Bab IX : Intip

87.3K 9.2K 27
                                    


Duchess Felicia pun meninggalkan ruangan dengan tangan yang digenggam dan emosi yang meluap "Dia benar-benar gila

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Duchess Felicia pun meninggalkan ruangan dengan tangan yang digenggam dan emosi yang meluap "Dia benar-benar gila. Tanganku sakit, cocok sekali julukan dengan sifatnya sama-sama seperti monster." gerutu Duchess dan segera pergi menemui pelayan Marrie

"Marrie tolong obati tanganku." Titah Duchess

"Kenapa dengan tangan Duchess? Memarnya lumayan parah untung tidak sampai berdarah. Siapa yang melakukan ini pada anda? aku akan menghukumnya. Apa Selir Issabel yang melakukannya?" Ucap pelayan Marrie polos

"Hanya satu orang yang bisa melakukan ini padaku dan kau tau siapa itu." Ucap Duchess

"Duke Denzel? Kalau seperti itu, saya tidak berani Duchess. Saya masih ingin hidup dan melayani anda." Ucap Marrie sembari tersenyum kikuk

"Hahaha Marrie kau sangat lucu. Wajah mu berubah seketika." Ucap Duchess

"Duchess saya mohon jangan beritahu ucapan saya tadi pada Duke." Pinta pelayan Marrie

"Baiklah Marrie tenang saja." Ucap Duchess

"Terima kasih Duchess atas kebaikan anda. Sekarang saya akan mengoleskan salep agar memar nya berkurang dan segera pulih." Ucap pelayan Marrie sambil mengoleskan salep ke tangan Duchess dengan hati-hati

Beberapa menit setelah Duchess Felicia meninggalkan ruang kerja, Duke segera keluar dari ruangan tersebut untuk menangkan pikirannya dengan menemui selirnya. Saat sedang berjalan menyusuri lorong untuk menemui Selir Issabel, Duke mendengar tawa Duchess Felicia. Ia sempat terkejut karena ia tau selama ini Duchess hanya menunjukkan kemarahan dan keegoisannya. Karena penasaran ia sedikit mengintip dari celah pintu yang sedikit terbuka
"Apa yang begitu lucu sehingga Duchess yang selalu pemarah itu menjadi tertawa begitu keras" Batin Duke

"Cantik." Batin Duke dengan wajah yang tersenyum

"Apa yang kulakukan, aku memang gila. Aku tidak memujinya aku hanya ingin mengetahui apa yang bisa membuat seseorang sepertinya menjadi tertawa." Batin Duke

Duke kemudian memutuskan untuk tidak perlu melihat hal lainnya lagi. Ia melanjutkan perjalanannya ke kamar Selir Issabel.

"Marrie tutup pintunya. Bahaya jika ada yang mendengar percakapan tadi." Titah Duchess

"Baik Duchess. Maaf atas kelalaian saya. Saya pantas dihukum." Ucap pelayan Marrie

"Idemu bagus juga. Sudah lama aku tidak memberikan hukuman." Ucap Duchess

"Hamba siap menerima hukuman anda." Ucap pelayan Marrie

"Hukuman mu menyiapkan pemandian ku dalam 15 menit." Ucap Duchess

"Hamba tidak salah dengar Duchess? H-hukaman yang anda berikan menyiapkan pemandian?" Tanya pelayan Marrie
"Tidak Marrie, ini memang hukumanmu. Selama ini kau selalu lama dalam menyiapkan pemandianku, bisa-bisa aku ketiduran menungguimu." Ucap Duchess

"Maafkan saya Duchess. Saya merasa semua harus sempurna seperti anda." Ucap pelayan Marrie

"Sisa waktu mu 10 menit." Ucap Duchess mengerjai pelayan Marrie

"Saya segera menyiapkannya Duchess. " Ucap pelayan Marrie seraya berlari kecil.

Cold DuchessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang