan memberitahu Duke bahwa anda sudah sadar dan akan meminta Duke untuk mengunjungi anda." Ucap Marrie dengan wajah berbinar dan senyum yang merekah

"Tidak peru Marrie kau taukan bagaimana sikap Duke padaku? percuma saja aku juga sudah membuang kebodohan obsesi ku padanya. Aku sudah tidak memperdulikannya." Ucap Duchess Felicia

"Bagaimana bisa sang Duchess yang selalu menginginkan perhatian Duke sekarang tidak memerlukan hal itu lagi." Batin pelayan Marrie

"Kenapa kau melamun? Sebaiknya kau bantu aku bersiap, aku akan mengerjakan tugasku." Tirtah Duchess

"Baik Duchess." Ucap pelayan Marrie

"Ah ya aku ingin gaunku biasa saja." Ucap Duchess

Marrie terlihat bingung dengan ucapan sang Duchess karena selama ini sang Duchess selalu memakai pakaian yang mahal dan menarik namun Ia tetap melaksanakan tugasnya. Tak menunggu wkatu lama, persiapan pun selesai. Duchess Felicia berjalan keluar kamar diikuti dengan Marrie dan kemudian memasuki ruang kerja yang dulu tak pernah dikunjunginya. Namun di kehidupan ini ia akan merubahnya. Ia mulai membaca dokumen satu persatu dan mulai melakukan tugasnya dengan baik.

Disisi lain selir Issabel seperti biasanya berjalan ke ruang kerja sang Duchess Felicia untuk melaksanakan tugas yang seharusnya dikerjakan sang Duchess atau hanya sekedar menggoda Duke Denzel. Namun saat memasuki ruangan, selir Issabel terkejut melihat Duchess Felicia sudah berada di ruangan dan mengerjakan tugasnya.

"Selamat pagi Duchess." Sapa selir Issabel dengan senyum palsu yang dibuat nya semanis mungkin.

"Selamat pagi Selir Issabel" Balas Duchess Felicia

"Apakah anda sudah baik-baik saja?" Tanya selir Issabel

"Ya. Seperti yang kau lihat." Ucap Duchess Felicia

"Apa yang anda lakukan disini Duchess? Bukankah selama ini anda tidak pernah datang kemari?" Tanya selir Issabel lagi

"Mengerjakan pekerjaan yang seharusnya kulakukan dan memang sebelumnya aku tidak ingin melakukannya namun sekarang aku sadar bahwa aku adalah Duchess kerajaan Legion sudah seharusnya aku mengemban tugas tersebut." Jawab Duchess Felicia mengarahkan attapannya ke arah selir Issabel

"Tapi sebelumnya anda tidak pernah melakukan ini apakah anda yakin Duchess?" Tanya selir Issabel

"Sudahlah Issabel kau tak perlu khawatir. Aku seorang putri dari keluarga Helge. Aku sadar akan tanggung jawabku dan semua juga tau keluarga ku selalu mengajarkan banyak hal tentang kerajaan aku paham akan tugasku seutuhnya. Terima kasih atas perhatian dan kerja kerasmu selama ini dalam membantu menyelesaikan tugas ini, dan sekarang kau boleh beristirahat. Mulai sekarang smapai kedepannya aku akan melakukannya sendiri." Jawab Duchess

"Baik Duchess. Selamat bekerja. Saya izin mengundurkan diri." Ucap selir Issabel dengan senyum palsunya

"Silahkan." Jawab Duchess

Selir Issabel keluar dengan tangan terkepal dan emosi yang membuncah "Bagaimana si bodoh itu bisa berubah? Sadar akan tugas katanya? Hanya akulah yang pantas! Tunggu saja pembalasanku Duchess Felicia."

Cold DuchessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang